Ben mengusap rambut Adinda lembut. "Iya-iya... Gini dong, rajin belajar, biar gue makin sayang, "
Kata-kata Ben cukup membuat Ara kesal. Adinda semakin memprovokasi Ara. "Sayang kan? Ayo ke resto, laper... Pengen makan, yang lain juga udah di sana nunggu kita, "
"Oh ya? Ya udah yuk kesana!"
Adinda dan Ben meninggalkan Ara sendirian untuk pergi ke restoran Ayah. Ingin sekali Ara memaki Adinda, tapi ia sadar kalau ia tak boleh memiliki pencitraan buruk.
(◕ᴥ◕)
Di mobil.
Ben memasangkan sabuk pengaman Adinda terlebih dahulu. "Gimana? Aku berhasil manas-manasin Ara kan?" tanya Ben.
"Berhasil sih... Tapi jangan deket-deket mulu nggak sih! Males aku lihat nya!" kesal Adinda.
"Aku udah selalu berusahalah jauhin dua, Deket kalo emang ada urusan OSIS doang, itupun nggak terlalu seksi. Gue tetap profesional, dianya aja yang selalu deketin gue. Mungkin gue yang terlalu ganteng kalo ya?" tanya Ben sambil bercanda.
Adinda menatap Ben tajam. "Gak usah sok ganteng! Kemarin gue habis di SMS sama cowok!"
"Cowok? Siapa? Maxime? Atau jangan-jangan cowok lain yang mau deketin kamu ya?" tanya Ben yang mendadak posesif.
"Enggak, nawarin jasa persugihan tanpa tumbal, santet dan uang ghaib. Jadi jangan macem-macem ya! Gue simpen WA-nya!" ancam Adinda.
"Ya Allah Din... Tega bener Lo, mau jadi janda muda apa gimana?"
"Aku janda kembang..." Adinda bersenandung.
"Nggak usah janda-jandaan! Gue gak ada rencana jadi duda!"
"Iya-iya, btw kemarin gue dapet hadiah tau nggak?" tanya Adinda bersemangat.
"Apaan? Dari siapa? Dapet apa? Kok bisa?"
"Gue dapet 200 juta tau nggak! Terus gue kepikiran pengen beli mobil, gue lihat dong mobil yang gue pengen, ternyata harganya 225 juta, "
"Terus?"
"Ya nggak gue ambil lah, kan rugi! Masa kurangnya 25 juta? Dia kabarin gue pake SMA. terus gue bales lah..."
"Bales apaan?"
"Gue bales gini, 'Mas/mbak, saya mau beli mobil tapi uangnya kurang, jadi hak saya ambil ya jadikan, sumbangin aja ke Masjid atau panti asuhan' eh tapi nggak di belas dong SMS gue!" Adinda yang menjelaskan hal itu kesal sendiri.
Ben geleng-geleng kepala. "Din... Din... Coba pun tau kalo itu penipuan! Masih aja Lo bales..."
"Eits, tunggu dulu! Setelah beberapa jam gue baru sadar kalo itu penipuan, soalnya dia SMS pake nomor 081, jadi gue bales lagi..."
"Gimana lagi?"
Ad gak takut ya nipu-nipu? Uangnya emang nipu-nipu mas, tapi panasnya api neraka nggak tipu-tipu loh. Kalo udah sampe neraka jangan lupa telfon ya mas, kita VC. Saya penasaran sama suasana neraka kalo lagi nyiksa manusia sejenis mas..."
Ben menahan tawanya, ia tak mengira istrinya bisa seperti itu."Untung gue jadi pelajar Din, kalo jadi penipu terus ketemu Lo mungkin udah bunuh diri aja deh gue, "
"Jangan solimi ya kamu!"
"Kalo pengen mobil bilang gue aja, kalo ada duit nanti kita beli!"
"Beli mobil mah gampang, yang susah dapet SIM-nya. Kalo Tes SIM segampang makan seblak mah dari dulu aja gue minta mobil baru!" jawab Adinda dengan polosnya.
"Hahahaha..."
"Jangan deketin Ara lagi! Jangan macem-macem ya Lo, gue punya nomor tukang santet loh!" ancam Adinda.
"Ampun mbak jago..."
(◕ᴥ◕)
Beberapa hari kemudian
Hari ini adalah jadwal gladi bersih untuk acara perpisahan kelas 12 sekolah Adinda. Dan hanya ada beberapa anak tertentu, anggota OSIS dan juga beberapa guru yang ada di sekolah untuk mengatur persiapan acara.
Kebetulan Ben sengaja mengajak Adinda ke sekolah agar Ara menjaga jarak dari nya. "Lo tunggu di sini aja ya! Gue mau kerja dulu!" pesan Ben.
"Iya, semangat ya kerja nya!"
"Makasih sayang..."
Adinda hanya melihat pekerjaan anak-anak lain dari lantai 2 dan tak sengaja di melihat Amel yang tampak mendapat masalah dengan kakak kelas.
"Aduh! Lo tu jalan nggak lihat-lihat apa? Lihat nih, tinta yang gue bawa tumpah semua dan kena baju gue!" bentak Amel pada salah satu kakak kelas.
"Mel... Tapi kan yang salah kamu, aku juga kena tintanya. Kamu yang nabrak aku!" bela kakak kelas itu.
"Ih dasar ya! Udah salah malah nyalahin orang lain!" sentak Amel.
Adinda memandang Amel. "Mel kenapa Lo teriak-teriak sih? Gila ya? Lagian kan yang salah itu Lo, Lo yang nabrak kakak ini. Dan baju dia kena tinta lebih banyak daripada baku Lo!" jelas Adinda.
Amel menatap kesal kearah Adinda.."Lo itu suka banget sih ikut campur urusan orang lain?!"
"Bukan ikut campur, tapi ingetin Lo! Lo itu salah, kenapa malah salahin kakak ini? Gimana sih pola pikir Lo?" bentak Adinda.
Kakak kelas itu tampak ingin melerai mereka berdua. "Udah dek nggak papa, lagian aku kan udah lulus. Bajunya pasti nggak kepakai lagi kok, "
"Bukan masalah kepakai atau nggak kak, tapi siapa yang bener dan siapa yang salah. Gue heran sama Lo Mel, kenapa selalu lempar kesalahan Lo sama orang lain? Mental Lo gangguan ya?!" tanya Adinda sinis.
Amel tersinggung dengan ucapan Adinda. "Awas aja Lo! Urusan kita belum selesai!" Amel pergi meninggalkan Adinda.
"Gila ya tu anak!" geram Amel.
Kakak kelas itu tampak merasa bersalah pada Adinda. "Maaf ya dek, gara-gara aku, kamu jadi berantem sama Amel, "
"Kenapa sih kak diem aja? Padahal dia itu salah!"
"Enggak papa, itu emang sama-sama salah kita berdua kok. Nggak usah di perpanjang ya, "
"Huh, ya udah deh..."
Kakak kelas itu pergi sambil kembali atasannya yang ketumpahan tinta hitam. "Duh gimana nih? Padahal baju ini mau di pakai adik buat sekolah di sini biar biaya nya nggak mahal!" gumamnya.
"Gila tu si Amel!" geram Adinda.
Beberapa jam kemudian, Ara melihat Adinda yang ada di lantai 2, ia memikirkan sebuah rencana. Ara menyuruh seseorang untuk memberitahukan bahwa Adinda di panggil Ben untuk turun.
Dan sebelum itu, Ara menaruh pelicin lantai di tangga sekolah dengan tujuan agar Adinda terjatuh.
Seorang siswi menghampiri Adinda. "Din... Lo di panggil Ben buat turun ke bawah tuh..."
"Oh ya? Emang kerajaan nya udah selesai?" tanya Adinda.
"Kayaknya sih udah..."
"Oh oke."
Siswi itu pergi ke arah berlawanan dengan Adinda, sedangkan Adinda berjalan menuju tangga untuk segera turun ke lantai 1.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...