Bab 70 Cowok buaya

2.1K 115 0
                                    

"Jelasin apa?" tanya Adinda dengan wajah seolah tak terlihat apapun.

"Ya semaunya kampret!" kesal Dean yang masih stay di bawah ketiak Ben.

"Dia lagi ambyar... Lepasin gih, mati ntar lama-lama..." ujar Adinda cuek.

Ben melepaskan Dean, Dean kesal sendiri dan pergi meninggalkan mereka berdua. "Yang satu suka ketawain orang susah, yang satu lagi nyiksa orang susah. Asli, laknat couple kalian tuh!" kata Dean sambil pergi.

"Ya salah Lo! Peluk-peluk bini orang, cari bini sendi sono!" ketus Ben.

Adinda terkekeh melihat tingkah keduanya, Ben ikut duduk di samping Adinda dan ingin mengatakan sesuatu dengan canggung.

"Kamu..." ucap Adinda dan Ben bersamaan.

Mereka berdua saling memandang. "Lo dulu aja deh... " ujar Adinda canggung.

"Lo duluan aja!"

"Mmm... Maaf, buat yang kemarin-kemarin, " ucap Adinda dengan sedikit lirih dan canggung. Merupakan momen langka untuk Adinda mengucapkan maaf.

Ben terkejut, hadis yang terkenal anti kata 'Maaf' ini bisa merendah dan mengucapkan maaf padanya. "Lo serius?"

"Iya... Maaf kalo kemarin gue berpikiran sempit, harusnya gue nggak sampai ngomong masalah pisah cuma karena hal sepele kayak gini. Gue bakal belajar buat jadi lebih dewasa lagi, tapi tolong Lo sabar ya. karena, jadi dewasa itu nggak secepat matahari terbit gitu aja..."

Ben memegang kedua tangan Adinda dengan lembut. "Gue maafin, gue juga mau minta maaf karena udah buat Lo nangis juga. Gue juga bakalan berusaha buat jadi suami yang baik dan dewasa. Tapi tolong jangan tinggalin gue, please!"

Adinda mengangguk dengan senyuman tipis diwajahnya. Hatinya benar-benar lega setelah mengucapkan kata-kata itu, seolah bebannya yang beton-ton hilang begitu saja.

Adinda menghela nafas panjang. "Haaahhh... Akhirnya selesai juga masalah salah paham ini. Jangan di ulangi ya yang kayak gini, sekali aja cukup..."

"Never..."

Mereka berdua tertawa bersama seolah tak pernah terjadi sesuatu. Menikmati pemandangan tanpa harus mengatakan sesuatu yang menyakiti hati.

"Oh iya... Kok Lo bisa di sini?" tanya Adinda.

Ben menjelaskan dari awas sampai akhir tentang bagaimana ia bisa sampai di sana. "Jadi gitu... Gue juga nggak ngira kenapa Lo ada di sini, padahal awalnya gue ke sini mau istirahat sama cari tau keberadaan Lo. Eh malah udah ketemu sekarang..."

"Lo kenal sama temennya bang Kenan?"

"Iyalah... Dia anak temen Deket ayah, dulu ayah sama papa nya kak Rio itu temenan waktu SMA. Makanya kita juga lumayan deket gitu..."

"Oh... Anyway, kalo di pikir-pikir lucu juga ya. Kita berantem sampe berhari-hari, tapi baikan nya gak perlu sampe 5 menit, "

"Iya juga ya..."

Adinda mencoba mengingat-ingat semuanya. "Awalnya karena salah paham, salah paham karena Ara, Ara jalan sama Lo... Nah, Lo kenapa deket banget sama Ara? Jalan bareng? Beranda bareng? Belain dia? Sampe bentak gue? Lo selingkuh sama dia?" tanya Adinda seperti polisi yang sedang menginterogasi pelaku kasus pembunuhan.

"Eh enggak! Kita itu nyiapin hal-hal di perluin aja, soalnya bentar lagi kan sekolah mau Adain Study Tour, "

"Tapi ya tetep salah! Lo bentak gue Deki dia? Cowok apaan Lo? Suami apaan Lo? Lupa sama istri?"

"Ya Allah, engga Din! Demi apapun enggak!"

Adinda yang semakin mengingatnya malah semakin kesal sendiri. "Ah entahlah, terserah Lo aja deh!" kesal Adinda sambil berjalan pergi.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang