Awalnya Ara hampir tak terbukti, namun tiba-tiba muncul Rahma yang ikut menjadi saksi di pertemuan itu. Dengan kehadiran nya Rahma di situ, menjadi bukti untuk kejahatan Ara.
Amel juga di hadirkan di situ, awalnya posisi Ara masih meragukan, namun setelah kedatangan Rahma, posisi Ara semakin terpojok hingga akhirnya semua terbukti. Semua sudah terbongkar, namun Ada masih saja kekeuh dan tidak mau mengakui kesalahannya.
Tetap saja, kebenaran lebih penting, Ara mendapatkan skors 4 Minggu dan ancaman untuk di laporkan kepada pihak yang berwajib, namun tiba-tiba Amel menghentikan hal itu.
"Maaf Ara, sengaja atau tidak, yang kamu lakukan itu sudah termasuk tindak pidana kamu sebagai perwakilan pihak sekolah harus membawa kamu ke pihak yang berwajib."
Kata-kata Bu Arum membuat Ara gugup gemetar saat ini. Bayang-bayang menjadi tahanan dan ejekan banyak orang membuatnya takut sendirian. Tangan Bu Arum sudah memegang Ara siap membawanya ke keluar.
"Tunggu!'
Suara itu membuat semua mata memandang nya. Amel berdiri dsn melepaskan pegangan Bu Arum dari Ara. "Bu, buka kah jika pihak korban memaafkan semuanya, maka masalah ini bisa di selesai baik-baik Bu?" Tanya Amel to the point.
Bu Arum terkejut dengan pertanyaan Amel. "Maksud kamu apa Mel? Kamu mau Ara nggak di hukum?" Tanya Bu Arum spontan.
"Saya gak peduli pihak sekolah mau kasih dia hukuman apa, tapi jangan bawa dia ke kantor polisi, cukup masalah ini kamu selesaikan dengan cara kekeluargaan saja Bu.
Ara iku terkejut mendengar pernyataan Amel yang seperti itu, ayah Amel sempat ingin membantah, tapi posisinya benar-benar membuat orang bingung.
Satu sisi mereka masih keluarga dekat, satu sisi Ara memang salah. Ayah Amel masih mengikuti alurnya, ia sebagai orang dengan profesi jaksa tak mau asal tuntut orang semaunya sendiri.
"Tapi ini hal yang fatal Mel, gak bisa di selesaikan cuma seperti itu. Ini berkaitan dengan nyawa orang!" Bantah Bu Arum.
Ayah Ben ikut menyela menengahi. "Bu biarkan Amel berbicara, sebagai korban dia juga punya hak untuk bersuara. Semua yang di sini tetap kalah sama yang merasakan semuanya, Mel... Kamu pikirkan baik-baik, hal seperti ini nggak sepele. Kamu yakin semua di selesaikan hanya dengan keluarga saja?" Tanya Ayah Ben.
Amel mengangguk dengan berat hati. "Iya om... Saya selesaikan semua dengan kekeluargaan saja, kalau sekolah bebas memberikan sanksi apa untuk Ara."
Semua orang di dalam ruangan itu menghela napas berat, kesal karena Amel membiarkan begitu saja perbuatan Ara. Tapi para pemegang saham yang lain tak terima, mereka takut kalau Ara juga berani mencelakai anak-anak yang lain. Hal itu pasti akan mencoreng nama baik sekolah.
Setelah mengambil keputusan bersamaan. Ara di haruskan pindah sekolah jika tidak berurusan dengan polisi m ayah Ara benar-benar memohon agar Ara tidak di paksa pindah, tapi suara yang setuju lebih banyak.
"Bapak-bapak tolong tenang! Dari semua suara, saya menyimpulkan, bagaimana jika Ara akan pundak tapi setelah ujian semester nanti. Lagi pula jika pindah sekarang tentu saja akan dulu untuk Ara." Ayah Ben mengusulkan sebuah saran.
Sarah itu di terima cukup baik oleh yang lain. Akhirnya mereka sepakat untuk memindahkan Ara setelah ujian dilakukan. Wajah Ara benar-benar pucat pasi saat ini, ia bingung bagaimana nanti harus menghadapi orang-orang juga ayahnya.
Setelah pertemuan itu selesai, Ara keluar dengan lemas. Ia berjalan seperti orang yang pikirannya kosong dsn tidak fokus, saat ia melihat Amel, ia langsung mengejarnya dan berterima kasih.
(◕ᴥ◕)
Di koridor.
"Mel! Amel..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...