Ben yang melirik sekilas dan melihat Adinda di pinggir lapangan, ia langsung tersenyum simpul dan semangat untuk berlatih basket.
Adinda duduk di tribun dan melihat Ben berlatih, Adinda melihat banyak para gadis-gadis cantik tengah menyemangati Ben. Awalnya Ben diam saja, tapi lama-lama ia semakin jengkel.
"Cih... Ni anak pada nggak ada kerjaan apa!" gumam Adinda kesal.
Adinda masih mendiamkan, tapi lama-lama semakin parah dan tidak berhenti. Karena semakin emosi, Adinda langsung berlari dan mendekati lapangan.
"Ayo semangat sayang! Cepat masukin bola ke ring sayang! Samantha baby! Ayo Ayy, semangat sayang! Terus ayo terus! Kamu bisa kamu bisa!" teriak Adinda dari pinggir lapangan.
Gadis lain ada yang kesal, iri dan insecure karena Adinda memanggil Ben dengan sebutan "sayang" . Sementara Ben semakin semangat untuk latihan karena mendapat support dari Adinda.
(◕ᴥ◕)
Selesai latihan
Ben berjalan menuju tribun dengan keringat yang bercucuran, para siswi-siswi mendekati Ben dan berebut untuk memberikan Ben minum. Ben pasti menolak karena sang pawang sudah pasang tatapan membunuh dari pinggir lapangan.
"Maaf ya gue nggak bisa terima minum ini, nanti pacar gue marah, " tolak Ben.
Seketika hancur hati para siswi-siswi yang mengidolakan Ben. Ben duduk di samping Adinda yang masih menatap para fans Ben dengan tatapan sinis.
"Udah kalo liatinnya, mereka nggak bisa dibandingin sama kamu kali, " ujar Ben.
Adinda masih diam, ia menatap para gadis-gadis itu dengan tajam.
"Udah lah... Siniin minumnya, ambilin!" pinta Ben.
Adinda mengambil sebotol minuman dan membukanya dengan paksa, kekuatan cemburuan nya membuat tangan Adinda lebih kuat, Ben pun geleng-geleng dengan belahan jiwanya ini.
*cup...
Ben mencium telapak tangannya lalu menempelkan nya di pipi Adinda, Adinda terkejut dan langsung menengok. Sedangkan siswi lain langsung pergi dan merasa kehilangan harapan.
"Pengennya cium langsung sih, tapi masih di sekolah... Jadi ntar aja di rumah, " ujar Ben sambil tersenyum manis.
Adinda hanya diam dan memegangi pipinya yang baru saja di cium Ben secara tidak langsung.
"Mau nunggu disini, apa ikut aku ganti baju?" tanya Ben.
"Ikut aja lah... Boring dari tadi di sini!"
"Boring apa cemburu?"
"Cemburu? Idih... Ya boring lah, mana mungkin gue cemburu!"
"Tadi supporter nya semangat banget ya!"
"Iyalah... Biar cepet kelar!"
"Udah-udah! Yuk..."
Adinda mengikuti Ben sampai ke depan ruang ganti, banyak teman-teman Ben yang juga menyusul.
"Mau digantiin nih bajunya?" ledek teman Ben.
"Di halalin dulu kali Ben..."
"Eh... Mau ganti baju bareng?"
"Enak aja! Gue nunggu di luar ya!" kesal Adinda.
"Hahahaha... Iya deh iya..."
Semua teman-teman se-tim Ben sudah masuk, tinggal Ben dan Adinda saja yang di luar.
"Nggak mau masuk?" tanya Ben.
"Idih, cewek apaan gue? Di dalam cowok semua noh...."
"Tadi katanya mau ikut ganti baju?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...