Bab 62 Tampang

2.2K 99 0
                                    

Malam hari

Saat ini Ben sekeluarga sedang makan bersama di ruang makan. Adinda dan Ben hanya sesekali melirik, ataupun melihat dengan tatapan Canggu. Sedangkan Ayah dan Bunda menatap mereka berdua dengan tatapan penuh harapan.

"Kenapa bengong Bun? Makan kah itu nadinya, " ujar Ben memecah keheningan.

"Kapan kalian rencana punya anak?" tanya Bunda to the point.

Ayah sedang mengelap mulutnya dengan tissue, lalu ikut berbicara. "Nggak terlalu awal kalo punya anak sekarang? Kalian kan masih kelas 12, ya emang bisa sih home schooling. Tapi usia Adinda kan belum terlalu matang, kasihan kalo hamil sekarang..."

Uhukk... Uhukkk...

Adinda langsung tersedak mendengar kata-kata kedua mertuanya. Ben spontan mengambilkan nya minum dan menepuk-nepuk punggung Adinda.

"Ayah... Bunda... Mikir apaan sih! Kita belum berencana punya anak! Ben masih pengen kuliah, lulus S2 dan kerja! Ben juga pengen punya haji sendiri, ini apa sih, baru SMA kelas 23 lagi, udah mikir anak!" jawab Ben dengan ekspresi wajah sedikit cemberut.

Bunda menunjukkan sedikit ekspresi kecewanya. "Ya udah sih... Terserah kalian aja deh, tapi ayah sama bunda nunggu terus ya boy!"

Adinda hanya tersenyum canggung di satu sisi dia belum siap menjadi mama muda seperti di toktok. Tapi di sisi lain, ia juga tak ingin mengecewakan mertuanya.

"Bun udah jangan bahas itu lah... Kita masih muda banget loh ini!" banyak Ben dengan sopan.

"Ya bunda kan cuma kasih saran doang boy!"

Ayah mulai berdiri karena telah selesai makan. "Udah bun biarin mereka aja yang urus masalah ini. Semua pasti ada waktunya sendiri kok!"

(◕ᴥ◕)

Beberapa hari kemudian

Waktu terus berlalu. Ben telah menyelesaikan pertandingan dan teamnya mendapatkan posisi juara 1. Saat ini sekolah sedang merayakan kemenangan beberapa cabang olahraga.

Adinda sedang asik meminum es kelapa muda di tangan nya, sedangkan tatapan tajam Diva mengarah ke lorong.

"Ngeliatin apaan sih Div? Melotot mulu, ntar mata Lo jatoh gimana?" gurau Adinda.

"Iya... Jangan melotot, nanti kulitnya jadi ada kerutan! Sayang kan beli skincare mahal-mahal..." sela Naya.

Diva berdecak kesal. "Eh Din... Liat tuh cowok, mesra banget ya sama selingkuhan nya... Pasti asik tuh, di rumah sama istri, di sekolah sama selingkuhan, " ucap Diva memberi kode pada Adinda.

Mata Adinda mengikuti arahan Diva, ia melihat Ara dan Ben yang sedang berjalan sambil tertawa bersama. Entah mengapa hati Adinda merasa panas dan ingin segera menyeret Ara pergi sejauh-jauhnya.

"Itu kan Kak Ben... Kenapa bisa sama Ara? Emang Ara itu wakil ketua OSIS, tapi masa sedekat itu? Kak Ben kan orang nya sudah deket sama cewek..." ujar Naya sambil meminum es jeruk nya.

Adinda menengok dan bertanya pada Naya tentang segalanya. "Ben itu sifatnya kayak gimana sih? Terus pernah ada hubungan sama cewek selain gue nggak? Emang dia sedekat itu sama Ara?" tanya Adinda beruntun.

"Kamu kan yang suka sama Ben terus nge-crushin dia bertahun-tahun, masa kamu gak taunya sih sifat dia selama ini?" Naya bertanya balik.

"Ya mana gue tau... Setau gue Ben itu nyebelin, ngeselin, kayak kulkas, gak ada akhlak, sok perfact, obsesi buat jadi nomor 1, terus apa lagi ya... Oh iya, dia juga bossy!" jawab Adinda terlalu jujur.

My Crush My Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang