Mereka melanjutkan makan sampai habis, tiba di waktunya istirahat, mereka malah sudah kembali ke kelas dengan perut kenyang.
"Makasih udah traktir ya Bu, sering-sering aja, " ujar Adinda.
"Enak banget ngomong nya, kayak nggak ada beban, " cibir Bu Arum.
"Hehe... Kita balik kelas dulu ya Bu, " ucap Adinda.
"Iya, jangan bikin masalah lagi!" peringat Bu Arum.
"Ashiap Bu, " jawab Adinda
Adinda dan Naya pun berjalan pergi kembali ke kelas. Di jalan, mereka bertemu dengan Dean dan Gean yang sudah penuh keringat dan wajah memerah mereka terkena sangatan matahari.
"Enak banget ya sapu-sapu doang, " cibir Dean.
"Enak apanya? Gue aja baru balik dari BK, " kesal Adinda.
"Hah? Kok bisa?"
"Ya bisa lah, ntar aja di kelas gue jelasin, kalian makan dulu sono, " ujar Adinda.
"Oke-oke, "
Adinda dan Naya pun berlalu dan pergi ke kelasnya untuk meredakan kekesalan nya terhadap Amel.
"Nay... Kok gue batu tau ya kalo kita sekelas?" bingung Adinda.
"Ehm... Gue duduknya di pojokan, dan kita jarang ngobrol, " jawab Naya.
"Oh gitu... Lain kali kalo ada yang bully Lo lagi, ngomong ke gue atau ke Lena! Gue sama dia yang bakal atasin, " pinta Adinda.
"Iya Din, makasih buat yang tadi, " ucap Naya.
"Halah gak udah di bahas, gue nggak suka sama modelan nya Amel. Mentang-mentang anak orang kaya aja belagu, " kesal Adinda.
Kayaknya... Adinda belum tau siapa gue? - batin Naya.
"Eh Lo duduknya sama siapa Nay?" tanya Adinda.
"Sendiri, " jawab Naya..
"Lo duduk sama Dean gimana? Di belakang gue, jadi kalo ada apa-apa nanti gue bisa bantu, " tawar Adinda.
"Boleh kalo Dean nya mau, " jawab Naya.
(◕ᴥ◕)
Di kelas.
"Wuaaahh... Heran ya, kelas lain AC nyala, kok kelas kita AC nya mati, " cibir Adinda.
"Aku denger-denger sih, sejak dulu IPA 1 AC nya suka mati dan para guru atau pengurus sekolah males benerinnya, padahal kan kelas kita ini sering ngasih prestasi ke sekolah, " ujar Naya.
"Ya nggak bisa gini lah, kita sekolah sama-sama bayarnya loh! Masa kelas IPA 1 doang yang AC nya mati! Tu uang di kemanain dah!" protes Dean.
"Mengapa gak mencoba... Jujur... " Gean bersenandung.
"Aku mah apa atuh..." Lena bersenandung.
"Kenapa rasanya malah pada konser semua ya, " cibir Adinda.
"Lihat aja gue sebagai bendahara kelas yang baik bakal buat kelas kita punya AC sendiri, kalau kita lulus tarik AC nya, " ucap Adinda dengan percaya diri.
"Iya-in, "
Seorang gadis cantik dan nampak berkelas datang dari luar, ia berjalan menghampiri Adinda. Siapa lagi kalau bukan Arabella, di model sekolah.
"Hai Adinda..." sapa Ara.
"Siapa?" tanya Adinda
"Ara... Ngapain ke sini? Nyariin gue ya?" tanya Dean.
"Aku punya urusan sama Adinda, " jawab Ara lembut.
"Ah di kacang, hahahaha.."
"Ngakak vroh, "
"Siapa sih, kok mukanya nggak asing, " bingung Adinda sambil memandang wajah Ara.
"Aku Ara, masa nggak kenal?" tanya Ara.
"Nggak kenal, cuma sekedar tau, " jawab Adinda jutek.
Yang lain menertawakan jawaban Adinda, sedangkan Ara menahan kesal di hatinya.
"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, " ujar Ara.
"Ngomong ya tinggal ngomong, di sini aja. Lagi males keluar gue, " jawab Adinda.
"Gue minta maaf atas nama Amel, " ujar Ara.
"Amel? Amel siapa lagi sih?" tanya Adinda.
"Tadi... Yang di skors, " jawab Ara.
"Oh di, kenapa?" tanya Adinda.
"Gue minta maaf atas nama dia, tolong Lo maafin dan jelasin ke Bu Arum ya, " pinta Ara.
"Na... Maafin gih, " bujuk Dean.
"Diem Lo Den! Dia yang salah kenapa Lo yang minta maaf? Emang Lo siapa nya dia? Babunya?" tanya Adinda dengan nada mengejek.
Tangan Ara mengepal kesal, namun ia menahannya agar tidak menjadi masalah.
"Na... Aku kakak sepupu Amel. Dia emang anaknya sembrono, tapi dia bukan anak yang jahat kok. Dia udah janji nggak bakal ngelakuin itu lagi, " ujar Ara
"Emang Lo siapa mau jamin dia nggak bakal kayak gitu lagi? Lo Tuhan? Dan Lo pikir... Setelah semua kelakuan dia yang kagak bangsat gitu... Heh bakal maafin dan mikir kalah dia anak baik? Lo cantik Ra, tapi jangan naif dan jangan mau jadi babunya! Kalo emang dia merasa bersalah... Suruh dia ke sini dan minta maaf sama yang bersangkutan!" tegas Adinda.
Keempat temannya Adinda melongo, tak menyangka Adinda yang bendel bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu. Ada benar-benar menahan amarahnya saat ini.
"Jangan mentang-mentang kalian orang kaya... Bisa seenaknya sama kita ya? Mentang-mentang kalian anak IPA juga kalian bisa seenaknya sendiri merendahkan dan menghina IPA 1, kalian semua gak sadar apa? Semua prestasi yang ada di sekolah itu hasil dari kerja keras IPA 1 semua! Gue Adinda! Jangan pernah berharap kalau kalian bisa menindas anak IPA 1!" tegas Adinda.
Ara benar-benar ingin menampar Adinda saat ini, namun tangannya tertahan saat mendengar suara yang ia kenal.
"ADINDA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush My Husband [TAMAT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Adinda Alethenia dijodohkan dengan crush nya sendiri. Ben Cameron adalah ketus OSIS di salah satu sekolah SMA Cemara. Laki-laki dengan ketampanan nya yang sungguh membuat hati para kaum hawa meleleh. Putra tunggal di k...