17. Musuh

1.7K 273 7
                                    

Haiden ama Ken sekarang sedang adu otak.

"Idenn," panggil seseorang yang langsung samperin meja Haiden.

"Runa? Ngapain, tumben datang ke sini," ucap Haiden.

Ken dan Runa beradu tatapan. Mereka berdua adalah musuh bebuyutan dimulai dari SMP sampai sekarang.

Mereka terus bersaing nilai. Walaupun selalu dimenangkan oleh Ken. Runa sampai-sampai mengancam Ken agar dia dapat peringkat satu.

"Hehehe, Iden. Bagaimana kalau nanti kita belajar bareng? Kalau ada soal yang kamu tidak bisa aku bisa ajarin kok, seperti waktu itu."

"Dih sok imut," ucap Ken yang mau muntah melihat Runa yang sengaja imut-imutin suaranya.

"Apa?!" Suara Runa mulai keras.

"Aruna. Alangkah baiknya kau tidak membuat keributan di kelas lain," Ken bangun dari kursinya.

Runa berusaha mengatur emosinya, dan kembali ke Haiden.

"Iden, jadi nanti gimana?" Tanya Runa.

"Eh.. itu," Haiden terlihat berpikir keras, "Oke?" Walaupun sampai akhir dia hanya mengiyakan saja.

Runa berbinar dan tersenyum kemenangan, "Nanti jam 3 datang ya!"

Haiden hanya mengangguk.

Runa kemudian meninggalkan kelasnya.

Ken hela napas berat, "gimana sih ceritanya kau bisa temanan ama dia."

"Entahlah, aku hanya kasian lihat dia sendirian mulu, jadinya ajak ngobrol, mayanlah dapat cewek pinter," ucap Haiden dengan muka tidak ada dosa.

"Aruna kalau dari otak dan fisik memang jadi incaran, tapi kurasa orang sepertinya gampang dimanfaatkan. Tapi kalau dari sifatnya ga dulu deh."

'Bisa bisanya dia ga risih ama sifat Aruna,' batin Ken.

'Bisa bisanya dia ga risih ama sifat Aruna,' batin Ken

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang