88. Hari ke-2 Festival

527 111 1
                                    

Hari ke-2 Festival.

"Apa ada masalah?"

"Butuh bantuan?"

"Baiklah."

Ken terus lari sana sini sejak Festival dimulai. Apalagi mataharinya sekarang begitu terik.

"Ha-Habis ini harus ke aula... Haiden, Enzo... Dan yang lainnya pasti sudah menunggu."

"Ken, akhirnya ketemu juga."

Ken mendengar itu langsung menoleh ke sampingnya.

"Sho-to...?"

Bruk!

----

Ken terbangun di ruangan yang begitu gelap. Hanya ada cahaya lampu kecil.

"Di mana... UKS?"

"Rumah sakit."

"Kiki..?"

"A-Aku harus segera kembali."

"Kau bekerjanya tidak santai sama sekali, ya. Keliling sekolah sejak pagi hari." Saat Ken ingin bangun, Kiki langsung menahannya.

"Kelasku pasti sudah menungguku, aku harus segera kembali."

"Ini–"

"Tidak ada waktu lagi."

"Ini sudah malam!" Ucap Kiki agak keras yang membuat Ken terkejut.

"Hari ke-2 Festival sudah berakhir dari tadi."

"Ka-Kalau begitu aku setidaknya harus minta maaf ke mereka semua!"

"Ken! Kumohon, sekali ini saja. Beristirahatlah sebentar." Ucap Kiki yang terus menahan pergerakan Ken.

"Istirahatlah sejenak... Kau pasti lelah, kan? Jangan terus memaksakan diri seperti ini."

"Semua baik-baik saja. Tadi festivalnya juga berjalan lancar. Tidak perlu khawatir."

"Kau sudah berjuang keras sejak kemarin. Karena itu, sebentar saja istirahatlah."

"...." Kiki memeluk Ken dengan erat.

"Dulu, saat SMP. Saat aku merasa kehilangan seperti itu, kau yang menghiburku. Sekali ini saja, aku juga ingin berguna untukmu."

"Jika ingin menangis... Menangislah, tidak perlu ditahan. Itukan ucapanmu dulu?" Kiki suaranya juga mulai serak.

Kiki bisa merasakan baju di bagian bahunya mulai basah.

"Maaf, seharusnya saat ada waktu senggang aku juga membantumu. Seharusnya aku tidak membiarkanmu mengurus acara ini sendiri."

"Ja-Jangan malah minta maaf. Ini sama sekali bukan salahmu... Ini karena aku terlalu lemah." Ucap Ken.

"Aku tidak akan setuju dengan perkataanmu. Yang kudengar Ken sama sekali tidak lemah. Mulai sekarang, jika kau membutuhkan seseorang, aku akan selalu ada."

"Sepanjang acara, Kei datang untuk menggantikanmu."

Kiki akhirnya melepaskan pelukan itu.

"Apa kau tau? Sepanjang acara tidak hanya Kei yang membantu." Kiki menunjukkan sebuah tablet dan membuka dokumentasi Festival itu.

"Apa kau sadar? Ini bukan salahmu. Karenamu mereka juga berkumpul dan bekerja sama."

"Saling membantu, kan? Sekali-kali tidak apa jika kau yang dibantu."

"Besok serahkan saja pada kami. Aku juga orang yang sudah kau bantu. Kau besok dilarang masuk sekolah, istirahatlah."

"...Maaf merepotkan kalian. Untuk hari terakhir Festival... Mohon bantuannya, mengerjakan pekerjaanku juga."

"Ya, serahkan saja pada kami."

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang