32. Tukiem

1.3K 216 4
                                    

TUKIEM POV ON

Dulu, ada saat gimana aku merasa kehilangan banyak hal.

Sosok yang paling kusayangi,

Kesempatan, kemampuan, kepercayaan diri.

Aku kehilangan hal-hal yang dianggap penting dalam hidupku.

Dan terus dihantui rasa bersalah.

Lalu di suatu hari..

Di mana di saat anak kelas 2 SMP mulai wajib mengikuti ekstrakulikuler.

Aku mengikuti ekstra musik. Kemampuanku diakui oleh anggota yang lain sehingga aku ditempatkan di tim inti.

Dan di saat pertengahan aku mengikuti klub musik. Pelatihnya tidak bisa masuk beberapa hari, dan salah satu dari osis, sepertinya dia wakil osis datang untuk mengajari klub musik.

Wakil osis itu seumuran denganku. Aku penasaran dengan kemampuannya sehingga bisa datang melatih klub musik. Dia terlihat seperti orang yang tegas dan jarang ngomong. Dia terlihat seperti mayad, dia tidak berekspresi saat masuk ke ruangan klub musik. Yah bisa dibilang dia agak mirip sama Sho...

Aku tidak bisa menebak apa yang sedang dia pikirkan.

"....Kenichi. Terserah kau mau memanggilku apa. Dan kenapa di ruangan ini tidak ada orang," ucap dia yang memperkenalkan dirinya.

"Beberapa orang bolos, dan banyak yang sakit," ucapku yang deg deg an.

Awalnya kupikir dia orang yang menyebalkan, tapi wakil osis itu dengan sabar mengajariku. Bahkan kurasa skill mengajarnya melebihi pelatih. Dia memperbaiki banyak kesalahanku.

Berkatnya aku lolos di audisi.

Benarkah. Baguslah, begitulah reaksinya saat aku bilang kalau aku lolos di audisinya.

Tapi intonasinya tinggi rendah suaranya berubah sedikit.

Yah, sifatnya benar-benar mirip Sho.

Saat pelatihnya sudah mulai masuk kembali. Dia pastinya berhenti mengajar kami.

Walaupun aku kadang gengsi, tapi setiap pulang sekolah aku memintanya untuk mengajariku.

Makin lama, makin lama. Sepertinya sifat aslinya sudah mulai kelihatan, seperti yang dibicarakan oleh Sho dan Toro.

Biasa aku selalu melihat dia bersama 1 perempuan yang seperti anak TK, aku bertanya ke Sho dan Toro katanya namanya Amu.

Amu itu.. agak sksd yah.

Dan saat di hari di mana akan menjadi hari terbaik di hidupku. Di atas panggung yang harusnya kupijak dan kesempatan mengejar mimpiku.

Dan nyatanya kesempatan itu tidak dapat kugapai.

Tepat sebelum hari H acara, terjadi sebuah kecelakaan.

Aku selamat tapi tidak dengan ibu.

Itu terjadi karena kesalahanku, ibu tidak selamat karena aku.

Kejadian itu terus muncul dalam mimpiku.

Rasa bersalah yang terus menghantui.

Setelah 2 minggu aku kembali masuk sekolah.

"Aku keluar dari klub musik, jadi aku tidak akan merepotkanmu lagi," ucapku begitu ke Ken.

"Maaf, padahal kau sudah mengajariku selama ini,"

aku juga merasa bersalah karena telah membuang waktunya selama ini, sampai akhir aku tidak jadi tampil di atas panggung.

"Aku tidak pernah memikirkan itu, aku malah senang bisa mengajarimu. Tapi sayang sekali, padahal kau memiliki bakat di bidang musik, malah mau berhenti begitu saja," jawab Ken begitu.

"Mending istirahat dulu saja. Untuk sekarang kau memang lagi perlu istirahat."

"Gausah sok ngerti..." Ucapku.

"Jangan sok peduli."

"Maaf... Padahal kau sudah mengajariku sebanyak ini.. tapi akhirnya malah jadi begini..." Aku sekarang benar-benar merasa bersalah dengannya.

Tanpa sadar aku terus meminta maaf padanya.

"Pfft, kau meminta maaf dan nangis seperti ini? Sangat jarang terjadi." Dia malah mengejekku.

"Yah, aku tidak peduli dengan hal itu. Kau mau ikut ekstra apa aku bakal dukung juga," ucap Ken begitu lalu pergi meninggalkan ruang alat musik.

Apa dia benar-benar tidak marah padaku?? Begitulah pikirku

TUKIEM POV OFF

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang