37. masih nostalgia (6)

1.1K 214 1
                                    

3 bulan sudah berlalu. Amu hari ini kembali bersekolah. Ken di sekolah tetap menjaga Amu dari Kiki, menurut Ken dia mulai seperti orang yang berbahaya.

Dan sesuai dugaan, Amu baru masuk sudah dilihat oleh Kiki.

"Amu sudah sehat? Katanya kamu sakit sampai berbulan-bulan," khawatir Kiki.

"Iyep! Sudah mendingan sekarang."

Kiki terus ngikutin Amu.

"Anu... Kiki tolong jaga jarak ya, agak jauhan dikit..."

"Hmm, kenapa? Biasanya juga gapapa, kan?"

"Aku gak nyaman.."

"....Gak janji ya."

Di sisi lain.

"Syukurlah, kukira Kiki bakal hilang kendali sampai meluk Amu," ucap Toro

"Ga asik, padahal aku sudah siapin bom molotov."

"Sho, jangan bikin masalah dulu. Kepalaku pusing," ucap Toro yang langsung mengambil bomnya.

"...Oke, mau ke UKS?" Tanya Sho.

"Gausaha gapapa," jawab Toro.

"Ken, kenapa dengan ekspresimu? Ngapain kau tatap Kiki dengan tatapan menyeramkan seperti itu," ucap Toro.

Ken hanya menggeleng, "Ayo kembali ke kelas saja."

Ken akhirnya kembali ke kelas.

"Kenapa tuh," bingung Toro, Sho hanya diam.

"Oh ya, Sho. Masalah mata Ken gapapa, kan. Ku dengar cukup parah," tanya Toro pada Sho.

"Matanya? Gapapa. Sekarang juga sudah sembuh," jawab Sho.

"Dahi Ken gapapa, kan. Biasa poni rambutnya belah dua kenapa sekarang jadi diturunkan..," ucap Toro dengan sifatnya sangat peka.

"Waktu insiden dahinya kegores sih, tapi waktu kulihat-lihat sudah sembuh tanpa bekas. Mungkin setelah berbulan-bulan dia mulai terbiasa dengan poni gitu,"

"Kan waktu proses penyembuhan dia turunin poni buat nutupin sedikit luka di dahinya," lanjut Sho.

"Iya sih, alasan yang masih bisa diwajarkan," Toro menganggukkan kepalanya.

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang