64. Ketahuan

787 121 6
                                    

"Aku udah ga tahan sama kelakukanmu itu Ki. Aku risih, ga nyaman," ucap Amu sambil memegang sekop nya di klub pemakaman bersama dengan Kiki yang dikubur.

"Hmm, Kelakuanku yang mana yang kamu maksud?" Tanya Kiki.

"Emang kamu punya bukti? Kalau asal tuduh jadinya fitnah loh."

"Mana HP-mu? Coba liat."

Hp Kiki udah kekubur bersama orangnya. Sampe akhir Amu harus gali keluar lagi.

"Hei. Aku tau kau sudah belok. Tapi kenapa tetap simpan foto-fotoku? Mana ga izin lagi."

'Foto-fotonya tidak separah yang Upi dan Ken bilang sih...'

"Hahaha, gimana menurutmu? Baguskan hasil fotonya?"

'Untung aku udah pindahin foto-foto itu ke laptop.'

"Yah, bagus juga si hasil fotonya."

"Tapi, tolong berhenti foto aku sembarangan tanpa izin, Ki. Tolong tetep jaga jarak, karena kamu cuman bikin aku ga nyaman."

"Aku udah capek."

"Aku tau kau pernah cerita. Baik begini padaku karena tipe orang yang kau sukai. Tapi jangan sampai foto aku sembarangan. Ini bikin aku risih dan ga nyaman intinya."

Setelah kejadian itu, hari-hari suasananya terasa berbeda.

Kiki yang terus diam.

Amu yang minim makan.

Suasana canggung mereka terlihat begitu jelas.

"Shoto. Rencana B."

"Amuu, ayo makan. Sedikit saja, ini nugget ayam. Menu baru di kantin, ini rame banget katanya sih enak, aku saja sampai mengantri lama, Shoto liat rame langsung kabur tadi," ucap Ken yang berusaha membujuknya.

"Gak ah, kamu aja," ucap Amu yang mengalihkan pandangannya ke samping.

"Yaudah," Sho langsung memakan nugget itu.

"Ternyata memang seenak itu, ya. Pantes rame," ucap Sho yang menarik perhatian Amu.

"Mau?" Tanya Sho.

Amu tetep menggeleng.

Ampe akhir Sho maksa buat suapin Amu, dan ampe akhir Amu memakan nugget itu.

Makan sambil nangis.

Ken tersenyum tipis, "Pelan-pelan makannya, kesedak nanti. Aku ga beli minuman."

"Lah, dah abis?"

Amu angguk-angguk.

"Masih mau lagi?" Tanya Sho.

Amu kembali angguk.

"Kalau mau lagi. Coba ceritakan masalahmu pada kami," ucap Ken.

"Aku ga ada masalah," Amu tetep keras kepala.

"Amu, ceritakan saja, tidak ada salahnya ngadu, nangis, atau marah."

"Aku ga marah. Aku bisa urus diri aku sendiri sekarang."

Sho hanya terlihat sedikit kesal lalu hela napas berat.

"Let's buy any food you want."

"Yhe."

"Kalian jangan kabur dari antrian lagi nanti," ucap Ken yang sudah lelah.

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang