100. Obat

506 84 10
                                    

Udah 100 chapter, mungkin harus segera memikirkan ending biar tamat🙏

Ken masih bingung gimana biar Haiden minum obatnya.

"Woi. Sadar ga si ni orang?" Ken menggoyang-goyangkan badan Haiden.

"Kalo ga minum obatnya bisa-bisa anak orang mati..."

Ken berkali-kali menatap botol obat itu dan Haiden secara bergantian.

"Ken, ngapain?" Suara Enzo langsung menyadarkan Ken dari lamunannya.

"Enzo? Ini... Asma Haiden kayaknya kambuh. Tapi gimana biar Haiden bisa minum obatnya?" Ken sedikit lega saat ada Enzo di sini.

"Tinggal kasi aja kan?"

"Gabisa, sebagian besar ngalir keluar."

"Kalo gitu lewat mulut aja, kayak orang waktu kasi napas–" ucap Enzo tanpa sadar.

Ken masih terdiam menatap ke arah Enzo, Enzo sendiri udah deg deg an gegara salah ngomong.

"Hm... Ide bagus." Gumam Ken dengan pose berpikir.

"Tttt-tu-tunggu dulu! Ma, masih ada cara lain kok! Sebaiknya jangan gegabah!" Cegah Enzo saat Ken mau minum obatnya.

Ken hanya menatapnya bingung.

Enzo ga terpikir lagi, melihat sang pujaan hati berciuman dengan orang lain tepat di depan matanya? Lebih baik bunuh aja dia, daripada harus melihat adegan di depannya.

"Jadi?"

"Sini obatnya, kasi aku aja." Ucap Enzo yang mengulurkan tangannya, Ken tentu saja langsung memberikan obat itu.

Ken firasatnya mulai ga enak si.

Terlihat Enzo mendekati Haiden lalu menarik rambutnya.

"Minum." Ucapnya singkat.

Terlihat Enzo langsung menuangkan obat cair itu ke dalam mulut Haiden dengan paksa.

"Enzo..."

"Udah, waktu kasi orang minum obat memang harus dipaksa kayak gitu." Ucap Enzo dengan senyumannya.

Ken terdiam melihat keadaan Haiden yang begitu kacau+skarat.

'Terkadang Enzo terlihat menyeramkan... Tapi berkatnya masalah ini terselesaikan, ya...'

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang