7. Geh

2.6K 418 32
                                    

Di pagi hari yang terang, chrip, chrip, chirp, piyek (suara burung).


Kiki terlihat memegang bunga sambil menunggu seseorang datang.

"Kikiiiii~" Amu melambaikan tangannya ke Kiki, yang otomatis membuatnya menoleh.

"Goood morningg!!"

Kiki tersenyum dan langsung menodongkan setumpuk bunganya ke wajah Amu.

"Morning juga Amu."

Amu terlihat kebingungan.

"Wowowow, apaan nih?" Tanya Amu.

"Bunga, baru kubeli," Kiki memberikan bungannya ke Amu.

"Buatku?"

"Yep."

"Tapi, kenapa?" Amu masih sangat bingung dengan keadaan saat ini.

"Iya, setangkai buatmu. Sisanya bisa tolong berikan kepadanya?" ucap Kiki.

"Apa? Siapa?" Bingung Amu.

"Dia loh. Yang akhir-akhir ini ku lihat dia sedang dekat denganmu."

Amu berpikir kembali.

'Akhir-akhir ini dekat denganku...?'

"Oh! Aku tau! Serahkan saja kepadaku!" Girang Amu.

"Kalau gitu berikan semuanya pada dia, ya. Kuserahkan padamu."

"Percayakan saja kepadaku!"

'Mungkin maksudnya si Haiden."

'Tapi untuk apa? Aku baru tau Kiki dan Haiden kenal.'

"Oh ya, katakan padanya begini. Dalam rangka meluluhkan hatimu, aku berikan bunga cerah dan indah ini padamu."

"Apa?" Amu merinding.

"Oi, Den!" Panggil Amu.

"Amu?" Bingung Ken dengan Amu yang ada di kelasnya, yaa. Biasanya memang ada di kelasnya saat istirahat sih, tapi biasanyakan ramai-ramai.

"Oh! Pas sekali Haiden ada di sini bersamamu."

"Ini, Kiki yang kasi," ucap Amu memberikan bunga Mataharinya pada Haiden.

"Dan katanya dalam rangka meluluhkan hatimu, kuberikan bunga cerah dan indah ini padamu," ucap Amu dengan gaya bicara Kiki tadi.

"...Ha?" Kaget Haiden dan Ken.

"Siapa Kiki..?" Tanya Haiden.

"Ituloh Tukiem, dari kelas sebelah, diakan sekelas denganku. Uhh, warna rambutnya itu biru dan matanya juga," Amu berusaha menjelaskannya.

Haiden ketakutan ditambah merinding, bunganya yang dia pegang sekarang terjatuh ke lantai.

"Nahloh, Haiden. Dia menyukaimu, terima atau tolak ni?" Goda Ken yang iseng-iseng.

"Uh, Amu. Apa kau tidak salah orang? Kami pada dasarnya belum pernah bertemu."

"Tidak mungkin perkiraanku salah. Katanya berikan pada orang yang akhir-akhir ini dekat denganku. Cuman Haiden yang akhir-akhir bersamaku, kalau Ken kan sudah lama kami dekat dan kenal."

"Hayolo, Den. Matilah, aku biasa sering ditembak sih, tapi sejauh ini belum pernah ada cowok yang menyatakan perasaannya."

Haiden mengambil bunga itu kembali dan mengembalikannya kepadamu Amu

"Katakan maaf padanya. Ken, ayo ke kantin," Haiden menjauh dari sana.

"Sesuai harapan ya responmu," ucap Ken.

"Sesuai harapan ya responmu," ucap Ken

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang