19. Hujan

1.7K 287 9
                                    

"Dahlah, dosa bolos keknya. Niatnya mau bolos les bilang ada pelajaran tambahan di sekolah malah kena hujan mana basah kuyup gini lagi," pasrah Ken.

"Lah, Shoto ama rambut biru itu? Ngapain mereka, mana gelantung gitu di jembatan," Ken nyamperin mereka.

"Kalian ngapain," tanya Ken pada Sho yang berusaha mempertahankan keseimbangannya, Kiki berada di bawah jembatan, yang tangannya berusaha menggapai sesuatu.

"Anjingnya-" ucap Sho yang terpotong, hampir nyemplung kalau Ken tidak segera menarik baju Sho.

"Woi! Hati-hati ngapa, dah tau licin," protes Ken.

"Dapat!" Ucap Kiki yang akhirnya bisa mengambil anj- guguknya itu.

Dan akhirnya mereka nyemplung bertiga ke airnya.



"Itulah yang terjadi," ucap Ken yang menjelaskannya ke Amu.

"Ga sia-sia basah kuyup begini," ucap Sho dengan anying imut di dalam jaketnya dan tersenyum yang jarang diperlihatkan.

Amu dan Upi terpesona.

"Auuuuu," anak anyingnya menarik perhatian Amu.

Dan Upi sekarang sedang memaksa Sho buat senyum lagi.

"Ken, bajumu... Belakangnya tembus loh," ucap Amu.

"Hah? Tembus?" ucap Ken yang dari tadi tidak menyadari itu.

"Sementara pakai jaketku saja," ucap Amu yang memberikan jaket merahnya.

"Iya, makasih. Besok kukembalikan."

"AOOOOO-" Amu baru saja mau bersin... Tapi sebuah bus melaju dengan cepat, sampai semua airnya terbang ke arah mereka semua.

"AOOOOOBRBLEEE!" Bersin Amu tidak beraturan.

"Hoek! Masuk mulut!" Ucap Amu yang berteriak.

"Amu, muntahkan!" Ucap Ken.

"Pleh! Pleh!"

"AAAA, bajuku kotor semua!" Kesal Upi.

"Guk!"

Dan keributan masih terus berlanjut.

"Tuhan, saya capek," batin Toro yang sudah pasrah. Padahal awalnya dia tidak ingin basah seperti ini.

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang