69. Tobat

786 127 9
                                    

Rekomend fanfic apa nii setelah fanfic wee end s1

Setelah kejadian itu, Kiki memilih untuk tobat. Dan dia mulai bisa berpikir jernih.

"Kiki ayo makan! Uuji masak opor. Ada semangka juga ni! Tanem ya!"

Uuji = adik laki-laki Kiki

Kiki mulai belajar memperbaiki diri, dan menikmati waktu remajanya seperti orang normal pada umumnya tanpa terobsesi pada siapapun.

Yah, tentu saja prosesnya tidak mudah. Setelah kejadian kemarin. Banyak hasutan di hati dan kepalanya.

Namun, Kiki memilih untuk menguatkan hatinya. Menjadikan luka, cinta, sakit, dan tawa sebagai penguat jiwa.

"Aku ga sanggup ngehapus dan buang fotonya. Jadi kukubur aja bersama semangkanya. 5 meter di bawah tanah," ucap Kiki ke Uuji.

-
-

"Gak sekarang, mungkin lain waktu aku bisa maafin diriku sendiri," senyum Kiki di depan kaca.

"Kamu punya teman-teman yang ajaib, ya. Tetep temenan sama mereka, ajak main ke rumah kapan-kapan, ya " ucap bapak Kiki.

"Okh pak."

•^•

"Gua, gua mau minta maaf. Gua salah," ucap Kiki di depan Toro dan Sho yang tercengang dengan perkataannya.

"Maaf udah bikin kalian repot, makasih juga... Udah nyadarin gua kalau salah."

"Gua lagi mencoba untuk ga kayak dulu lagi."

"Tapi gua tetap takut hilang kendali. Gua tetap butuh bantuan kalian... Jadi, tolong. Dan sorry."

"Gila men," ucap Sho. Toro udah terhura.

"Gila! Benaran tobat cok! Gw cocok jadi exorcist kayaknya!"

"A AAAA AAAA KIKI!" Toro sudah sangat amat bangga.

"Gua udah introspeksi diri, dan gua udah nekat mau jadi baik. Ga bisa dan ga boleh mundur lagi!"

"Toro ngapain nangis?" Ucap Kiki yang ikutan nangis sambil meluk Toro dan pukul-pukul punggungnya.

"Gak tau tapi rasanya bangga banget, huhu."

"Udah lama aku ngarep momen kamu tobat beneran terjadi."

"Setiap orang pasti punya salah dan dosa, tapi pendosa terbaik itu pasti akan tobat," ucap Kiki.

Toro semakin terharu dia gendong Kiki ke atas, "Keren, keren Kiki."

Proud papa noises

"Tenang, kalau lu mulai gila, tangan gua siap nonjok kapan aja."

"Tengs bro, minta tolong ya," ucap Kiki ke Sho.

"Btw, foto-fotonya dah lu apus dong?"

"Ga, gua ga sanggup. Jadi dikubur aja."

'Oh ya, foto di laptop sama flashdisk belum di eksekusi, nanti pulang deh,' Kiki baru ingat sekarang.

"Minggu depan rematch kuy, kemaren lu kek pasrah banget dipukulin."

"Gaskan!"

"Eh tapi bukan pasrah. Lu kira ga skarat apa dilempar batu bata dri jauh."

"Kemaren pala gua dah kayak teng teng gitu."

"Udah diperiksa belum? Takutnya kenapa-napa," khawatir Toro.

"Aman! Jadi kemaren itu bukan gegara gabisa ngelawan, ya."

"Tapi emang lagi gamau berantem aja, lagian juga- eh gajadi deng."

"Juga?" -Toro.

"Juga apa?" Bingung Sho.

"..." Kiki menutup mulutnya.

"Bukan apa-apa."

Perempatan muncul di kepala Sho.

"Bgsd! Masokis lu anj!?"

"Heh! Ga gitu sembarangan!"

"Kiki," panggil Toro.

"Hmm?"

"Kamu udah mulai ngomongin sama Amu?"

"Hahah belum."

"Guanya belom siap, gua rasa dia juga gitu. Jadi gua pikir buat ngobrol lagi setelah seminggu."

"Semangat bro."

"Kamu pasti bisa."

"Iya tau kok, soalnya aku ganteng."

"Hubungannya apa coba?"

"Kalau sama Ken?" Tanya Sho.

"Kalo itu tentu aja udah."

"Thenks guys! Saranghaeyo emuach~ no homo bro."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



























Bonus :

"Ken gabakal suka lu kalo lu belom baikan sama Amu." -Sho.

"Ya, gua bakal brusaha baikan ama dia."

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang