46. Jaket

1.1K 218 3
                                    

"Ken, hari ini dingin banget yahh," ucap Upi yang mengkode-kode sesuatu.

"Mayan sih, tumben jaket kuningmu nggak dipakai," ucap Ken.

"Kemaren basah semua, mana seharian ujan. Mana bisa kering."

"Iya juga," Ken sudah menyadari kode dari Upi tapi dia memilih diam saja.

Sampai akhirnya Ken mulai enek mendengar semua ucapan dari Upi.

"Iye iye. Nih pake aja. Jangan ampe kotor atau rusak, ini jaket paling berharga nieh," ucap Ken.

"Idih. Abis bilang sampai tenggorokkanku kering kau baru kasi," ucap Upi yang bete tapi tetap mengambil jaket Ken.

"Hilih, kalo mau pake bilang ae," ucap Ken yang mempercepat langkahnya.

"Aku dah kebiasaan make jaket, kalo ndak pake rasanya ada yang kurang," ucap Upi.

Ken noleh ke belakang sebentar, "Ingat jangan sampai rusak, ada bau aneh, atau kotor sampe gabisa ilang," ucap Ken yang kembali memperingati Upi.

"Lu santai ae bro," ucap Upi.

Walaupun Ken masih tidak tenang. Tapi dia tetap pergi menuju kelasnya.

Istirahat

Enzo buru-buru pergi ke UKS.

Ken yang penasaran, Enzo yang biasa anak teladan, tadi bisa-bisanya bengong+ga fokus belajar.

Dia mengikuti Enzo.

Ken mengikutinya sampai dalam UKS.

Ken sangat terkejut.

"Upi?!" Kagetnya yang melihat Upi yang sepertinya luka berat.

"Oh, Ken. Tumben datang," ucap Upi.

"Hoi! Gipsnya ga boleh dilepas dulu!" Peringat Enzo ke Upi.

"Lebay! Aku udah biasa dibanting diklub. Ini mah bukan apa-apa," santay Upi.

"Beneran gapapa? Tadi kamu sampai mimisan banyak loh, sampai jaketnya penuh darah...," ucap Enzo.

Ken langsung memegang kedua bahu Upi dengan erat, bahkan sedikit mencengkramnya.

"Di mana jaketnya?!"

Upi agak terkejut dengan sifat Ken yang mendadak ini, sampai-sampai dia sedikit takut sekarang.

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang