35. masih nostalgia (4)

1.1K 242 4
                                    

Leher Ken dicekik kuat oleh pak tua itu dari tadi.

'Amu...'

Pak tua itu ditendang dari samping dengan kuat sampai kepental di tong sampah.

Dan ternyata itu ulah Sho.

Ken langsung batuk-batuk. Suaranya seperti tercekik susah keluar.

Pak tua itu kesakitan dan dengan cepat kabur dari sana.

"Ken!" Sho berniat membangun Ken.

"Amu..." Ucap Ken pelan.

Sho segera melihat ke arah dalam gang itu, terlihat Amu yang sangat ketakutan.

Ken menutup mata kirinya dengan telapak tangannya. Goresannya di dahi Ken terlihat juga cukup dalam.

Ken bangun dengan sendirinya.

Sho mendekati Amu. Dia bingung harus ngapain, sekarang Amu sangat ketakutan pada siapa saja.

"Ken, kau tidak boleh bergerak dulu," ucap Sho.

"I, ini tidak seberapa. Apa kau tidak ingat apa yang diajarkan tuan besar? Ini bahkan tidak seberapa dari pada saat itu," ucap Ken dengan suara yang agak pelan.

Ken mendekati Amu.

Ken dengan perlahan mendekati Amu.

"Ja, JANGAN MENDEKAT! PERGI!!" Teriak Amu.

"Ken..." Panggil Sho yang hanya mengikuti langkahnya.

Sho pada dasarnya tidak pernah mengalami hal seperti ini, dan juga tidak pernah melihatnya.

"Maaf..."

Ken terlihat seperti menahan tangisannya.

"Maaf, Amu... Seharusnya ini tidak terjadi padamu kalau tadi aku mengantarmu pulang," ucap Ken yang memeluk Amu. Walaupun Amu terus memberontak.

Air mata Ken menyatu dengan darahnya yang terus mengalir.

Sho mengepalkan tangannya.

"Ini Ken sama Sho kok, tenang saja," ucap Ken.

"Takut..." Ucap Amu pelan.

"Kami bakal jagain kamu.."

"Uhhh huu, takut..." Amu terus menangis.

"Shhh, tenang. Di sini sudah aman kok."

"Huaaaaa!"

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang