55. Hujan badai (1)

1.1K 185 7
                                    

Saat masih kecil, Sho dan Ken memang pernah bertemu. Itu sudah sangat lama, mungkin mereka bertemu pada umur 6 tahun?

Di saat umur 6 tahun, Ken berikan Sho sebuah tempat tinggal, dan saat itulah, Ken mulai dekat dengan Sho.

Tapi di suatu hari, Ken tidak menyangka Sho memiliki kepribadian seperti ini.

Ini kejadian sudah bertahun-tahun berlalu, saat mereka berusia 9 tahun lamanya.

Saat malam, hujan badai, petir terus muncul.

Bos besar yang selama ini merawat Sho tiba-tiba telepon Ken.

Bos besar dengan panik tanya Ken, Sho ada di sana atau tidak, katanya Sho menghilang. Ken yang mendengar itu ikutan panik.

Ken malam-malam gini mau tidak mau kabur keluar untuk mencari Sho, mana hujan badai gini, petirnya serem lagi.

"Ugh, selama 9 tahun aku hidup belum pernah mengalami hal seperti ini."

"Lagian Shoto ke mana juga. Udah jam 8 malam, jarang-jarang dia keluar seperti ini, hujan badai juga.." gumam Ken.

Ken masih sibuk teriak nama Sho, tapi dengan hujan deras begini mustahil ada yang mendengar suara Ken.

Tiba-tiba ada sebuah gedung yang belum dibuat dengan sempurna roboh begitu saja.

Ken yang melihat itu takut tapi mau tidak mau dia terobos masuk untuk pastikan Sho ada di sana atau tidak.

Ken begitu takut saat sudah di dalam gedung itu, keadaan di dalam gedung tersebut sangat berantakan, kehancuran di mana-mana. Atapnya sudah bolong, setidaknya ada sedikit cahaya di dalam.

"Sho-Shoto...?" Suara Ken sampai bergetar saking takutnya.

Ken baru ingat dia bisa telepon bos besar untuk datang ke sini. Saat dia meraba-raba kantongnya.

'Tidak ada...' batinnya.

Sepertinya ketinggalan di kasurnya di saat mau kabur keluar.

Ken hanya bisa pasrah, dan tiba-tiba ada orang yang jatuh dari atas, pria tua itu jatuh dengan luka yang sangat parah di depan Ken.

Ken seketika terdiam, suaranya tidak bisa keluar.

Begini-gini ternyata Ken juga seorang penakut.

"Kenapa dari tadi ada penganggu terus si..." ucap seseorang dari atas.

Ken dengan cepat melihat ke arah suara.

"Shoto? I, itu kau?" Takut Ken.

Sebuah petir besar kembali menyambar, dan terlihat muka Sho yang sangat menyeramkan.

Rambutnya berantakan, luka di mana-mana, darah bercucuran, mata yang besar dan merah, dan terutama memegang senjata tajam yang sudah dilumuri sangat banyak darah.

Ken reflek mundur.

"Pengganggu. Harus dimusnahkan," ucap Sho yang langsung melompat ke bawah menerjang Ken untuk membunuhnya.

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang