"Hiks, Ken. Gueh iri bangets ama kehidupan elu." –Upi.
"Ngape lgi lu? Ga abis-abis keluhan lu tiap hari."
"Liat nih! Sepatu gue udah mangap-mangap gini, kan?!!!"
Ken langsung nutup telinganya. "Santai dong ngomongnya."
"Yodah ganti lah tuh sepatu." Ucap Ken.
"Klo bisa gue juga udah ganti!" Kesal Upi sambil hentak-hentakin kakinya ke lantai.
"Umi selalu bilang ini masih bisa dipakaii, abis tuh katanya masih bisa dijahit! Atau bilang, gaada duit gaada uang. Padahal Nabila selalu dapet pakaian baru!" Protesnya dengan penuh amarah.
"Mau–"
"Truskan ga sampe sana! Umi juga boong kalo gaada duit! Tapi Nabila bisa dapat pakaian ditambah sepatu baru! Trus abis tu aku protes kan! Aku malah diomelin sama Umi! Dibilangnya iri!"
"Secara logika bukan salah kau sih..." Ucap Ken.
"Iya kan!? Trus abis tu Abi malah dukung Nabila! Bilang aku gaboleh bentak-betak Umi, trus suruh aku minta maaf sama mereka berdua."
"Haha... Aku ngerti kok sama perasaan itu, emang adek itu beban bangetkan? Anjing banget ya. Coba aja kelahir jadi anak bungsu."
"Huweee! Ken! Akhirnya ada yang sepihak sama guah!!! Kuceritain ini ke mereka malah diceramahin apalagi kalau sama Toro! Disuruhnya jan tralu kesal ama hal gini!" Ucap Upi yang langsung meluk Ken.
"Tiap malam aku slalu mikir, kenapa hanya kita-kita yang menderita kayak gini? Bukannya di mata Tuhan semua orang itu sama?!" Kesal Upi.
Ken bisa rasain bajunya basah dikit.
"Kau benar. Tapi beginilah dunia. Tuhan memang beneran ada, tapi Tuhan tidak menyayangi orang seperti kita ini." Ucap Ken dengan tatapan kosong.
"Udahlah, berhenti nangis. Dengan nangis apa-apa ga bakal berakhir." Ucap Ken sambil elus kepala Upi.
"Air mata gueh gabisa berenti!"
"...Nanti pulsek ayo ke mall. Aku bayarin semua yang kau beli nanti."
"Ayo!"
"Mana yang tadi katanya gabis berenti nangis?" Ucap Ken.
"Hehehe."
———
"Enzo, lu bukannya harus belajar, ya? Memangnya ada waktu buat main game gini?" Tanya Haiden.
"Ga setiap hari aku belajar kok. Kan besok libur, jadi aku ada waktu tambahan." Senyumnya.
Tiba-tiba ponsel mreka bunyi.
"Pesan dri Ken." Ucap mereka dua barengan. Seketika mereka saling tatapan dengan sinis.
"Aku malam ini ga ikut dulu. Kalian berdua aja." Enzo dan Haiden baca bareng isi pesan itu.
Itu cukup membuat mereka terdiam.
"...."
"Ku balik du–" ucap Enzo yang berniat langsung pergi.
"Woi woi woi! Tunggu dluk! Klo dia bilang berdua aja, kita berdua aja!" Ucap Haiden yang membuat Enzo menatapnya ngeri.
"Bukan gitu cok! Gua dah kasi tau mak klo nanti malem bakal ada tamu! Pasti dia udah nyiapin makanan!"
Enzo terlihat bimbang dengan pilihannya lalu berakhir menyetujui ajakan Haiden. Dan mereka mulai dari sana mulai berteman, atau lebih tepatnya saingan?
KAMU SEDANG MEMBACA
DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)
Historia Corta[TIDAK DILANJUTKAN LAGI] Masih sangat banyak rahasia yang disembunyikan oleh Kenichi. Mari kita bongkar satu-satu. Hanya cerita pendek yang terdiri atas 200-300 kata WARNING : BxB, lemon? UkeOC? Random update