107. Alea

1K 86 22
                                    

Hari ini Ken cukup lembur, malam hari dia baru bisa pulang ke rumah.

Kerja dan kerja, hanya itu cara agar dia bisa melepaskan stresnya.

---

Terlihat rumahnya yang cukup sepi. Dan Kei menghampiri Ken dengan wajah paniknya.

"Bang!"

"Tadi ada yang nelpon, katanya mama kecelakaan pesawat! Jasadnya baru ditemukan tadi, ma-mama juga su-sudah..." Pucatnya ditambah air matanya yang terus berjatuhan.

Ken mendengar itu hanya diam.

"Oh." Jawabnya yang lanjut berjalan ke kamarnya.

Kei juga terdiam mendengar jawaban Ken yang santai itu.

Ken sebenarnya sedikit peduli. Walaupun ibunya sekarang bersifat seperti itu. Tapi dulunya, saat sebelum ia kecelakaan. Ibunya adalah sosok paling baik hati yang pernah Ken kenal.

Ken masuk ke kamarnya lalu melempar tasnya ke sembarang arah. Lalu dia hela napas pelan.

'Untuk pertama kalinya aku mengerti situasiku sekarang.'

Ken mengganti pakaiannya lalu memakai jaketnya. Dia langsung keluar kamar saat sudah siap.

"Tuan muda? Anda mau ke mana?"

"Tempat Alea."

"Perlu diantar?"

"Ga."

-----

Ken pergi ke tempat yang terlihat sepi. Dia terlihat seperti orang misterius sekarang.

Dia berharap hanya ada kakaknya di sana. Jika ada Sho, dia memilih untuk putar balik.

Untung saja orang-orang di sekitar sana cukup ramah. Setidaknya walaupun Ken terlihat misterius, dia tidak dipukul tiba-tiba.

Sampai di sebuah rumah, dia mengetuk pintunya.

Dan yang buka, sesuai dengan harapan Ken.

"Siapa?" Tanya seorang wanita yang ada di depannya.

Ken membuka topi jaketnya itu.

Alea menatap orang depannya tidak percaya.

"Ken?! Kenapa bisa di sini? Cepat masuk!" Senang Alea yang akhirnya ketemu sama adiknya satu ini.

Ken hanya menganggukkan kepalanya dan dia membiarkan dirinya ditarik sama kakaknya itu.

"Kenapa? Kok tau aku di sini?"

"Hanya kebetulan." Senyum Ken tipis.

"Matamu... Apa yang terjadi? Kau terlihat lelah." Ucap Alea.

Ken tertegun sebentar lalu terkekeh pelan. "Memang tidak ada yang bisa kusembunyikan dari bu dokter, ya."

"Ibu. Dia kemarin ingin pulang ketemu ayah. Tapi pesawatnya mengalami kecelakaan. Dan ibu udah ga bernyawa." Ucap Ken.

Alea melebarkan matanya, dia menutup mulutnya tidak percaya.

"Apa yang harus kulakukan sekarang...?" Ken melihat Alea ingin menangis, dia juga sepertinya akan ikut menangis juga.

Ken benar-benar kehilangan tujuan hidupnya sekarang.

Alea langsung memeluk Ken. "Jangan ngomong begitu. Masih ada aku di sini, jangan menyerah." Ucapnya.

"Bentar lagi ulang tahunmu, kan? Ayo kita rayakan di sini. Bertahanlah."

"Aku tidak bisa kembali ke rumah, karena aku masih ada pasien."

Mendengar itu, Ken sudah tau siapa orangnya. Tentu saja Sho, siapa lagi memangnya? Tapi dia memilih pura-pura tidak tau.

"Iya. Di rumah masih ada banyak orang, tenang aja. Fokus ke pekerjaanmu aja."

Tiba-tiba di luar hujan deras.

"Hujan... Lebih baik nginap-"

"Aku akan pulang sekarang." Ucap Ken.

"Tapi-"

"Gapapa, sebentar lagi pasienmu datang, kan? Sebaiknya aku cepat pulang. Hanya itu yang mau kukatakan." Ucap Ken yang kembali memakai topi jaketnya.

Memang benar, nanti Sho bakal segera ke sini.

"Lain kali, aku akan mampir lagi." Ucap Ken.

"Janji ya. Awas aja kalau lupa."

"Iyaa bu dokter." Ucap Ken yang lalu pergi dari rumah itu.

"Yah, kuharap aku dapat ke sini lagi." Ucap Ken pelan saat sudah di luar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang