84. Toro

681 115 1
                                        

///Mendadak pen lanjutin S2 fanfic wmmap

"Ken! Stan makanan ada apa aja?" Tanya Upi dengan tatapan berbinarnya.

"Bentar... Ada takoyaki, pancake, kentang goreng, jasuke, jagung bakar, cumi panggang, sate ayam, permen kapas, sosis, dan masih banyak lagi sih. Nanti kau bisa lihat sendiri deh."

"Gilee, sebanyak itu. Semoga uang jajanku cukup deh."

"Kalau ga cukup aku bisa bayarin."

"Beneran?!"
"Sampai sejuta pun ga masalah?!"

"Ya, ya. Beli saja sepuasmu di stan makanan nanti."

"Asikk! Ken emang terbaik deh!"

"Daripada bahas stan makanan kenapa di kelas ini sepi amat?"

"Pada pergi cari kucing."

"Cat cafe... Apa jangan-jangan kalian cari kucing liar?"

"Ada yang bukan sih, ada yang bawa kucing peliharaannya sendiri. Dan juga ada yang adopsi kucing."

"Intinya hati-hati, ya. Jangan sampai kucing itu membuat masalah dan kabur ke mana-mana."

"Tenang saja! Kucing yang kami ambil pasti hewan baik kok!"

"Dah, aku mau lanjut dekor dulu!" Upi langsung pergi dan membantu anak-anak lainnya untuk menghias kelas.

Ken melihat itu hanya centang kelas Upi di kertasnya.

-

"Dengan ini semua kelas sudah aman, kan? Tidak ada yang bermalas-malasan."

"Saat festival juga sepertinya banyak anak dari sekolah lain yang datang. Ini benar-benar jangan sampai buat masalah sih."

"Sisanya hanya memantau Cat Cafe. Jangan sampai kucing liar membuat onar di sekolah ini."

"Aku lupa. Aku harus mengecek bahan-bahan yang akan digunakan untuk stan nanti. Jangan sampai ada yang basi." Ken segera berlari ke klub tataboga. Rata-rata mereka latihan membuat makanan yang akan dijual di sana.

"Oh, Ken? Ada apa?"

"Toro? Kau juga membantu? Aku kira kau pergi bantu cari kucing."

"Masalah cari kucing tinggal Sho saja yang urus. Para kucing saja suka menempel padanya, dia pasti akan selesai lebih cepat daripada yang lain."

"Benar juga sih. Aku sampai heran kenapa para kucing itu sangat nenyukainya." Ucap Ken sambil mengecek semua bahan yang akan digunakan.

"....Ken, apa kau berpacaran dengan Ceu Qoqom?" Tanya Toro walaupun sedikit ragu juga.

"Lah? Pacaran?"

"Maaf, waktu kalian di tempat sepi berdua kami mengintip apa yang kalian lakukan."

"Ceu Qoqom memang cewek baik sih. Tapi kami sama sekali tidak berpacaran kok. Aku juga tidak pernah pacaran juga."

"Huh? Trus, waktu tu sampai Ceu Qoqom pegang tanganmu??" Toro semakin bingung.

"Oh itu. Ceu hanya kasi imbalan, oh iya. Waktu aku kasi sesuatu ke Ceu itu barang miliknya. Sepertinya dia menjatuhkannya di taman umum, aku tidak sengaja melihatnya dan di sana ada nama Ceu Qoqom. Yaudah aku ambil trus kembalikan."

"Bagian itu aku menolak barang dari Ceu, ga enak juga sih. Tapi dia maksa ambil. Gitu deh."

"Jadi kalian ga pacaran?"

"Jelas kagak, kami aja ga akrab."

"Dah, makanannya ga masalah. Lanjut saja kegiatan kalian, aku pergi dulu."

Toro yakin setelah ini dia akan omelin Amu dan Upi karena sudah menyebarkan berita hoax ini.

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang