76. Cinta (6) <Enzo

911 146 5
                                    

"Hidup emang ga selalu penuh kemenangan kok."

Kalah dalam sepak bola, tentu saja bukan cuman Ken saja yang murung.

"Kalo segitu pengennya dapet beasiswa aku bisa bantu."

"Gausah gapapa. Aku hanya mau memperolehnya dengan usaha sendiri. Makasih."

"Jan bilang makasih juga. Setengahnya juga salahku tralu ceroboh."

Suasananya jadi agak suram.

Harusnya di sini Ken yang ngehibur Enzo. Tapi malah jadi Enzo yang makin ngerasa bersalah.

"Ka, kau ga pernah lagi ya cosplay jadi cewe," ucap Enzo spontan.

"...."

'Apa yang kubicarakan?!!?' batin Enzo yang begitu frustasi. Enzo sendiri tidak sadar menanyakan itu, mukanya sudah begitu merah.

"A, hahaha. Sepertinya kau jaga rahasia itu dengan baik, ya. Aku biasa pakai pakaian seperti itu karena paksaan kak Umami."

"Sepertinya kau netral ya. Bisa jadi cewe bisa jadi cowo."

"Waktu pertama kali ketemu sosok cewemu mungkin aku sedikit ngefans. Mungkin kalau memang ketemu sosok cewe seperti cosplaymu waktu itu aku pasti udah suka."

"Bagiku saat itu kau sangat ker-"

Ken langsung bangun dari duduknya.

Ken menutup mulut Enzo dengan muka merahnya.

"Cu, cukup kali ya bicarain cewe-cewe gini. Yah, memang sih, kak Umami tu jago make up."

"Memang kalau aku cewe seperti waktu itu kau mau pacaran denganku?" Ken tiba-tiba muncul sosok isengnya.

"Ya," ucap Enzo dengan jujur.

"Kalau cowo aku juga ga keberatan," ucap Enzo lalu pergi dari sana dengan muka merahnya.

Ken masih terdiam di tempat dengan muka terkejutnya.

'Salah dengar?'

DASAR ANAQ PINTER! (WEE!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang