Kelana Jiwa (H)

468 87 15
                                    







"Rasanya nggak ke Bali kalau belum jalan ke pantai tau kak El, mukanya jangan ditekuk mulu deh"

Sehun menyenggol bahu Chanyeol yang sedari tadi memasang wajah keruhnya karena Sehun yang mengganggu tidur nyenyaknya, matahari saja belum menampakkan diri tapi Sehun sudah mengajaknya pergi kepantai karena ingin melihat sunrise.

Memang apa yang istimewa dari matahari terbit? Untung saja Sehun hanya mengajaknya pergi kepantai yang tak jauh dari villa jadi Chanyeol tidak semakin kesal.

"Nggak ada gunanya kayak gini Jiwa, mending tidur"

"Ada kak El, ada gunanya udah nggak usah ngeluh gitu ini juga salah satu kewajiban kak El yang harus nyukupin kedamaian hati aku dan dengan cara lihat sunrise itu bisa ngebuat seneng jadi ilangin muka jelek itu dan sini duduk"

Sehun yang terlebih dahulu duduk diatas pasir putih tersebut menarik lengan Chanyeol dan memaksanya untuk bergabung dengannya.

'Entar bajunya kotor"

"Yang nyuci bukan kak El ini jadi nggak usah sok ribet ngurusin baju kotor"

Sehun menarik lengan Chanyeol begitu kencang sehingga mau tidak mau Chanyeol akhirnya duduk di sampingnya meski sambil terus menggerutu.

"Saya itu masih ngantuk, Jiwa!" Ujar Chanyeol menyandarkan kepalanya dibahu Sehun yang membeku sejenak, Chanyeol benar-benar membuatnya kelimpungan belakangan ini karena segala bentuk sentuhan yang lelaki jangkung itu lakukan.

"Iya siapa suruh semalem begadang? Kan katanya kesini mau liburan? Kog malah kerja"

"Lha saya nggak bisa tidur daripada saya nganggur? Mending saya buat kerja"

"Kenapa nggak bisa tidur?"

"Gegara kamu lah"

"Kog aku? Perasaan aku nggak ngapa-ngapain? Aku bahkan udah tepatin janji buat cium kak El"

"Justru karena itu"

"Salah lagi akunya? Ini kenapa aku jadi serba salah deh?"

"Udah Jiwa, nggak usah dibahas lagi kamu silahkan nikmatin pemandangan kamu dan biarin saya lanjutin tidur saya"

"Nggak seru banget kak El mah"

Chanyeol tidak peduli dengan omelan Sehun dan lebih memilih untuk semakin menduselkan wajahnya dilipatan leher Sehun dengan kedua tangannya memeluk pinggang Sehun dengan erat.

Sehun mendengus tapi membiarkan Chanyeol melakukan apapun yang diinginkannya, dia lebih memilih untuk memperhatikan matahari yang sudah mulai menampakan diri dengan malu-malu.

"Cantik banget" Gumam Sehun dengan senyum manisnya dan tidak menyadari kalau Chanyeol sudah mengangkat wajahnya dan memperhatikan wajah Sehun yang begitu damai dan senang.

"Cantikan kamu" Gumam Chanyeol membuat Sehun menoleh padanya dengan alis terangkat heran.

"Bisa-bisanya ngomong kayak gitu, kak El lagi kesambet apaan?"

"Jujur doang saya mah, cantikan kamu buktinya saya lebih nikmatin lihatin kamu daripada liatin mataharinya" Jawab Chanyeol santai membuat Sehun merona.

'Emang kak El sifat aslinya kayak gini ya? Suka gombal?"

"Sata nggak lagi ngegombal saya bicara jujur kalau kamu nggak nerima kejujuran saya ya udah nggak apa-apa"

"Kog marah?" Sehun bisa melihat Chanyeol mulai mengeluarkan aura kesalnya, lagipula kapan memang Chanyeol tidak kesal? Lelaki jangkung itu kesal setiap saat menurut Sehun.

Just Book'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang