Sehun merapikan dasinya dan menatap cermin dihadapannya dan tersenyum kecil uuuuh ternyata dia sangat tampan kalau dilihat-lihat pantas saja banyak sekali yang mau dengannya.
Sehun terkikik geli dengan pemikiran konyolnya itu, saat pintu kamarnya terbuka Sehun segera menoleh dan ternyata yang berdiri didepan pintu kamarnya adalah sang ayah yang tentu saja itu membuat Sehun sedikit kaget, untuk apa ayahnya datang kesini?.
"Kau sudah siap?"
"Siap Pa, ada yang perlu Sehun bantu?"
"Tolong rapikan dasi papa"
Sehun mendekat pada sang ayah lalu segera merapikan dasi yang terikat sembarangan itu.
"Kenapa tidak minta tolong istri papa?"
Tanya Sehun pelan membuat sang ayah menatapnya dengan alis terangkat.
"Kau tidak mau membantu papa?"
"Bukan begitu"
"Istri papa sibuk sendiri dengan dirinya jadi mana mungkin bisa membantu papa?"
"Hmmmmm"
"Hun-ah"
"Kenapa pa?"
"Maafkan papa karena tidak bisa membuatmu bahagia"
Tangan Sehun yang tengah merapikan dasi sang ayah langsung berhenti begitu saja mendengar apa yang dikatakan oleh sang ayah.
"Papa"
"Jadi kau tidak membawa pasangan untuk datang keacara pernikahan Airin?"
"Aku belum punya pasangan papa"
"Mau papa carikan?"
"Tidak! Nanti bagaimana kalau aku mendapat yang seperti calonnya Noona?"
"Memang kenapa dengan calon suami Airin? Dia tampan, mapan, dan pekerja keras"
"Tapi dia tidak sopan"
"Benarkah? Papa tidak terlalu mengenalnya karena yang memilih adalah istri papa"
"Tapi kenapa dia memilih yang seperti itu?"
"Mungkin karena kau tidak mengenalnya Hun-ah jadinya kau meragukannya, dia pasti orang baik karena Airin juga tidak mengajukan komentarnya"
"Bagaimana kalau Noona takut untuk angkat bicara jadinya dia tidak membuka mulutnya?"
"Sebenarnya apa yang dilakukan Park Chanyeol sampai kau begitu anti padanya?"
"Hmmmm aku hanya tidak menyukainya, entahlah dia terlihat begitu dingin dan tidak tersentuh membuatku sedikit takut jika melihatnya"
"Itu hanya karena kau belum mengenalnya saja"
"Hmmm mungkin saja, nah dasi papa sudah rapi papa terlihat tampan sekali"
"Tentu saja papa harus terlihat tampan, papa tidak mau mempermalukan Noonamu"
"Hmmmmm"
"Nanti kalau kau sudah menemukan pasanganmu papa juga akan menjadi lelaki paling tampan untuk mengantarmu kealtar"
"Heeeeey kalau papa terlalu tampan nanti bagaimana aku mau menikah jika calon suamiku kalah tampan dari papa?"
"Hmmm baiklah papa akan menjadi yang nomor dua kalau begitu"
Sepasang ayah dan anak itu berbagi senyum sebelum sebuah suara memanggil sang kepala keluarga untuk segera turun kebawah.
"Papa berangkat terlebih dahulu, kita bisa bertemu digedung nanti"
