Sehun menyantap makanannya dalam diam tanpa peduli dengan pandangan sinis dari Nyonya Bae, malam ini dia memutuskan untuk sarapan bersama keluarganya jika Nyonya Bae muak dengan kehadirannya dengan duduk dikursi ini Sehun akan melakukannya setiap hari mulai sekarang.
"Tumben sekali kau belum berangkat Hun-ah?"
"Iya papa"
Sehun hanya menjawab singkat pertanyaan sang ayah yang kini mengangkat alisnya heran saat melihat wajah masam sang putra lalu dia melirik kearah sang istri yang sedari tadi menatap tajam pada putranya itu.
"Bagaimana dengan kantor? Kau sudah nyaman disana?"
"Hnnnng tidak terlalu membosankan ternyata meski aku tidak tahu apa-apa tapi tidak masalah aku sekarang sudah banyak belajar"
"Orang bodoh tapi disuruh bekerja didalam perusahaan itu apa kau diam-diam akan menghancurkan usahamu itu suamiku?"
"Eomma jangan mulai"
Airin yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara saat sang ibu mulai mengeluarkan suara tajamnya.
Sedangkan Sehun menatap sang kakak perempuan dengan aneh kenapa bisa Airin berbeda dengan sang ibu? Airin adalah wanita paling baik dan sangat berkebalikan dengan sang ibu yang begitu kejam dan bermulut tajam.
"Kau tidak usah membelanya Airin apa kau tahu? Ayahmu lebih menyanyanginya daripada kau padahal kau adalah sulung"
"Istriku"
"Jangan mengelak kau lebih menyayangi anak tidak jelas ini daripada putriku kalau tidak kau tidak mungkin menahannya disini dan membuat kita berdua sakit hati"
"Dia anakku bukan anak tidak jelas!"
Tegas Tuan Bae yang membuat Nyonya Bae mendengus kesal lalu menatap Sehun yang tak bergeming dia ingin menyerap segala kebencian yang diberikan oleh Nyonya Bae agar dia bisa juga membenci wanita tersebut sebagaimana Nyonya Bae membencinya.
"Airin dimana suamimu? Kenapa dia belum turun untuk sarapan? Bukankah dia harus berangkat bekerja?"
"Airin tidak tahu dia tidak pulang tadi malam"
Jawaban santai Airin membuat semua penghuni meja makan tersebut mengerutkan keningnya bingung termasuk Sehun yang langsung menghentakkan kunyahannya, Chanyeol tidak pulang? Kemana lelaki jangkung itu pergi?
"Apa hubungan kalian belum membaik?"
"Kami baik-baik saja"
Sehun meringis melihat senyum pahit yang ditunjukkan oleh Airin, apa perempuan ini mencintainya suaminya?.
"Maksud Eomma apa kalian tidak semakin dekat?"
"Tidak! Biasa saja"
"Itulah kalau kau memilihkan suami yang tidak mencintai putrimu"
"Jadi sekarang kau menyalahkanku padahal kau yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk membahagiakan putrimu?"
"Apa menurutmu menikahkannya dengan lelaki yang tidak mencintainya itu bentuk membahagiakan?"
"Eomma Appa tolong jangan bahas masalah pernikahanku didepan Sehun ya? Aku malu"
"Noona, tidak apa-apa aku kan adikmu kenapa harus malu? Hmmm apa aku bisa membantu? Mungkin aku harus menghajar Park Chanyeol agar dia tidak mengabaikanmu?"
"Airin apa benar kau tidak bahagia dengan keputusan yang Eomma buat untukmu?"
Tanya Nyonya Bae mengambil tangan sang putri dan mengusapnya dengan penuh kasih dan tentu saja hal itu tidak luput dari pandangan Sehun, wanita ini akan melakukan apapun untuk sang putri seperti apa yang dikatakan oleh Chanyeol tapi apakah Sehun tega menyakiti Airin?
