Kelana Jiwa (L)

507 75 19
                                    








Pagi itu rumah keluarga Sehun dikagetkan dengan kedatangan sang suami tidak sendiri sang suami dengan begitu arogan datang dengan beberapa anggota kepolisian dan pengacaranya yang mengekor dibelakangnya.

"Kak El?"

"Selamat pagi sayang" 

Chanyeol tersenyum kecil sambil menarik Sehun yang berdiri kaku dibelakang sang ayah yang sedari tadi sudah meneriaki Chanyeol untuk keluar dari rumahnya, tapi lelaki jangkung itu tidak peduli dengan disaksikan keluarga Sehun dihadapannya dia membawa Sehun kedalam pelukannya dan mencium bibir Sehun seolah bilang kalau ini adalah miliknya dan tidak ada orang yang bisa merebutnya.

Nata yang berdiri di sudut ruangan menatap perlakuan Chanyeol pada Sehun dengan sedikit tidak percaya, karena setaunya Chanyeol yang bersamanya adalah orang yang malu-malu dan tidak pernah mengumbar kemesraan disekitar orang lain.

"Tuan Donghae anda harus ikut kami kekantor kepolisian untuk dimintai keterangan"

"Kak El"

Sehun menatap Chanyeol dengan tidak percaya apa lelaki ini benar-benar melakukan apa yang dikatakannya minggu lalu? Ini memang sudah satu minggu Sehun tidak bisa bertemu dengan Chanyeol karena sang ayah melarangnya untuk keluar dari rumah dan ponselnya juga disita itu semua karena sang ayah mengetahui kalau dirinya tidak pergi bersama Suzy minggu lalu karena bertemu gadis itu disalah satu pusat perbelanjaan bersama teman yang lain dan tidak ada Sehun disana.

"Apa maksudnya?"

"Tuan Kelana melaporkan anda atas penculikan terhadap pasangannya"

"Kelana lu bener-bener orang gila!" Teriak Nata dan langsung berlari menuju Chanyeol dan melayangkan tinjunya pada wajah Chanyeol yang tidak bergerak sama sekali dari tempatnya berdiri, sedangakan Ayah dan menatap pada lelaki yang menjadi suami anaknya tidak percaya.

"Menculik? Jangan bercanda? Jiwa itu putra saya jadi tidak ada yang namanya penculikan disini, kalian telah ditipu oleh manusia gila ini, jadi saya minta kalian semua pergi dari rumah saya sekarang juga sebelum saya melaporkan balik dengan tuduhan perlakuan tidak baik dirumah saya"

"Takut?" Tanya Chanyeol menantang sang mertua membuat Sehun menahan nafasnya, dia tidak ingin terjadi keributan tapi memang sepertinya Chanyeol sudah merasa terusik dan sudah kehabisan kesabaran.

"Kak El"

"Lihat Jiwa! Lelaki seperti ini yang ingin kamu pertahanin? Lelaki yang bahkan nggak bisa ngehormatin ayah kamu?"

"Ayah-"

"Apa semua orang tua itu selalu bersikap seperti anda? Tidak menyadari kesalahan dan mencoba menyalahkan orang lain?" Sahut Chanyeol menyela Sehun yang hendak menjawab sang ayah dia dengan cepat menyembunyikan Sehun dibelakang tubuhnya lalu kini menghadapi Nata yang berdiri tepat dihadapannya dengan kedua tangan terkepal.

'Sebenarnya apa yang dimau sama psikopat macem lu El?"

"Gampang banget! Saya mau pasangan saya kembali kerumah saya karena itu adalah salah satu kewajiban dia dan kalian keluarga bodohnya malah nahan dia dirumah ini? Apa namanya kalau bukan penculikan? Kalian yang mengaku keluarganya telah merebut hak yang harusnya dimiliki Jiwa"

"Nggak usah berlagak jadi orang suci lu"

"Lah saya mana pernah bersikap seolah saya itu orang suci? Saya ini pendosa jadi saya nggak akan nahan diri buat ngelakuin hal yang menurut saya benar persetan sama dosa, saya udah muak dengan tingkah kelurga kalian kalau nggak mengingat Jiwa bakalan sedih kalau kalian kenapa-napa sudah sepulang dari Bali saya ngelakuin hal yang nggak bakalan kalian bayangkan"

"Mau bunuh kita semua?"

Chanyeol memiringkan bibirnya lalu menyuruh polisi agar segera membawa mertuanya itu.

"Kamu tidak bisa melakukan ini sama saya Kelana!"

"Kenapa nggak? Anda saja dengan seenaknya ngehalangin saya buat ketemu Jiwa yang sudah jelas tanggunh jawab saya dan kalau anda masih bersikeras dengan pendirian anda mari kita bawa ini kepengadilan dan biarkan hakim mutusin siapa yang berhak atas Jiwa, karena dari awal saya nggak salah sudah dan saya jamin Jiwa juga bakal milih saya"

"Kamu benar-benar lebih milih lalaki kurang ajar ini dari pada ayah Jiwa?"

"Jiwa bingung ayah, Jiwa harus gimana? Ayah mau ngasih jawaban buat Jiwa?" Tanya Sehun dengan frustasi dia tidak mau berpisah dengan Chanyeol tapi dia juga tidak mau hubungannya dengan sang ayah jadi buruk gara-gara ini semua.

"Dari awal ayah yang mutusin agar Jiwa nikah sama Kak El tapi sekarang ayah juga yang maksa Jiwa buat pisah sama kak El, kenapa Jiwa nggak diizinin buat nentuin pilihan Jiwa sendiri? Kenapa Jiwa harus mikirin perasaan orang lain dulu baru boleh mikirin perasaan diri sendiri? Kak El emang salah cinta sama Jiwa disaat dia dijodohin sama kak Nata tapi kak Nata juga nggak seratus persen korban kan?"

"Jiwa!"

"Kalau kak Nata mau dia harusnya bilang sama ayah dan bunda atau aku atau orang tua kak El kalau kak El itu bukan yang terbaik buat dia dan dia ngejelasin semuanya tapi nggak yah, kak Nata malah milih pergi dan itu berdampak pada yang kini terjadi hari ini"

"Kamu nyalahin kakak Jiwa? Kamu udah dibutain sama Kelana"

"Kak Nata tolong dong, Jiwa minta tolong banget kenapa sekarang semua jadi salah Jiwa? Padahal Jiwa hanya menuruti apa yang dimau ayah saat kak Nata nggak bertanggungjawab sama sesuatu yang kak Nata mulai-"

"Udah stop! Biarin Jiwa milih apa yang buat dia bahagia, kita udah nggak punya hak lagi atas Jiwa saat ayahnya nyerahin tangannya buat digenggam sama Kelana diatas altar"

Bunda yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara dia tidak tega melihat bungsunya itu ditekan dari kanan kiri dan terlihat begitu frustasi, ini semua udah nggak bener jadi dia harus menengahi sebelum semua semakin menjadi.

"Kelana, bunda mohon ini sebagai ibu mertua kamu, sebagai orang yang cinta sama Jiwa sama kayak kamu bunda mohon tolong hentiin semua ini ya, kita bisa hidup damai sebagai keluarga, bunda tau ayah sama Nata salah juga dalam kasus ini tapi apa boleh bunda minta kamu buat minta maaf sama Nata supaya semua sama-sama lega?"

"Saya bahkan mau berlutut didepan Nata kalau jaminannya adalah Sehun balik sama saya dang nggak dihalang-halangi kayak kemarin-kemarin" Jawab Chanyeol dengan begitu tegas membuat bunda tersenyum kecil jadi lelaki ini benar-benar mencintai anak bungsunya sampai mau mengorbankan harga diri yang selama ini jadi kebanggaannya itu.

"Nggak perlu sampai dengan seperti itu"

"Sebenarnya saya masih bingung salah saya dimana dengan cinta sama Jiwa tapi karena ini semua demi keberlangsungan hubungan saya dan Jiwa maka saya dengan tulus meminta maaf jika sudah menyebabkan sakit hati atau apapun itu terhadap saudara Nata dan jika memang saudara meminta sesuatu yang disebut dengn ganti rugi saya juga akan memberikannya"

Ujar Chanyeol setelah menarik Sehun agar berdiri disampingnya dan menggenggam tangan pasangannya itu dengan erat, sedangkan Nata menatap mereka dengan sedikit nanar apa memang takdirnya sudah begini? Kalau Tuhan yang sudah mengatur segalanya dirinya bisa apa selain memafkan.

"Jiwa! Kakak minta maaf kalau selama ini ternyata kakak selalu ngebuat Jiwa terbebani ya, maafin kakak"

"Kak Nata" Sehun melepaskan genggaman tangan Chanyeol dan memilih untuk menubruk sang kakak dan memeluknya dengan erat sedangkan Chanyeol sekarang beradu pandang dengan sang ayah mertua, dengan tidak tahu diri dia mengangkat dagunya dengan tinggi seolah menunjukkan kekuasannya yang bahkan tidak bisa diusik oleh ayah mertuanya sekalipun, Sehun itu miliknya! Mutlak!!!

🍁🍁🍁



Pendek

Just Book'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang