Affair (E)

368 61 6
                                    













"Hun-ah ingin berangkat dengan papa?"

Sehun yang sedang memakai kaos kakinya menoleh pada sang ayah yang baru saja keluar dari dalam rumah.

"Emhhhh tidak, Sehun ingin mampir terlebih dahulu kesuatu tempat"

"Kemana? Apa tidak bisa nanti saja? Papa ingin bicara sesuatu yang penting denganmu"

"Penting?"

"Ayo naik kemobil papa"

Sehun menghela nafasnya pelan dan dengan terpaksa harus naik kemobil sang ayah yang sudah menunggu didepan rumah.

Setelahnya Sehun duduk disebelah sang papa yang tersenyum senang dan mengambil tangan Sehun.

"Papa bangga sekali denganmu Hun-ah"

"Aku tidak melakukan apapun papa"

"Kau sudah mau menahan egomu untuk tetap tinggal disini demi menuruti keinginan papa"

"Tapi kenapa papa ingin Sehun tetap disini meski tahu kalau berada dilingkungan tidak sehat ini akan menyakitkan untuk Sehun?"

"Papa belum bisa menjelaskan alasannya tapi suatu saat nanti kamu pasti akan mengerti kalau yang papa lakukan ini adalah yang paling baik untukmu"

"Begitu? Baiklah Sehun akan menerimanya untuk saat ini tapi Sehun ingin sebuah imbalan pa"

"Apa yang anak papa inginkan? Mobil baru? Atau apa? Tentu saja papa akan menurutinya"

"Bukan! Bukan hal seperti itu yang Sehun minta"

"Lalu apa yang kau inginkan Hun-ah?"

Tanya sang ayah sambil mengusap rambut halus sang putra, oh dia sangat diberkati dengan kelahiran anaknya ini.

"Siapa sebenarnya ibu Sehun?"

Tanya Sehun setelah terdiam beberapa saat memikirkan haruskah dia bertanya tentang hal itu tapi akhirnya dia menanyakannya juga yang membuat sang ayah menahan nafasnya dengan mata terbelalak kaget mungkin tidak menyangka jika Sehun berani menanyakan hal tersebut.

"Hun-ah"

"Tapi jika papa tidak ingin memberitahu tolong beri Sehun alasan kenapa? Apa hanya karena istri papa yang tidak mau menerima? Atau karena ada hal yang lain?"

Tanya Sehun lagi membuat sang ayah terlihat begitu kebingungan untuk memberinya jawaban.

"Hun-ah itu sama sekali bukan hal yang penting-"

"Untuk papa tentu saja mungkin itu bukan suatu yang penting tapi untukku bagaimana? Bukankah aku punya hak sebagai seorang anak untuk mengetahui siapa yang melahirkannya?"

"Dia bukan wanita yang baik?"

"Apa papa merasa sebagai lelaki yang baik? Setelah semua yang papa lakukan?"

Sehun mendengus kesal mendengar jawaban sang ayah yang menurutnya memojokkan ibunya tanpa alasan, kenapa hanya ibunya yang disebut wanita tidak baik? Bukankah sang ayah juga sama saja?.

"Hun-ah"

"Tidak apa-apa jika memang papa tidak mau memberitahu tapi jangan jelekkan ibuku seperti itu bagaimanapun juga dia adalah wanita yang sudah membuat papa mencapai keinginan terbesar papa"

Ujar Sehun lalu segera membuang mukanya tidak peduli dengan bagaimana ayahnya menanggapinya.

Setelahnya hanya keheningan yang menghiasi mobil berwarna hitam itu.

Sehun memasuki kantornya dengan mood yang sangat jelek dia bahkan tidak membalas senyum beberapa orang yang berpapasan dengannya tapi Sehun tidak peduli.

Just Book'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang