Monopoly (D)

435 67 9
                                    











Chanyeol keluar dari mobilnya dengan sedikit malas, semalam dia mabuk hingga tengah malam jadinya hari ini dia masih mengantuk dia ingin izin tapi akan ada rapat pemegang saham hari ini, dia harus hadir karena tidak mau jika para pemegang saham akan lebih mendukung sang kakak daripada dirinya. Posisi Direktur Pengembangan akan kosong sebentar lagi dan Chanyeol harap para pemegang saham bisa mempercayainya untuk mengisi posisi tersebut.

"Selamat pagi pak Axel"

"Selamat pagi" Chanyeol menganggukkan kepalanya sekali menjawab sapaan para pegawai yang masih lalu-lalang dilobi.

Chanyeol hendak masuk kedalam lift sebelum matanya menangkap bayangan seorang wanita yang sampai sekarang masih membuatnya gila kini tengah melangkah cepat dengan kotak nasi ditangannya menuju sang kakak yang menunggu santai dikursi kantin yang memang berada di sebelah lobi.

"Sial" Umpat Chanyeol kesal lalu bergegas masuk kedalam lift tak mau melihat adegan selanjutnya sang kakak dan wanita sang pujaan hati.

Chanyeol masuk kedalam ruangannya dengan sedikit membanting pintu, dia kesal sekali sekarang dan butuh pelampiasan, dia segera memanggil asistennya dan memintanya untuk memanggilkan Sehun agar datang keruangannya, dia butuh Sehun sekarang juga.

"Pak Axel, Sehun nya lagi cuti selama 3 hari dan kata temannya di divisi yang sama dia sudah mengajukan surat resign yang sudah ditaruh dimeja pak Axel" Pegawai tersebut langsung berjengit kaget saat Chanyeol meraih vas bunga yang ada dimeja dan melemparkannya ketembok dengan begitu kencang.

"Keluar!" Tanpa menunggu kata tersebut keluar dua kali asisten Chanyeol langsung melarikan diri meninggalkan Chanyeol yang kini tengah menjambak rambutnya sendiri dan mengumpat dengan segala jenis binatang dan kata kasar.

"Sial! Sialan, semua orang emang sialan" Chanyeol meninju tembok dengan kepalan tangannya tak peduli kalau luka langsung menyambut.

Setelah beberapa saat Chanyeol menghela nafasnya pelan, dia harus tenang dia akan menghadiri rapat sebentar lagi dan jika dia ingin mendapatkan jabatan yang diinginkannya dia harus tenang dan bisa menghadapi rapat tersebut, dia akan mendatangi Sehun setelah rapat selesai.

"Sialan! Sehun! Bener-bener sialan!"

Chanyeol memasuki rumah besarnya dengan langkah sedikit tergesa karena hujan yang tiba-tiba turun, dia hendak langsung menuju kamarnya dan berganti baju sebelum suara-suara diruang tamu mengalihkan perhatiannya.

"Kalian sudah yakin kan?" Itu suara ayahnya dan dia juga mendengar suara sang kakak menjawab dengan begitu yakin.

"Hmmm kalau gitu entar kita cari tanggal lamaran yang pas buat semua keluarga besar terus sambil nentuin enaknya kapan hari nikahnya" Apa-apaan? Siapa yang akan menikah? Tidak mungkin!.

"Bagaimana dengan Axel?"

"Emang kenapa sama anak mama itu? Dia masih recokin hubungan kalian?"

"Papa sama mama tau sendiri kalau dia suka sama Airin gimana kalau dia nanti nggak bisa nerima Airin sebagai kakak ipar dan bersikap nggak baik?"

"Gimana kalau dia mikir selama ini saya mainin perasaan dan hati dia?" Itu suara Airin yang menyahut lalu dalam hati Chanyeol mengumpat apa wanita itu tidak sadar kalau selama ini dia memang mempermainkan hatinya?

"Axel itu anak mama, dan mama kenal banget sama bungsu mama itu, meski keliatannya childish tapi dia bisa ngadepin apa yang bakal dia rasain, mungkin dia bakal silent treatment ke kalian berdua dan itu wajar banget karena dia berusaha magerin hati dia biar nggak sakit, tapi kalau misal Airin memang sudah mantep sama Minho ya dia nggak bisa apa-apa, dia harus nerima itu karena semua orang punya hak untuk memilih jalan kebahagiaan masing-masing, tenang aja dia nggak bakal bunuh diri atau apapun itu dia udah nemu cinta dan kebutuhan yang baru cuma belum sadar saja" Chanyeol mendecih mendengar ucapan sang ibu tau apa mamanya itu? Sangat mengenalnya? Apa wanita itu pernah peduli padanya?

Just Book'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang