Tanpa Judul 🪻

359 53 9
                                    









Ruang makan itu begitu hening tanpa ada suara kecuali dentingan peralatan makan, meja panjang itu dihuni oleh 6 orang yang masing-masing hanya fokus pada makanannya dan tidak melirik satu sama lain.

Setelah sekitar 15 menit dan semua orang sudah selesai dengan makanannya akhirnya sang kepala keluarga yang duduk dikepala meja angkat bicara.

"Bagaimana dengan perusahaan?"

Park Siwon bertanya pada sang putra yang meliriknya sejenak sebelum menjelaskan apa yang bisa dia jelaskan, tanpa minat!.

"Bagaimana dengan sekolahmu Princess?"

Si gadis yang dipanggil Princess itu dengan semangat menceritakan tentang kegiatannya disekolah membuat sang kakek tersenyum dengan bahagia lalu dia melirik cucu lelakinya yang sedang duduk disamping sang ayah yang sama-sama memasang wajah datar yah mereka mirip sekali tidak perlu melalukan tes DNA untuk mengira kalau mereka sedarah.

"Bagaimana dengan sekolahmu Park Minhyung?"

"Baik" jawab si remaja tanggung dengan singkat dan sang kakek mengangguk mengerti cucu lelakinya itu memang tidak banyak bicara.

"Nah karena kita masih duduk nyaman disini, Grandma akan menyampaikan sesuatu 2 hari lagi akan ada acara amal dan Grandma ingin kalian semua datang"

Tiffany Park memberi titah pada anggota keluarganya yang menyambutnya dengan berbeda, menantu dan cucu pertamanya senang dengan hal itu tapi putra dan cucu lelakinya langsung mendengus dan memasang wajah malasnya.

"Dan Grandma tidak menerima penolakan"

Tegas Tiffany dan yah seperti palu pengadilan keputusan itu sudah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.

"Kalau sudah selesai aku akan masuk kamarku, selamat malam"

Mark bangun dari duduknya lalu menunduk memberikan hormat untuk sang kakek dan nenek lalu segera beranjak dari sana tanpa memperdulikan ketiga orang lainnya.

"Dia selalu seperti itu, tidak pernah menganggap aku ada apa dia lupa kalau aku adalah ibunya dirumah ini? Kenapa dia tidak pernah menunjukkan rasa hormatnya? Suamiku seharusnya kau memberitahu putramu itu bagaimana cara bersikap dia dididik untuk menjadi pemimpin dan bersikap tidak sopan pada seorang yang lebih itu tidak mencerminkan kepribadian seorang yang direncanakan untuk mewarisi semua yang kau punya"

Nah itu kalimat sarkasme yang didapatkan Chanyeol dari wanita yang berstatus sebagai istrinya itu.

"Dia putraku, kau tidak punya urusan dengan apa yang dia lakukan jangan mengurusnya ya? Cukup duduk dan jadilah istri yang baik seperti yang diharapkan mertuamu"

"Kenapa? Karena menurutmu ibunya bisa mengurusnya? Dia bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri sampai gila seperti itu"

"Princess kau sudah selesai dengan acaramu jadi masuk kedalam kamar dan kerjakan apapun yang bisa kau kerjakan"

Chanyeol tersenyum terpaksa pada sang putri yang mengangguk lalu beranjak dari duduknya, mencium pipi seluruh anggota keluarganya lalu mengucapkan selamat malam.

"Kalian memalukan bagaimana bisa kalian bertengkar didepan putri kalian?"

"Yah tidak ada yang perlu ditutupi eomma, putrinya sudah tahu bagaimana kelakuan buruk ayahnya sampai dia mempunyai adik bukan dari ibunya"

"Yah aku tidak bisa mendapatkan keinginanku darimu jadi aku mendapatkan kesenangan dari orang lain"

"Ini semua bukan tentang keinginanmu saja, karena keegoisanmu itu dua anakmu itu harus menanggung malu seumur hidup mereka"

Just Book'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang