Sehun memijat kepalanya yang terasa pusing sekali oh keadaannya sangat tidak baik sekarang dia memang sudah pulang karena Chanyeol yang memaksanya untuk pulang tapi keadaan rumah yang berantakan tidak membuatnya baik sama sekali, seharusnya dia senang jika Nyonya Bae terlihat begitu tersiksa tapi tidak dia ikut menderita juga karena melihat kebingungan sang ayah dan juga Airin.
Sehun mengambil rokok dan korek api yang berada dilaci kamarnya, dia tidak menyentuh barang itu setelah pulang kesini karena dirinya yang merasa tidak ingin beda seperti saat diluar negeri dia menghisap benda candu itu untuk mengusir segala rasa kesepian yang selalu dia dapatkan ketika malam hari dan saat ini dia merasa ingin menghisapnya.
Sehun membuka balkon kamarnya bertepatan saat dua mobil keluar dari pekarangan rumah, mobil sang ayah juga Nyonya Bae mau kemana mereka? Dan kenapa harus berbeda mobil?
Sehun mengangkat bahunya acuh lalu segera menyulut batang rokoknya dan menghisapnya dengan perlahan.
Pikirannya melanglang jauh entah kemana? Ayahnya, ibunya, Airin dan entah kenapa Chanyeol juga ikut masuk kedalam pikirannya yang sudah kusut menyebalkan sekali orang itu kenapa harus ikut masuk kedalam otaknya juga?
"Aiiiish kalau begini ceritanya lebih baik aku hidup sendirian tapi kalau sendirian aku akan kesepian dan itu sama sekali tidak menyenangkan"
Gumam Sehun lalu kembali menghisap rokoknya dan menghembuskan asap putih itu dengan perlahan, dia memeluk lututnya sendiri dan entah kenapa tiba-tiba air matanya turun begitu saja, semua ini sangat menyakitkan untuknya dia tidak terima ibunya dibuat gila tapi akan sangat menyakitkan juga jika ayahnya sengsara jadi apa yang harus dia lakukan? Kenapa juga dia harus memilih? Kenapa takdir tidak pernah sekali saja berpihak padanya dan membuatnya bahagia dengan kedua orangtuanya seperti orang-orang diluar sana?
"Kau menangis? Cengeng sekali!"
Sehun tersentak kaget saat sosok Chanyeol sudah berdiri diambang pintu balkonnya dan bersandar disana dengan begitu santai, dengan cepat dia mengusap pipinya yang basah dan memasang wajah kesalnya.
"Mataku kemasukan debu"
"Iya sajalah!"
Sehun menjerit kesal saat tiba-tiba Chanyeol merebut rokoknya dan menghisap batang putih itu untuk dirinya sendiri.
"Apa yang sedang kau fikirkan? Ingin berbagi denganku?"
Tanya Chanyeol sambil menghembuskan asap rokoknya tepat didepan wajah Sehun yang merengut, lelaki ini memang kurang ajar.
"Bukan urusanmu!"
"Hey kau sudah menjadi rekan kerjaku jadi tentu saja apa yang menjadi beban fikiranmu itu urusanku juga"
Sehun ingin kembali menyulut batang rokok barunya tapi dengan cepat Chanyeol mengambil bungkus rokok itu dan membuangnya kebawah.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan Park Chanyeol?"
"Rokok itu tidak baik untuk kesehatan, apa kau tidak tahu?"
"Kau tahu kalau rokok tidak sehat tapi lihatlah dirimu sendiri"
"Aku hanya menghabiskan sisa rokokmu agar kau tidak sakit"
"Cih"
Lalu keheningan menyapa keduanya mereka bergelut dengan fikiran masing-masing sebelum akhirnya Sehun berdehem sebentar dan buka suara.
"Park Chanyeol kenapa kau ada disini, dimana Airin Noona?"
"Dia pergi bersama ibunya entah kemana aku tidak peduli"
Ah jadi Nyonya Bae pergi dengan Airin dan ayahnya pergi sendiri? Tapi mau kemana?.
"Park Chanyeol bagaimana kalau aku ingin menghentikan semuanya?"
"Apa yang ingin kau hentikan?" Tanya Chanyeol mengangkat alisnya heran sedangkan Sehun berdehem sebentar sebelum menjawab.
"Keterlibatanku pada semua apa yang telah kau rencanakan"
Chanyeol menatap Sehun dengan begitu lekat lalu terkekeh pelan saat menyadari ketakutan yang ada diwajah manis itu.
"Apa yang kau takutkan?"
"Penyesalan"
"Sesal?"
"Hmmmm aku takut menyesal dimasa depan ketika semua yang kau lakukan berhasil bagaimana kalau aku tidak bahagia meski melihat Nyonya Bae menderita? Bagaimana jika aku juga akan sakit jika melihat ayah dan Airin sakit? Bagaimana kalau semua yang terjadi tidak bisa membuatku merasakan kesenangan kedepannya? Tidak aku tidak mau menyesal Park Chanyeol"
"Kau tidak akan menyesal"
"Kau tidak tahu masa depan!"
"Kenapa kau hanya memikirkan ayahmu? Apa kau tidak memikirkan ibumu sedikit saja? Apa kau tidak ingin membayar segala penderitaan yang dia alami?"
"Bagaimana kalau aku membayarnya dengan menemaninya sampai dia sembuh lalu aku bisa bahagia dengannya? Tidak ada jaminan beliau akan bahagia setelah kau menghancurkan orang lain, kenapa tidak mencoba mengembalikannya lalu membuatnya bahagia?"
"Kenapa?"
"Karena aku juga ingin bahagia, aku tidak akan bahagia jika salah satu orang tuaku sengsara"
"Lalu bagaimana denganku?"
Sehun menatap Chanyeol tidak mengerti saat lelaki jangkung itu menunduk dengan begitu dalam dan juga bahunya terlihat lesu sekali.
"Kenapa dengan dirimu?"
"Kenapa tidak ada yang memikirkan diriku? Aku yang menyaksikan bagaimana Ibu menderita karena ayahmu dan itu rasanya sangat menyakitkan disaat keluarga pertama yang kumiliki harus menjadi gila karena keegoisan ayahmu dan tentu saja rasa benci dan dendam itu tumbuh dengan begitu kuat, aku akan menderita jika ayahmu tidak menderita"
"Tidak! Kau bisa melembutkan hatimu, aku akan membuat ayah bersujud didepanmu jika perlu"
"Sudah kubilang kau tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyetir ayahmu Sehun kau tidak seberharga itu"
Sehun merasakan cubitan keras mengenai hatinya mendengar nada Chanyeol yang begitu mencibir tapi dia mengabaikannya.
"Kalau begitu biarkan aku yang sujud didepanmu, seperti katamu darah dari ayahku mengalir dalam tubuhku itu berarti sama saja jika aku yang meminta pengampunan darimu"
"Kau tidak perlu melakukan itu"
"Lalu apa yang harus kulakukan?"
Chanyeol menatap wajah Sehun yang begitu kebingungan lalu segera menarik pinggangnya dan menangkup wajah kecil itu sebelum menyatukan bibirnya dengan bibir kecil Sehun yang terkesiap kaget dengan mata terbelalak tapi Chanyeol tidak peduli dan semakin memperdalam ciumannya, mengabaikan rasa tembakau yang masih bersarang dimulut mereka.
Saat merasakan tubuh Sehun mulai lemas dan juga tidak memberontak dengan perlahan Chanyeol menggiring tubuh keduanya untuk masuk kedalam kamar Sehun dan mendorong tubuh Sehun dengan pelan agar terbaring diatas ranjang dengan dirinya sendiri langsung mengungkung tubuh Sehun mencegah si manis untuk melarikan diri.
"Apa yang akan kau lakukan Park Chanyeol?"
Dengan nafas yang terengah Sehun bertanya setelah berhasil menarik diri dari ciuman Chanyeol yang memabukkan.
"Kau tahu apa yang akan aku lakukan Oh Sehun, jadi jika kau memang menginginkan pengampunan untuk ayahmu maka diamlah dan biarkan aku melakukan apa yang menjadi keinginanku"
Belum sempat untuk Sehun menjawab Chanyeol sudah terlebih dahulu kembali menyatukan bibir keduanya, kali ini ciumannya lebih keras dan menggambarkan bagaimana lelaki ini tengah bergairah dan Sehun mau tidak mau terbawa kedalam pusaran gairah yang Chanyeol tawarkan, Sehun juga mau Chanyeol dan itu tidak bisa dia tolak lagi.
🌺🌺🌺