Bab 8

2.3K 201 24
                                    

Sepertinya kali ini ia kembali terlambat datang bulan. Mungkin ia sedang kelelahan seperti biasanya.

Alicia mengingat-ingat kapan jadwal terakhirnya datang bulan di tengah-tengah training online yang sedang berlangsung. Sekilas ia melirik laptopnya, sambil mengamati kalender duduknya. Saat ini sedang berlangsung diskusi yang membahas tentang private client requirements and expectations. Setelah ini mereka akan memasuki pembahasan materi mengenai diferensiasi strategi untuk bank swasta.

Sejak remaja, ia memang sudah memiliki jadwal menstruasi yang tidak teratur. Menurut dokter kandungan yang sudah sejak lama menjadi langganannya, hal itu terjadi karena hormonal, selain faktor stres dan kelelahan. Jadi setiap kali ia merasa lebih stres dari biasanya dan juga kelelahan akibat pekerjaan, sudah bisa dipastikan jadwal menstruasinya akan terlambat. Alicia pernah tidak datang bulan hingga satu bulan lebih, dan dokter kandungan memberikan obat yang membuatnya segera mendapatkan datang bulannya.

Sepertinya kali ini, Alicia harus kembali memeriksakan diri. Akan tetapi, di dokter kandungan yang berbeda karena dokter kandungan yang biasa ia datangi sudah meninggal satu tahun yang lalu. Alicia segera menghubungi klinik bersalin yang tidak jauh dengan kantornya dan membuat janji.

                                   ***                                                                

Siang itu bagai kiamat, saat dokter melakukan pemeriksaan USG pada rahimnya.

Alicia dinyatakan hamil.

"Hmm, Ibu eh maaf maksud saya Kak Alicia tidak merasakan gejala awal kehamilan sama sekali?" Dokter perempuan yang sedang melakukan pemeriksaan padanya bertanya dengan wajah prihatin.

Alicia hanya bisa menatap hampa. Masih kelewat shock atas kabar barusan.

"S...saya hamil?"

"Iya Bu." Dokter itu menjawab sambil menekan sedikit lebih keras pada permukaan rahimnya. "Ibu lihat, di situ judah terbentuk kantung janin."

Alicia menatap monitor dengan tegang. Ia melihat area kantung janin itu ditandai di dalam layar.

"Usia kehamilannya sudah enam minggu." Dokter di sampingnya tersenyum sekilas.

Alicia menatap hampa hasil cetakan USG di tangannya. Berwarna hitam putih dan ia melihat angka-angka yang tidak ia pahami. Sejak baru tiba kembali di kantornya hingga dua puluh menit lamanya ia masih termenung sendiri di balik meja kerjanya. Alicia bahkan belum berhasil meneteskan air mata sejak menerima pengumuman kehamilannya.

Harus gimana? Alicia meletakkan hasil cetakan USG-nya ke atas meja dan menatap nanar titik hitam kecil di rahimnya, yang kata dokter itu adalah janinnya.

Seks dengan Ricky memang bukan yang pertama baginya. Namun selama ini Alicia hanya melakukan hubungan itu dengan lelaki yang menjadi kekasih resminya. Ia tidak pernah tertarik bercinta dengan lelaki random, setampan apa pun lelaki itu. Tetapi Ricky malam itu adalah pengecualian. Alicia sadar ia telah melakukan kesalahan besar.

Tidak pernah terbayangkan olehnya, ia akan hamil. Seingatnya bahkan ia dan Ricky hanya melakukannya satu kali. Tunggu, satu kali kan? Alicia berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu hanya terjadi satu kali. Setelahnya mereka tertidur pulas hingga ia terbangun lebih dulu. Alicia tahu malam itu ia ceroboh karena tidak menggunakan kondom, akan tetapi saat itu ia memang mabuk dan tidak berpikir ke arah sana. Bahkan saat kesadarannya sudah kembali penuh, ia tidak bisa mengingat dengan jelas keseluruhan adegan ranjangnya dengan Ricky.

Hanya satu kali dan ia langsung hamil. Rasanya sungguh sial sekali.

Sedetik kemudian Alicia mengusap pelan perutnya. Entah kenapa, mendadak perasaan tidak tega menyeruak. Janin tidak berdosa ini, tentu saja tidak pantas dikaitkan dengan kesialan. Janin ini hadir akibat kecerobohannya sendiri, terpikat dengan wajah tampan yang membuatnya haus akan sentuhan lelaki.

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang