Ricky memarkir motornya di parkiran apartemen sebelum berjalan melintasi taman demi sampai di gedung apartemen sebelah. Sambil bersiul kecil, sebelah tangannya menenteng kantung plastik berisi dua kotak donat.
"Bumil makan donat," ia bersenandung dengan nada acak. Nada yang ia ciptakan sendiri dalam hitungan detik. "Bubu bubu bumil makan donat....janin kecil makan donat...." Langkah Ricky melambat saat ia melihat Nathan berdiri di depan pintu masuk utama.
"Mas Ricky?" Nathan terlihat terkejut dengan kemunculannya.
"Pak Nathan?" Ricky juga sama terkejutnya, kemudian segera teringat mungkin Nathan baru saja mengantar Alicia setelah menghadiri acara ulang tahun Florence. Tetapi seingatnya mereka sudah meninggalkan acara ulang tahun sejak tiga jam yang lalu. Lalu kenapa Nathan masih di sini? Ricky hanya bisa menyimpan heran ketika Nathan mendekatinya. Tatapan pria itu segera tertuju pada kantung plastik dengan logo outlet donat yang ia tenteng di tangan kanan.
"Donat?" Nathan tersenyum kemudian menatap lurus wajah Ricky. Ia yakin makanan itu untuk Alicia.
Ricky yang tidak mengerti maksud pertanyaan Nathan hanya bisa tersenyum kaku.
"Mas Ricky kok ada di sini?" Nathan berlagak bodoh meski ia sudah mendapat informasi dari Kinanti bahwa apartemen Ricky dan Alicia bersebelahan.
"Saya mau..... " Ricky memutar kedua matanya, berpikir sejenak. ".... nitip makanan ke temen," jawabnya kemudian .
"Oh, kebetulan banget! Alicia juga tinggal di sini." Tanpa menoleh Nathan menuding pintu masuk di belakang dengan jempolnya.
"Oo.. ooooo ya ya, kebetulan banget." Ricky mengangguk-angguk sambil menekan bibir, sedang bersikap seolah-olah baru saja mengetahuinya. Ia tidak ingin Nathan mengendus kedekatannya dengan Alicia, mengingat pria itu juga mengenal Lusy.
Ricky hanya ingin menyembunyikan kedekatannya dengan Alicia dari segala hal yang berhubungan dengan Lusy, meski itu adalah Nathan sendiri. Ricky memiliki firasat Nathan adalah laki-laki baik, tetapi ia merasa untuk saat ini hubungannya dengan Alicia tidak boleh terungkap di hadapan orang-orang yang ia rasa tidak perlu tahu.
"Kebetulan banget." Nathan hanya bisa menatap prihatin. Ricky memang tampan. Tetapi sulit baginya untuk menerima alasan, apa yang membuat Alicia bersedia ditiduri pemuda semacam ini? Sampai hamil pula. Apa benar-benar sekadar rupa fisik?
"Saya lagi nunggu jemputan. Nggak tahu deh kok lama." Nathan melirik sejenak ke arah belakang punggung Ricky. "Mas Ricky tinggal di mana?"
"Di apartemen sebelah," jawab Ricky yang segera berbuntut penyesalan. Sial kenapa dia begitu jujur?
"Oya? Deket dong sama Alicia."
"Ooo iya, baru tahu." Ricky benar-benar panik kini.
"Tinggal sendiri?" Nathan melempar pertanyaan yang tidak perlu.
Bibir Ricky menggantung tanpa kata-kata. "Iya." Akhirnya ia menjawab dengan nada pelan. Apa ini pertanyaan jebakan? Mungkin saja Nathan memang tidak tahu ia tinggal di apartemen Lusy.
Nathan tersenyum kecil begitu melihat reaksi serba salah Ricky. "Saya baru pertama kali tadi, liat Mas Ricky nyanyi. Wah... suaranya enak banget," pujinya tulus sambil mengamati pemuda yang telah mencuri masa depan Alicia.
"Makasih Pak." Ricky tersenyum malu ketika dipuji oleh laki-laki yang ia tahu menjadi idaman Alicia.
Nathan turut tersenyum getir, saat mendapati reaksi Ricky yang terbaca polos di matanya. Di hadapannya Ricky selalu menjadi pemuda dengan sikap penuh sopan santun. Tatap lugu Ricky, juga sikap yang terasa begitu jujur kadang membuat Nathan masih tidak percaya, pemuda yang masih berdiri di hadapannya adalah seorang gigolo.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR💋PLAY [END]
RomanceKata siapa tante-tante senang hanya tertarik dengan pria macho berbadan kekar yang doyan pamer otot di balik kaos ketat? [SEBAGIAN PART HANYA BISA DIBACA DI KARYAKARSA] Ricky Caraka sudah membuktikan sendiri. Fresh graduate berwajah tampan dan bert...