Bab 74

996 142 9
                                    

"Ricky kenapa sekarang rajin banget cover lagu?" Sore itu Rafal memulai pembicaraan tentang Ricky, saat yang bersangkutan sudah pamit pulang. "Kualitas videonya juga nggak main-main."

"Bener. dia niat banget bikin video cover lagu," sambung Ezra sambil menjepit batang rokoknya di bibir kemudian menyalakan api. "Viewernya banyak. Akun Tiktok-nya juga udah punya banyak followers."

Chandra mendengarkan sambil menonton salah satu video Tiktok Ricky yang sedang memainkan gitar sambil menyanyikan sebuah lagu. Kadang Ricky tampil dengan gitarnya, kadang dengan pianonya. Hanya saja di Tiktok suasananya terlihat lebih santai. Chandra melihat Ricky menggenjreng gitar di sofa tempat mereka saat ini duduk.

Tentu saja followers Ricky meningkat drastis, karena Ricky selalu tampan dalam setiap konten-kontennya. Ricky, lupa menyisir rambut saja tetap tampan. Chandra menurunkan ponselnya dan turut menyalakan sebatang rokok. Ishana sama sekali tidak mengatakan apa-apa soal ini. Sepertinya Ricky sedang punya hobi baru tebar pesona di media sosial.

"Ricky sebenernya ngapain sih Sam?" Ezra beralih menanyai Wisam yang ia tahu menyewakan studionya untuk Ricky, bahkan membantu proses pengeditan video-video Ricky.

"Ya dia lagi pingin cover-cover lagu," jawab Wisam kalem.

"Ya maksud gue, niat banget gitu lho... sampe sewa studio segala, kualitas video udah kayak video-video niat beneran...." Ezra menatap heran karena setahunya video cover lagu lebih sering menggunakan peralatan lebih sederhana, dengan pengambilan gambar hanya dari satu sisi. Apalagi, dalam video Ricky hanya seorang diri. Jadi untuk apa mengambil video dari berbagai angle? Alih-alih seperti cover lagu, Ricky terlihat seperti jual tampang. Tapi memang followers dan viewers di chanel Youtube Ricky melonjak drastis.

"Yah namanya calon bapak guys. Dia agresif cari rejeki, kali aja video-video covernya banyak yang nonton..." Wisam lagi-lagi menyahut kalem.

"Percuma juga, nggak bakal dapet adsense. Emang boleh cover lagu dapet adsense?" Rafal menatap skeptis.

"Setahu gue nggak bisa," tukas Ezra.

"Kayaknya emang tujuan dia cari viewers. Siapa tahu habis ini dia upload lagu dia sendiri? Kali aja..." Wisam mengarang alasan. Sesuai pesan Ricky, Wisam tidak berkata apa pun soal kemungkinan Ricky diorbitkan mejadi soloist.

"Bukannya dia udah banyak duit dari hasil...." Kalimat Rafal tertahan dengan senyuman jahil.

"Iya, kan udah banyak duit dia...." Ezra mengangguk setuju.

"Ya mungkin aja dia pingin kasih nafkah dari jalan yang bener buat anaknya. Masa dia kasih makan anaknya dari uang hasil begituan?" Wisam menatap teman-temannya.

"Halah, koruptor kasih makan keluarganya pake uang haram juga nggak pa-pa. Padahal, ngerugiin orang banyak," seloroh Rafal.

"Ya kan dimiskinkan Bro. Masa nggak dimiskinkan sih?" Ezra menatap Rafal.

"Ya yang ketahuan," jawab Rafal sebelum menyesap rokoknya.

"Jadi lo dukung Ricky pake uang hasil gituan buat nafkahin anaknya?" Wisam menatap heran.

"Enggak," jawab Rafal dengan cengiran. "Ya maksud gue, baguslah." Rafal menggaruk kepalanya.

"Nggak, nggak, maksud lo gimana?" Ezra dengan senyuman geli mengejar penjelasan Rafal.

"Ya ampun, maksud gue beneran bagus lah kalo dia punya pemikiran kayak itu. Dia ngerasa itu dosa besar, jadi nggak mau anaknya kecipratan hasil uang haram kan? Ya bagus! Coba kalo semua koruptor mikirnya kayak gigolo macem Ricky yang nggak mau kasih makan anaknya pake duit haram. Ini si Ricky nggak ngerugiin siapa-siapa, uang-uang dia, hasil kerja dia sendiri. Lhah koruptor? Source-nya kan sama-sama uang haram? Ngerugiin negara pula, itu maksud gue...."

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang