Bab 43

1.1K 151 11
                                    

'Bumil cantik lagi apa? Ricky di lobi bawain onde-onde😊'

Again? Alicia baru saja selesai mandi saat Ricky mengirim pesan di jam tujuh malam.

'Sebentar saya turun.' Alicia segera membalas. Diam-diam masih merasa sedikit bersalah akan jawaban yang ia berikan kepada Ricky saat terakhir kali mereka bertemu. Mungkin saat itu ia terkesan acuh, padahal yang sebenarnya Alicia sungguh tidak ingin ikut campur dalam hubungan Ricky dan Lusy. Toh apapun keputusan Ricky tidak akan berdampak apapun bagi kehidupannya. Ia tetap akan membesarkan anak ini seorang diri.

Alicia bergegas meninggalkan kamar dan memasuki lift. Ia sampai di lobi dan melihat Ricky sudah menunggunya di sofa.

"Ricky.... "

Ricky mendongak dan senyumannya mengembang lebar. Ia segera berdiri dan memberikan kantung kresek berisi sekotak onde-onde.

"Ya ampun Ricky. Kamu terus-terusan kasih makanan."

"Nggak pa-pa. Bumil harus banyak makan."

"Makasih yaa... " Alicia memperhatikan penampilan Ricky yang sudah keren seperti biasanya. Pasti setelah ini Ricky pamit untuk berangkat nge-band.

"Sama-sama. Mau, Jalan-jalan ke taman sebentar?"

Alicia merasa segan jika menolak. Apalagi Ricky selalu membawakan makanan. Akhirnya ia menyetujui ajakan Ricky. Mereka berjalan beriringan menuju taman apartemen yang selalu sepi. Ricky diam-diam memperhatikan Alicia yang mengenakan sweater dan daster sebatas lutut. Rambut digerai dan riasan sudah tidak tampak di wajah, tetapi tetap terlihat anggun dan cantik.

"Kenapa?" Alicia menanyakan maksud Ricky, sepertinya ada yang ingin dibicarakan pemuda itu.

"Bumil harus olahraga juga. Jalan kaki tipis-tipis itu sehat. Kalau pagi jadwal Ricky tidur, jadi Ricky bisa nemenin ya di jam-jam segini. Yang Ricky tahu biasanya bumil jalan sehat sama senam hamil." Ricky melirik sekilas dan tersenyum.

Alicia hanya merespon dengan raut serupa. "Kamu tahu dari sepupu kamu yang di Surabaya juga?"

"Iya."

"Sepupu kamu rajin banget laporan ke kamu?" Alicia melirik heran. "Sepupu beneran?" Ia berlagak menggoda Ricky.

"Iya sepupu beneran. Dia sering curhat di grup chat. Emang too much informasi. Cukup satu perempuan aja yang hamil sama Ricky."

"Siapa?" Kedua mata Alicia membelalak lebar. Sungguh selamanya tidak akan berkenan mengakui Ricky sebagai ayah dari anaknya.

"Inisialnya A," jawab Ricky dengan mimik jahil.

"Idih, siapa?"

Ricky memutar kedua bola mata dengan malas. "Kenapa kok kayaknya takut banget? Emangnya Ricky mau ngapain?"

Langkah mereka terhenti. Kini mereka berada di tengah-tengah taman di bawah pepohonan rindang.

"Takut apa?"

"Kenapa takut banget ngaku kalau itu anak Ricky?"

"Ini bukan anak kamu," sangkal Alicia seperti biasanya.

"Jangan bohong. Ini anak Ricky."

Alicia membeku menatap wajah Ricky.

"Kak Al, mau sampai kapan nutup-nutupin semua ini? Ricky nggak akan maksa Kak Al nikah sama Ricky. Ricky tahu Kak Al nggak pantes dapet cowok kayak Ricky. Tapi Ricky berhak tahu kebenarannya dari Kak Al sendiri. Malem itu kita..... " Kalimat Ricky tertahan saat Alicia memalingkan wajah, seolah tidak ingin mendengar kalimatnya.

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang