Bab 45

1.3K 141 24
                                    

"Maksud kamu, Alicia hamil anak Ricky?"

Senyuman geli lepas begitu saja begitu Nathan melihat kerutan di dahi Kinanti semain dalam. Ini bener-bener.....

Malam ini Kinanti menemuinya secara khusus. Satu jam setelah selesai meeting terbatas dengan beberapa manajer, Kinanti mendatangi ruangannya. Ia sengaja menyuruh Kinanti datang setelah Alicia sudah pergi. Nathan sekali lagi mengecek foto transaksi di rekening Ricky yang baru saja dikirimkan Kinanti.

Nggak mungkin. Nathan masih belum ingin mempercayai hal paling absurd yang pernah ia ketahui. Dari semua laki-laki, kenapa harus Ricky yang menghamili Alicia? Memangnya kenapa jika apartemen mereka berdekatan? Bisa saja itu Alicia lain. Bisa saja Ricky memang menghamili wanita lain mengingat pemuda itu memang cowok nakal. Nathan rasanya sulit mempercayai dugaan yang dikemukakan Kinanti. Tunggu, cowok nakal? Nathan mau tidak mau kembali mengingat pembicaraannya dengan Alicia saat menandatangani surat pengunduran diri wanita itu.

"Dia ingin tanggung jawab, tapi saya nggak mau. Dia bukan cowok baik-baik. Dia cowok nakal."

Saat itu Nathan menanyakan umur cowok nakal yang dimaksud Alicia. Namun Alicia tidak memberikan jawaban yang jelas. Ia hanya mengingat cowok itu lebih muda dari Alicia.

"Tadi kamu bilang dia cowok. Apa dia masih muda? Lebih muda dari saya mungkin?" Nathan masih mengingat pertanyaan yang waktu itu ia lontarkan pada Alicia.

"Ya dia masih muda...."

"Lebih muda dari kamu?"

"Iya."

"Umur berapa?"

"Maaf Pak saya nggak bisa bilang...."

Nggak, nggak mungkin. Nathan masih belum ingin percaya meski petunjuk-petunjuk yang ia dapatkan bisa saja mengarah kepada Ricky. Tentu saja Alicia tidak sudi Ricky bertanggung jawab karena pemuda itu adalah gigolo simpanan Lusy. Dalam hati terselip rasa tidak rela jika Alicia dihamili oleh laki-laki seperti Ricky.

Nathan kembali memutar rekaman CCTV yang juga telah dikirimkan oleh Kinanti. Memang sikap Ricky hari itu terlihat janggal.

"Saya tahu kayaknya ini jauh banget Pak dari perkiraan. Tapi keterangan riwayat transaksi Mas Ricky itu yang buat saya langsung kepikiran Bu Al." Kinanti menatap wajah cemas Nathan yang masih mengamati rekaman CCTV di ponselnya. "Kenapa pas banget gitu Pak? Dan sampai sekarang, Bu Al belum ada omongan kalau mau resign."

"Dia belum bilang kalo mau resign?" Nathan menatap heran dan mendapat anggukan kepala Kinanti. "Mungkin nanti, mendekati hari H atau pas SK-nya udah terbit. Cuma yang masalah Ricky ini, saya belum yakin. Aduh jangan dia deh... saya harap bukan dia."

"Kenapa Pak? Mas Ricky ganteng, duitnya banyak," ceplos Kinanti dengan tampang tidak berdosa.

"Kinanti, bukan cuma soal ganteng dan banyak duitnya." Nathan menatap heran. "Kamu tahu kan siapa Ricky?"

"Pacar Bu Lusy...."

"Simpenan," ralat Nathan. "Saya yakin Alicia juga nggak bakal mau sama laki-laki modelan Ricky."

Ya tapi nyatanya hamil kan Pak? Kinanti hanya berani menyela di dalam hati sambil mengamati wajah Nathan yang tampak gundah.

Kenapa harus Ricky? Iya tahu sih Ricky ganteng. Tapi.... ini beneran Al? Nathan masih bertahan tidak rela akan fakta yang baru saja ia dapatkan. Rasanya memang terlalu kebetulan jika ada Alicia lain dan debay lain di rekening Ricky. Seketika ia merasa lemas. Hatinya menjemput prihatin, tidak bisa lebih sedih lagi melihat nasib Alicia. Kenapa harus hamil dengan pemuda seperti Ricky?

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang