Seumur hidup, Ricky tidak pernah patah hati.
Rasanya tidak pernah sesakit ini, hingga seluruh tubuhnya menjelma lumpuh. Sedari tadi ia hanya berbaring di atas tempat tidurnya, berdiam diri sambil diam-diam meneteskan air mata. Tidak ingin diganggu, Ricky mematikan ponselnya setelah mengirim pesan singkat ke grup chat Eijaz, bahwa malam ini ia absen karena mendadak diare akut.
Diare, hanya itu alasan yang terpikirkan di kepalanya meski teman-temannya sudah menilai alasannya kelewat klise.
Air matanya, entah mengapa tidak mau berhenti. Ricky sangat malu menjadi cengeng seperti ini sehingga memadamkan lampu kamar dan meringkuk memeluk guling meski tidak ada yang melihat.
Jadi begini rasanya patah hati? Ternyata sangat sakit. Ini kali pertama Ricky mengalaminya. Selama ini, tidak ada seorang gadis pun yang membuatnya menangis cengeng seperti ini. Ia memang pernah gagal mendekati satu dua gadis, juga mengalami putus cinta. Tapi hal itu hanya membuat nafsu makannya hilang selama tiga hari. Setelah itu, ia melupakan perasaan sedih. Ia bahkan tidak pernah galau karena selalu mendapatkan gadis lainnya dengan cepat. Tidak ada yang benar-benar berarti, ia tidak pernah benar-benar pakai hati.
Akan tetapi, kali ini ia benar-benar merasakan sakitnya sehingga tidak tahu harus berbuat apa selain berdiam diri di atas tempat tidurnya sambil meratapi nasib. Dadanya sedari tadi sesak dan terasa berat. Meski ia memukulinya berulang kali, perih itu masih bercokol dan semakin pedih. Wajah Alicia dan Nathan, selalu muncul bahkan jika ia menutup mata. Bayangan mereka menikah membuat air matanya tak berhenti. Selamanya, ia akan menjadi penonton kisah orang lain.
Tapi, itu anaknya.
Janin kecil, Ricky memanggil lirih di dalam hati. Nyatanya kehadiran seorang anak tidak akan membuatnya bersatu dengan Alicia. Mungkin, Alicia memang bagian dari takdirnya tetapi bukan jodohnya. Mungkin ia memang ditakdirkan memiliki anak tanpa seorang istri. Ricky berusaha mencerna garis nasibnya, menapaki lika-liku jalan kehidupannya dengan menerjemahkan seluruh luka. Namun tetap saja ia belum ingin menyerah rela.
"Ricky aku sayang kamu. Tapi, aku lebih sayang anak kita. Maaf." Pernyataan Alicia kembali terngiang di kepalanya.
***Malam itu Alicia tidak bisa tidur. Ia tenggelam menatap pemandangan di luar jendela kamarnya. Sambil menatap kosong bangunan menara sebelah, ia merenungi sikapnya yang tadi gagal mengendalikan diri sehingga kelepasan menangis.
"Ma...maaf. Selama ini dia yang care jaga aku.... liat dia kayak gitu, aku jadi...." Alicia berakhir terbata sambil sesenggukan. Seolah mengerti, Nathan mengusap lembut kepalanya dan membantu menghapus air matanya dengan tisu.
Sikap Nathan membuat Alicia merasa bersalah terhadap dua laki-laki sekaligus. Rasanya tidak pantas ia menangisi laki-laki lain di hadapan Nathan yang sudah menjadi calon suaminya.
Tetapi di hatinya, Ricky bukan laki-laki lain. Bahkan kini sedihnya cenderung condong kepada si ayah si jabang bayi. Alicia menatap hampa pekat malam di luar jendela. Kenapa perasaannya harus tenggelam serumit ini? Ia sudah menetapkan masa depan dengan Nathan, tetapi sedari tadi diam-diam memikirkan Ricky. Hatinya luruh saat melihat Ricky menahan tangis. Selama ini tidak ada seorang pria yang menangisi kepergiannya, setidaknya di hadapannya.
Sejujurnya, ia bahkan tidak begitu sempat memikirkan perasaan Nathan. Apa ini adil untuk Nathan? Meskipun Nathan bersikap mengerti, tetapi Alicia tidak benar-benar tahu apa yang dirasakan Nathan.
Alicia berakhir menopang sebelah pipi. Ricky di mana? Pertanyaan itu muncul sedari tadi. Apa di lantai tujuh belas? atau di pub sedang menenggak alkohol? Di mana pun itu, Alicia harap Ricky baik-baik saja. Alicia tahu, mulai sekarang ia harus mempersiapkan hatinya. Ia tidak boleh terus-menerus larut dalam kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR💋PLAY [END]
RomanceKata siapa tante-tante senang hanya tertarik dengan pria macho berbadan kekar yang doyan pamer otot di balik kaos ketat? [SEBAGIAN PART HANYA BISA DIBACA DI KARYAKARSA] Ricky Caraka sudah membuktikan sendiri. Fresh graduate berwajah tampan dan bert...