Bab 32

1.3K 157 78
                                    

'Kak, malem nanti jadi kontrol?' Ricky mengirim pesan kepada Alicia.

Sore itu Ricky sudah kembali ke apartemennya setelah terpaksa membeli ponsel baru dikarenakan LCD dari ponselnya pecah akibat membentur dinding. Ia meletakkan ponsel pembelian Lusy yang telah rusak di atas meja ruang tamu, dan menyandarkan punggungnya sejenak sambil menikmati minuman dinginnya. Hari ini suasana hatinya kacau dan sejak tadi ia terpaksa memendam kesal.

Ia terpaksa absen latihan bersama Eijaz demi kabur dari rasa malu. Ternyata Lusy tega membuka kedoknya di hadapan teman-temannya. Kini bagaimana ia harus menghadapi mereka semua sambil menanggung malu? Apalagi bibirnya turut membenarkan pernyataan Lusy dan mengakui jika ia adalah seorang gigolo.

Ricky menduga Lusy ingin menghancurkan hidupnya dan membuatnya bergantung lebih banyak lagi pada wanita itu. Lusy mulai terang-terangan ingin meringsek masuk lebih jauh ke dalam kehidupannya. Lusy sengaja muncul di hadapan teman-temannya dan mempermalukan dirinya. Sampai detik ini, Ricky masih merasa marah dan memblokir nomor Lusy. Ricky sudah tahu wanita itu tidak lama lagi pasti akan muncul di apartemen.

Ricky segera melepas cincin di jemari manisnya dan meletakkannya persis di atas layar ponselnya yang pecah. Ia harus memberi batasan pada Lusy, bahwa ia tidak pernah menoleransi sikap Lusy yang kelewatan. Berikutnya Ricky memasukkan dengan cepat ponsel barunya, charger, rokok, korek api, dompet, dan parfum kecil ke dalam tas selempangnya. Ricky menyahut topi juga kunci motornya di atas bufet dan bergegas meninggalkan apartemen.

***

'Jadi.' Alicia membalas singkat sambil menunggui Teller yang sedang mencetak laporan akhir hari. Saat ini ia sedang duduk di balik counter teller, sambil mengecek ulang beberapa nota transaksi hari ini.

"Tolakan RTGS Bu Fransisca dijalanin besok ya," ujar Alicia setelah mendapatkan balasan konfirmasi dari salah satu nasabah.

"Siap Bu," jawab Amanda yang duduk di sampingnya.

"Bu, Mas Ricky tuh umur berapa sih Bu?" tanya Disha yang duduk di paling ujung dan bersambut dengan lirikan Amanda.

"Dua puluh lima, kenapa?" Alicia menatap para teller-nya yang cengar-cengir.

"Seumuran kita dong Bu!" sahut Amanda antusias.

"Amanda suka sama Mas Ricky, katanya ganteng!" ungkap Disha yang bersambung dengan tawa renyah keduanya.

"Disha juga suka Bu, malah kalo mas Ricky dateng Disha semangat nyambut Mas Ricky, hahahaha!" Amanda membalas Disha.

"Ih lo juga!"

"Lo tuh selalu buru-buru berdiri padahal Mas Ricky masih di pintu," ledek Amanda.

"Ya iya dong! Daripada keduluan lo!"

"Kak Kinan semangat ke counter teller kalo ada Mas Ricky. Lagaknya kayak sibuk bener padahal pingin nampang!" lanjut Amanda yang bersambut tawa Alicia.

"Pernah saya ngobrol santai sama dia. Orangnya ternyata ramah ya Bu? Nggak jutek kayak waktu pertama kali dateng." Disha menimpali dengan raut takjub.

"Iya, kalo Mas Ricky ke sini semua pada ke counter teller, Kak Kinan, Laras, cuma buat caper hahahaha!" Amanda membuat pengakuan yang bersambut tawa Disha juga Alicia.

"Dia ternyata nge-band Bu. Saya follow Instagram-nya Bu!" Amanda mendekatinya dan menunjukkan akun Instagram Ricky yang tidak diprivat dan memiliki followers lumayan banyak.

"Oh, saya malah nggak follow....." Alicia menatap sekilas feed Instagram Ricky.

"Ibu mau link-nya? Barangkali mau follow?" tanya Amanda dengan wajah polos.

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang