Bab 90

1.1K 118 37
                                    

Malam itu malam Minggu, tetapi di rooftop sedang berkumpul semua personil Eijaz, termasuk Niko yang menjadi vokalis baru. Mereka semua berkumpul untuk acara syukuran Ricky, yang mulai hari ini sudah bukan lagi menjadi vokalis Eijaz karena sudah resmi bergabung dengan Best Records.

Helena datang bersama Yuan, sang kakak yang juga teman baik Wisam dan sering ikut tampil bersama Eijaz saat mengisi acara pernikahan. Ricky memperhatikan Ishana tampak mengobrol akrab dengan Helena, yang ikut sibuk memanggang irisan daging di atas kompor gas. Mereka berdua tampak seru membicarakan fashion. Ricky sempat mendengar Ishana yang ingin tahu kesempatan magang dengan desainer-desainer yang sudah punya nama dan Helena berjanji akan memberinya informasi. Tidak lama kemudian, mereka berdua bertukar nomor.

Tentu saja Ishana tidak menolak untuk ikut ke sini. Tadi bahkan Chandra yang menawarkan diri menjemput Ishana.

"Cobain, enak?" Rafal menyodorkan kuah shabu-shabu ke hadapannya. Ricky meniup pelan sebelum mencicipi.

"Kurang asin." Ricky menambahkan kecap asin.

Ezra dan Niko memanggang di kompor yang lain sementara Wisam dan Chandra menyiapkan camilan.

"Ehm ehm!" Wisam sengaja berlagak batuk saat melihat semua hidangan sudah siap. "Doa dulu yuk!"

Kompor dimatikan dan mereka semua menyeret kursi plastik, mendekat ke sofa dan duduk membentuk lingkaran.

"Oke." Wisam yang duduk di sofa tersenyum menatap wajah-wajah yang menatap antusias. "Sebelumnya gue ucapin makasih buat temen-temen yang udah sempetin dateng di acara malem ini. Ini bukan acara perpisahan, tapi syukuran buat Ricky." Wisam melirik Ricky yang duduk persis di sebelahnya kemudian mengusap punggung sahabatnya itu.

"Jadi kayak yang kita tahu, mulai hari ini Ricky udah bukan lagi vokalis Eijaz. Ricky udah gabung di Best Records. Tepuk tangan duluuuu!" Wisam bertepuk tangan dengan seyuman lebar yang bersambut sorakan dan tepukan tangan teman-temannya yang lain. Sementara Ricky hanya tersenyum malu-malu. Wisam sempat melihat ekspresi terkejut Niko. Pemuda itu memang belum tahu menahu soal ini, tapi entah mengapa raut wajah Niko terbaca sedikit janggal di matanya.

"Ricky lo sumpah keren banget!" Wisam kembali menepuk punggung Ricky. "Gue sama temen-temen yang lain berdoa semoga lo sukses...."

"Amiiiiin!" ucap mereka semua.

"Semoga lo jadi penyanyi terkenal, dan lo bisa bikin bangga orang tua lo, keluarga lo, dan semua orang yang lo sayang...." Wisam melanjutkan doa terbaiknya untuk Ricky.

"Amiiiiin!"

Ricky mengusap wajahnya dengan kedua tangan saat turut mengucap amin.

"Gue udah mewajibkan semua yang di sini kasih sepatah dua kata buat lo, kalo gitu nggak boleh makan." Wisam melempar candaan. "Dimulai dari yang terhormat saudara Chandraaa!" Wisam tertawa saat melihat reaksi kikuk Chandra dan Ricky, juga Ishana.

"Ini seru! Ini seru!" celetuk Rafal yang hanya mendapat tatapan heran Niko.

"Gu... gue duluan?" Chandra menatap protes.

"Iya lo duluan! Buruan!" Ezra mendorong gemas bahu Chandra.

Chandra menyungging senyuman malu-malu sambil menatap salah tingkah pada Ricky.

"Berdiri dong berdiri dooooong!" goda Ezra dan Rafal yang bersambut kekehan tawa mereka semua.

"Buat Kak Ricky...." Chandra tiba-tiba menyodorkan setangkai mawar merah yang sudah ia siapkan di bawah meja.

Seketika tawa mereka semua meledak. Wisam bahkan sampai memegangi perutnya.

"Kak..... salam hormat Kak!" Chandra berjongkok malu saat menunggu Ricky menerima mawar di tangannya. Ricky mau tidak mau menerima mawar palsu dari tangan Chandra sebelum menepukkannya dengan gemas ke kepala pemuda itu.

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang