Bab 93

916 132 63
                                    


Pagi itu Anjar melihat mobil Alicia yang sudah datang dan berhenti di depan rumah. Anjar segera memanggil Puspa dan Dipta demi menyambut Alicia dan membantu menurunkan barang-barang Alicia dari dalam mobil. Alicia memang sudah menghubungi dan meminta tinggal bersama untuk sementara. Alicia mengaku Ricky sedang sibuk mempersiapkan single lagu sehingga pemuda itu tidak bisa sering-sering menjaganya yang hanya seorang diri di apartemen. Tentu saja Anjar menyambut baik keinginan Alicia untuk tinggal bersama di rumah ini.

Anjar melihat Dipta membawa boneka teddy bear ke dalam kamar yang sudah dipersiapkan untuk Alicia. Puspa sedang menyiapkan minuman ketika ia mempersilahkan Ricky duduk di ruang tamu.

"Selamat ya, lagu kamu tiap hari nongol di radio." Anjar memberi semangat pada Ricky yang duduk di sebelah Alicia. Memang saat sedang berada di bengkel, ia sering mendengar lagu Ricky dan Auristella diputar di radio. Bahkan lagu tersebut masuk ke dalam playlist lagu wajib di bengkelnya. Ia juga sering mendengar anak buahnya bersenandung lagu berjudul Lupa Patah Hati itu.

"Makasih, Om." Ricky mengangguk kecil dengan senyuman malu-malu.

"Ricky ngopi kan?" Puspa muncul sambil membawakan nampan berisi segelas kopi hitam dan teh hangat untuk Ricky dan Alicia. "Ini Mama buatin...." Puspa tersenyum dan menyajikan gelas minuman di atas meja.

Mama? Sejenak Ricky menatap canggung sebelum Puspa duduk di samping Anjar.

"Jadi gini Pa...." Alicia mulai membuka bibirnya. "Nanti mobil Alicia dibawa balik sama Ricky. Kalau ada barang-barang yang kurang, nanti Ricky yang nganter ke sini. Mungkin Ricky juga bakal sering ke sini buat liat Alicia."

Anjar mengangguk mengerti. "Terus yang buat operasi......" Kalimat Anjar segera tertahan saat melihat isyarat kedipan mata dari Alicia. Padahal, ia berniat membahasnya mumpung Ricky ada di sini.

"Maaf Ricky belum ada Om..." Ricky menunduk malu. "Ricky masih usaha cari."

Anjar segera menutup bibirnya saat Alicia menatap lurus kedua matanya.

"Nggak pa-pa. Mama doain semua lancar ya Nak." Puspa menatap prihatin pada Ricky yang terlihat menahan malu. "Kasihan Ricky udah nyetir jauh kena macet. Makan dulu yuk, Mama udah masak." Puspa segera memecah situasi canggung dan bangkit dari duduknya. "Ayo Pa." Ia mencolek pelan lengan Anjar.

"Ayo Rick, makan dulu." Anjar turut bangkit dan mempersilahkan Ricky makan bersama di meja makan.

Ricky menatap serba salah, tetapi Alicia menarik lengannya. "Ayo makan dulu, Mama udah masak buat kamu."

"Iya, Mama masak buat Ricky lho." Puspa menyungging senyuman hangat dan segera berbalas reaksi malu-malu Ricky.

Ricky turut bangkit dari duduknya dan berjalan di belakang punggung Alicia. Sekilas Ricky mengamati ruang makan yang tampak hangat. Ia melihat sofa yang menghadap televisi, dan bufet dengan bingkai foto yang berjejer di atasnya. Kedua matanya segera tertuju pada aneka menu yang berjejer di atas meja.

"Ricky suka sup buntut kan? Kata Alicia suka. Ini Mama masakin, silahkan." Dengan ramah Puspa mempersilahkan Ricky yang sudah duduk untuk mencicipi sup buntut di atas meja.

"Makasih Tante." Ricky mengangguk sopan.

"Biar Al ambilin..." Alicia yang melihat Ricky bersikap canggung segera menyendok sup buntut ke dalam mangkuk untuk Ricky.

"Makasih Kak," ucap Ricky dengan pelan saat Alicia meletakkan sup buntut itu di hadapannya.

Mendengar itu Anjar menahan sedikit senyuman yang nyaris muncul di wajahnya. Ia melirik Dipta yang tampak bereaksi serupa.

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang