Bab 67

1K 128 56
                                    

"Maaf kalau saya lancang. Boleh saya tahu, ada hubungan apa antara Pak Nathan dan Kak Al?"

Nathan sedikit mengerutkan dahi saat mendengar Ricky memanggil Alicia dengan sebutan Kak Al. Mereka kini duduk saling berhadapan di lobi apartemen dan Ricky tiba-tiba melempar pertanyaan seperti ini.

"Saya atasannya Alicia di kantor," jawab Nathan dengan senyuman samar. "Bukannya Mas Ricky sudah tahu?" Nathan memilih berlagak tidak tahu apa pun.

"Bukan itu. Maksud saya, apa ada hubungan khusus?" Ricky menekankan maksudnya. Sedikit gemas, karena laki-laki di hadapannya masih berkelit.

Nathan tidak dapat menahan senyuman di wajahnya saat menemukan kecemburuan Ricky yang terbaca begitu jelas. Pemuda itu sedari tadi menatapnya dengan raut marah tertahan.

"Maaf Mas Ricky. Memangnya ada perlu apa Mas Ricky sampai perlu tahu sejauh itu?" Nathan memilih berpura-pura tidak tahu meski ia sebenarnya sudah tahu.

"Saya minta tolong, Pak Nathan jauhi Kak Al." Ricky tidak mengalihkan sedikit pun tatap matanya dari wajah Nathan.

Kini Nathan mengerti kenapa Alicia tidak ingin melihat Ricky tantrum. Sepertinya memang sulit bicara baik-baik dengan anak kemarin sore yang mengedepankan rasa cemburu.

"Kalau saya boleh tahu kenapa Mas Ricky merasa berhak menyuruh saya menjauhi Alicia? Saya atasannya di kantor. Setiap hari saya dan dia bersinggungan dalam masalah pekerjaan. Nah, kalau Mas Ricky ini siapanya Alicia?"

Ricky segera memutar kedua bola matanya. Ia sudah menduga, Nathan akan mempertanyakan alasannya. Ricky rasa, ia tidak punya pilihan lain. Meski sedikit ragu, Ricky merasa ia harus mengungkap hubungan rumit antara dirinya dan Alicia. Ia tidak punya pilihan lain. Ia memilih nekat demi menyelamatkan harapannya. Lagi pula, Alicia sudah mengajukan resign.

"Pak Nathan belum tahu?" Ricky berusaha memastikan terlebih dahulu.

"Soal apa?"

"Ini rahasia. Saya percaya, Pak Nathan atasan yang baik. Saya nggak tahu apa alasan resign Kak Al di kantor, tapi sebenernya....." Kalimat Ricky tertahan sejenak. Ia melihat Nathan menantikan penjelasannya. "Sebenernya... Alicia hamil anak Ricky." Ricky memutuskan mengungkap kebenarannya.

"Hamil anak Mas Ricky?" Nathan masih berlagak seolah tidak tahu. Dalam hal ini, ia tidak ingin melangkahi Alicia, kecuali Alicia menyatakan memang membutuhkan bantuannya. "Mas Ricky ngomong apa?" Nathan bertahan bersandiwara demi melihat sejauh apa Ricky akan bereaksi.

"Kak Al lagi hamil anak Ricky. Itu yang jadi alasan Kak Al resign. Saya nggak ngomong ngawur, memang itu kenyataannya. Kalau mau bukti, silahkan tanya sendiri sama Kak Al. Selama ini, saya yang perhatiin dia dan antar dia kontrol ke dokter. Saya pernah kena muntahan Kak Al, ada Pak Nathan juga kan? Itu Kak Al sudah hamil anak saya."

"Wow saya.... kaget." Nathan berlagak sulit percaya. "Alicia bilang ke saya, dia resign karena jenuh kerja di bank...."

"Dia hamil anak saya! Itu yang sebenernya!" tukas Ricky dengan nada geram. "Jadi saya minta tolong, jangan dekati Kak Al."

"Sebentar, kenapa kamu yakin saya deketin dia?"

"Saya lihat Pak Nathan di sini yang ketiga kalinya. Saya rasa itu sudah cukup jelas, kalau di antara kalian ada sesuatu."

"Menurut Mas Ricky seperti itu?"

"Pasti ada sesuatu kan?" Rahang Ricky mengeras, tatapannya mendelik lebih lebar saat mulai kehilangan kesabaran. Sungguh ia tidak ingin berdebat panjang lebar dengan Nathan dan hanya ingin menyingkirkan laki-laki ini jauh-jauh dari Alicia.

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang