Bab 68

990 121 28
                                    

"Ishanaaa yang bener aja kamu Nak! Masa jauh-jauh ke Jakarta, ibuk malah dapet kabar kamu ngelonte!

Siang itu Ishana baru saja tiba di kos dan sudah mendapati tuduhan konyol ibunya yang menangis di panggilan telepon.

"Buk, jangan konyol tho. Ishana itu di sini kuliah. Lha ngapain sih Ishana ngelonte?" Ishana bertanya dengan nada gemas sambil memandangi manekin dan mesin jahit di sudut kamarnya. Ia sedang semangat-semangatnya menjalani kehidupan baru, dan sekonyong-konyong tuduhan tak berdasar itu dialamatkan kepadanya.

"Buktinya Ibuk di-WA sama nomer itu. Dia kok tahu kalo kamu di Jakarta?"

"Ya ampun Buuuk! Temen-temen Ishana, tetangga, sampe Fadly mantan cowok Ishana juga tahu kalo Ishana ke Jakarta! Sek bentar, masa Fadly sih yang iseng WA? Kita putus baik-baik kok! Ya Ishana putusin dia lewat WA sih...."

"Beneran? Beneran kan kamu nggak jual diri?"

"ENGGAK LAAH BUK," jawab Ishana dengan nada gemas.

"Ibuk nggak percaya. Ibuk kroscek ke Mas-mu."

"Lhah, Ibuk lebih percaya kalo anak jadi lonte?" Ishana sampai menepuk dahinya sendiri keras-keras.

"Enggak gitu Ishana! Takutnya kamu bergaul sama cewek-cewek nggak bener terus dikira nggak bener juga! Pokoknya Ibuk kroscek!"

"Yo wes Ibuk kroscek." Ishana menyerah.

Panggilan diakhiri sepihak oleh ibunya yang terlanjur panik. Ishana masih termenung di tepian ranjang. Apa Fadly pelakunya? Ishana masih mencurigai mantan pacar, yang kebetulan menyimpan nomor ibunya. Tapi rasanya tidak mungkin pemuda culun plonga-plongo itu tega memfitnahnya sekeji ini. Pemuda itu bahkan rela melepasnya pergi dan menerima keputusannya begitu saja. Singkatnya, Fadly tidak pernah mempersulit kehidupannya.

Hahhh aneh-aneh ae. Ishana merebahkan punggung dan segera menghubungi ayahnya yang kebetulan sedang tidak ada di rumah.

"Ya Ishana?" jawab suara ayahnya di seberang.

"Lagi di mana Yah?"

"Servis motor. Kenapa?"

Ishana memang mendengar latar belakang suara berisik dan suara deru motor.

"Yah... udah tahu Ibuk nuduh aku ngelonte gara-gara WA salah kirim?"

Ishana segera mendengar kekehan tawa ayahnya.

"Udah. Udah ayah bilangi, jangan gampang percaya sama WA WA penipuan. Tapi Ibuk kamu keburu panik soalnya kamu anak cewek."

"Lha ya itu. Lha gendeng apa Ishana jual diri? Bisa-bisae percaya sama WA penipuan... "

"Ya mindset Ibuk kamu kan di kota besar takut kena arus pergaulan yang salah. Nanti ayah bilangi."

"Lha aku ta bela-belani bertengkar sama ayah ibuk, supaya bisa sekolah fashion. Buat apa aku ngelonte? Emang mukaku kayak lonte apa?" tanya Ishana dengan nada sewot.

"Ibuk kamu waktu itu juga pernah dapet WA dari nomer nggak dikenal. Isinya cuma bilang anak kamu jual burung."

Tawa Ishana lepas begitu saja. "Lha sejak kapan kita piara burung?"

"Kayaknya ada yang mau isengin Ibuk kamu."

"Bener Mas Ricky udah, ganti nomer aja. Ibuk soale orange panikan..."

"Kamu jaga diri. Nggak usah gaul-gaul nggak jelas."

"Yah, aku ini jam sembilan udah di kamar. Takut aku keluar malem-malem sendirian. Mau gaul ke mana? Jalan sendirian ke Indomaret aja ada yang siul-siul aku lari, ini tambah gaul. Mas Ricky itu lho yang suka nongkrong di tempat gaul."

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang