"Gue siap invest berapa pun buat Ricky. Lo butuh berapa? Sebut aja."
Florence memilih merenung di meja kelas ketika jam istirahat. Sebelah tangan masih memegang pen dan ia membuat coretan rumit pada halaman tablet di hadapannya. Beberapa hari yang lalu, tanpa sengaja ia mendengar pembicaraan Lusy di panggilan telepon, entah dengan siapa. Ia menempelkan telinganya di daun pintu dan diam-diam menguping ibunya yang saat itu sedang berada di ruangan kerja mendiang ayahnya.
Hatinya segera menyongsong cemas. Jika ia tidak salah tangkap, ibunya berniat menjadi investor pada label yang menaungi Ricky. Sepertinya Ricky akan segera merilis single dan mini album. Ia mendengar Ricky akan diorbitkan menjadi artis terkenal dan membutuhkan biaya promosi yang tidak sedikit. Tentu saja membutuhkan banyak dana untuk membayar media yang akan membuat nama Ricky semakin melejit.
Florence terlanjur mengira ibunya akan memutuskan hubungan dengan Ricky, begitu ia mengungkap Alicia yang selama ini menjadi selingkuhan Ricky. Tapi siapa sangka, ibunya masih berhubungan dengan Ricky.
Tentu saja Ricky yang matre itu masih menjadi kekasih ibunya. Apalagi Alicia sedang hamil. Tentu membesarkan seorang anak membutuhkan biaya. Padahal ia sudah menyampaikan perihal kecurigaannya jika Alicia sedang mengandung anak Ricky. Namun ibunya berkata akan menyelidikinya sendiri. Akan tetapi, ia tidak mengerti mengapa pada akhirnya ibunya malah setuju menjadi investor untuk Ricky. Rasanya Florence tidak rela jika Ricky dan Alicia menjadi benalu dan menumpang hidup dengan uang keluarganya.
"Nih..." Angel yang baru saja kembali dari kantin menyodorkan sekotak susu dingin sebelum memutar kursi dan duduk di hadapannya.
"Makasih ya." Senyuman Florence mengembang berat.
"Sekarang apa rencana lo?" Angel berniat kembali melanjutkan sesi curhat mereka yang sempat terputus tadi.
"Gue nggak tahu lagi. Kayaknya mental mama udah keganggu. Bisa-bisanya terobsesi sama cowok kayak Ricky. Jijik banget."
"Sama, gue rasa bapak gue juga udah gila," sahut Angel dengan raut heran. "Papa suka banget sama Alicia. Tiap gue nginep di rumah dia, gue tahu sendiri mereka masih sering telponan. Gue pernah nggak sengaja denger papa sama dia bahas nikah-nikah gitu. Bisa-bisanya papa demen sama cewek yang kayak gitu. Mana hamil anak laki lain."
"Lo tahu nggak? Mama tuh suruh orang buat pantau Ricky sama Alicia. Gue diem-diem liat foto-foto mereka yang disimpen di laptop mama. Mereka udah satu apartemen lho. Nggak mungkin nggak tinggal bareng. Kayaknya mereka emang cuma mau manfaatin orang tua kita deh, tapi diem-diem jalin hubungan di belakang. Ya Ricky kan cowok nggak jelas. Apa sih kerjaannya? Jadi artis juga baru-baru aja. Nggak yakin gue bisa laku terus. Si Ricky tuh kerjaannya cuma morotin mama."
"Mereka berdua itu, Ricky sama Alicia bener-bener pengganggu ya? Benalu semuanya." Angel merengut sebal.
"Betul! Mereka tuh benalu!"
"Kenapa Alicia nggak nikah aja sama Ricky? Kenapa harus sama papa? Lo bener, jangan-jangan mereka emang sengaja mau ngerampok harta orang tua kita. Apalagi, mereka mau punya anak."
"Jelas Alicia ngincer harta bapak lo. Di belakang bapak lo, dia masih jalan sama Ricky. Mereka berdua tuh sama aja.... kenapa sih mereka nggak kawin aja kok malah cari mangsa?" Florence menatap kesal.
"Tapi gue nggak bakal biarin sih, dia mepetin papa. Sampai kapan pun gue nggak bakal sudi punya mama kayak dia." Angel menekan sebelah telunjuknya di atas meja.
Florence tertegun menatap Angel. "Lo mau ngapain?" tanyanya kemudian.
"Gue udah cerita soal Alicia ini ke mama. Gue rasa, cuma mama yang bisa bilangin papa."
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR💋PLAY [END]
RomanceKata siapa tante-tante senang hanya tertarik dengan pria macho berbadan kekar yang doyan pamer otot di balik kaos ketat? [SEBAGIAN PART HANYA BISA DIBACA DI KARYAKARSA] Ricky Caraka sudah membuktikan sendiri. Fresh graduate berwajah tampan dan bert...