Bab 40

1.2K 127 8
                                    

Alicia jelas belum lupa akan pesan Erlita jika Lusy tidak suka berondongnya diamat-amati. Jadi sejak mereka berjalan beriringan memasuki lift hingga kembali berada di dalam mobil, Alicia bertahan tidak sering-sering melihat ke arah Ricky. Paling-paling hanya sebatas lirik-lirik saja. Ia kembali duduk di sebelah Lusy, sementara Ricky duduk di depan di samping Agung yang mengemudi. Ricky tampak kelaparan sehingga menyantap roti yang dibawakan dengan cepat.

Lusy masih sibuk di panggilan telepon, mengurus ini dan itu. Alicia sedari tadi terpaksa mendengarkan pembicaraan Lusy di panggilan telepon sambil berbalas pesan dengan nasabahnya yang lain.

"Yen, tolong bikin jadwal meeting sore ini sama tim marketing. Saya mau bahas soal peluncuran brand kosmetik. Daftar influencer yang saya minta udah ada? Oke nanti sekalian kita bahas pake siapa aja."

"Pak Agung, bisa melipir sebentar? Deket situ ada warung kopi, saya mau beli gorengan." Suara Ricky muncul dan segera menarik atensi Alicia.

"Di mana? Situ Mas?" Agung segera menepi sedikit jauh dari warung yang dimaksud Ricky. Lusy mengikuti pergerakan Ricky dengan kedua matanya, begitu juga Alicia. Tidak lama kemudian Ricky kembali sambil membawa kresek berisi gorengan.

"Maaf Pak Agung, saya laper. Ini silahkan kalau mau Pak." Ricky meletakkan kresek di tengah, di tempat yang disediakan di dekat persneling.

"Iya, nanti aja Mas." Agung tersenyum sekilas sambil diam-diam melirik gorengan yang menggugah selera. Ia ingin mencomot satu tetapi takut jika jemarinya mengotori kemudi mobil mewah Lusy, jadi ia hanya bisa bersabar menunggu sampai mereka tiba di tujuan.

Aroma gorengan menguar. Alicia mengendus beberapa kali, memastikan perutnya tidak mual. Sementara Ricky makan dengan sebelah tangan gemetaran. Luar biasa lapar karena belum makan sejak malam kemarin. Sebenarnya ia ingin sepiring nasi, tetapi tidak sempat karena Lusy memburu-buru dirinya dengan rencana dadakan wanita itu.

Ricky terlambat menyadari sesuatu. Reflek segera menoleh demi memastikan keadaan Alicia yang duduk di belakangnya. Apa Alicia mual? Ia melihat tatapan kikuk Alicia yang terlihat baik-baik saja. Tatapan heran Lusy membuat Ricky segera mengalihkan tatapannya.

"Kenapa Rick?" Lusy menatap heran sambil sekilas melirik ke arah Alicia.

"Enggak pa-pa. Mau gorengan?" Ricky kini menatap Lusy.

"Enggak, kamu tahu aku nggak suka makanan berminyak gitu."

"Hmm." Ricky hanya menggumam kecil kemudian kembali mengambil gorengan dari dalam kresek. Ia ingin menawari Alicia, tetapi takut Lusy cemburu. Jadi ia hanya diam saja dan sengaja bersikap mengabaikan Alicia, seolah wanita itu tidak ada di sini.

"Alicia, mau gorengan?" Lusy bertanya pada Alicia.

"Hmm, nggak Bu makasih. Saya sudah sarapan," tolak Alicia dengan sopan.

"Duh pantes kamu langsing, makannya dikit. Belum punya pacar Al?" Sejenak Lusy menatap kagum pada Alicia yang selalu bisa menyenangkan hatinya. Alicia juga selalu bisa menyediakan waktu seperti ini untuknya. Diam-diam merasa heran, dengan kecantikan seperti itu apa yang membuat Alicia bertahan masih sendiri?

"Belum Bu." Alicia meringis kikuk. Sementara Ricky diam-diam menaruh atensi sepenuhnya pada pembicaraan Lusy dan Alicia.

"Cari yang kayak gimana sih Al? Gue punya stok temen-temen bisnisman yang oke-oke." Lusy sengaja menggoda Alicia yang tampak serba salah.

"Ha ha nggak usah Bu Lusy... makasih. Mana mau mereka sama saya."

"Ah merendah lo Al!"

Ricky otomatis menghentikan gerakan mengunyah saat hati dilanda cemas. Mengenalkan Alicia kepada teman-teman pria Lusy? Kenapa ide itu harus terlintas di kepala Lusy? Kenapa Lusy tidak mencari prianya sendiri daripada repot-repot mencarikan pria untuk Alicia?

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang