Bab 81

1K 149 24
                                    

"Gue nggak nyangka, keadaannya bakal jadi kayak gini." Alicia menutup ceritanya dengan gelengan kecil. Minggu siang, Frida dan Ghea mampir ke apartemennya. Saat ini mereka sedang mengobrol santai di atas tempat tidurnya.

"Terus, lo nggak jadi nikah sama Nathan?" Frida menatap kecewa.

"Bukan nggak jadi, tapi ditunda," ralat Ghea. "Tapi, papa bener sih. Kita saking excited-nya nggak mikirin gimana dari sisi keluarga Nathan. Ya rasanya emang janggal aja, lo dinikahin Nathan terus misal sepuluh tahun lagi, kalian bilang debay anak orang lain? Atau kalian udah bilang sejak awal kalo debay bukan anak Nathan? Iya kalo keluarganya bisa terima, kalo nggak? Terus entar anak lo tumbuh sambil jadi bahan omongan saudara-saudara dari Nathan, karena bukan anak Nathan, dan bapaknya ada...."

"Bener. Malah kasihan anak lo Al, dia bakal nanggung itu seumur hidup. Pasti dia bingung kenapa lo sejak awal nggak nikah sama Ricky....." Frida menimpali.

"Jadi alasan papa, sebenernya buat ngelindungin anak lo juga. Emang sih, akhirnya anak lo lahir dengan status nggak ada bapaknya. Iya nggak sih?" Ghea melirik Frida. "Kan nggak nikah sama Ricky..."

"Ya.. iyalah. Kalo nggak nikah gimana bisa nyantumin nama bapaknya? Lagian Alicia juga nggak mau kan?" Frida beralih menatap Alicia.

"Ya berarti satu-satunya opsi, lo nunggu debay lahir baru nikah sama Nathan. Sesuai kayak yang papa bilang. Jadi keluarga Nathan juga lebih enak terima lo. Ya walau gue belum tahu sih, keluarga Nathan tuh kayak gimana. Tapi kalo gue jadi keluarganya Nathan, ya gue bakal mikir gitu sih," sambung Ghea sambil menatap prihatin. "Ya mau gimana lagi Al? Mending lo sabar aja nunggu. Lagian, masa iya lo mau nikah sama Ricky terus cerai cuma demi status? Iya sih status penting tapi..... duh jangan opsi itu lah!"

"Iya Al... ih itu mah akal-akalan Ricky aja biar bisa dapetin lo! Yang ada lo keterusan kawin sama dia, terus beranak banyak!" cetus Frida dengan tampang jenaka yang membuat tawa mereka seketika pecah.

Alicia tidak tahu mengapa tawanya meledak dengan wajah yang mendadak panas.

"Idih mula lo merah!" Ghea menuding wajah Alicia dengan tatapan geli.

"Duh Al, lo bayangin beranak banyak sama Ricky aja muka lo merah begitu. Gimana lo kawin beneran? Ah elo!" Frida mendorong gemas bahu Alicia.

"Iya Al, lo jangan bayangin yang hottie-hottie aja. Inget kalo lo kawin sama Ricky, anggep aja pelihara bocah satu lagi." Ghea menepuk bantal di pangkuannya. "Lo bakal punya dua baby. Baby ini...." Ghea menuding perut Alicia. "Sama baby Ricky," sambungnya dengan tawa tertahan.

"Iya, pusing Al kalo tantrumnya barengan. Yang satu tantrum bisa lo kasih Bebelac.... nah yang bayi gede tantrum minum Jack D gitu kan... mabok...." Frida memberikan bayangan masa depan yang bagi Alicia tampak begitu suram

"Capek Al ngurus dua bayi.... mending lo sabar aja terus nikah sama Nathan," Ghea menimpali. "Ya lo sebaiknya kasih pengertian yang baik sama Nathan kalo lo berniat tunda pernikahan. Mudah-mudahan Nathan bisa terima baik penjelasan lo...."

"Kalo Nathan beneran serius, pasti dia bisa nunggu lah. Tapi feeling gue dia bakal nunggu sih." Frida mengangguk sendiri. "Feeling lo gimana Al?"

Sebenarnya Alicia tidak tahu. Ia tidak ingin menduga-duga. Diam-diam menyimpan cemas bagaimana jika Nathan kecewa? Apakah Nathan masih berkenan menunggunya?

Alicia tahu, ia harus segera meluruskan soal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara mereka. Ayahnya, untuk saat ini setuju dengan sikap Ricky yang berkomitmen menjaga dan mengurusnya selama hamil hingga melahirkan. Tentu saja Nathan harus rela melihat ia selalu terhubung dan berdekatan dengan Ricky. Apa Nathan bisa menerima hal ini? Sementara Ricky, apa pun yang terjadi pemuda itu tetap berjalan di jalurnya dan bersikeras tetap bersikap sama meski ia tidak menjanjikan masa depan bagi hubungan mereka.

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang