FOR💋PLAY [END]

Bab 12

Malam itu mereka baru saja selesai berlatih di studio musik milik Wisam dan sedang bersantai sejenak di rooftop ruko yang menjadi tempat nongkrong favorit mereka. Mereka duduk di sofa yang melingkari meja kayu. Kotak rokok, korek api, asbak. dan juga minuman kemasan berserakan di atas meja.

Wisam's Music Lair, nama studio yang menjadi tempat langganan mereka berlatih. Ruko tiga kavling empat lantai ini milik Wisam sendiri dan berada di daerah sekitar Blok M. Ruko ini memiliki tiga studio musik yang sudah dilengkapi dengan peredam suara.

Studio A, Studio B, dan studio C, masing-masing berada di lantai dua, lantai tiga, dan lantai empat. Untuk studio A dan Studio B memang disewakan untuk komersial. Sedangkan studio C yang berada di lantai empat, hanya digunakan untuk mereka sendiri. Khusus studio B, bisa digunakan untuk latihan sekaligus rekaman karena tersedia control room yang terpisah dari live track studio dan sudah dilengkapi dengan fasilitas dolby atmos sehingga kualitas rekaman yang dihasilkan sangat jernih.

Studio B berukuran lebih luas daripada studio A dan bisa memuat sampai dua puluh orang sehingga sering digunakan untuk latihan mini orchestra. Ada satu grup mini orchestra yang langganan menyewa di studio ini. Seperti Eijaz, mereka juga sering tampil di acara wedding event. Peralatan musik di studio milik Wisam juga cukup lengkap. Tidak hanya itu, studio ini juga menyediakan set kamera lengkap dengan lighting sehingga dapat digunakan untuk merekam video klip atau video cover, bahkan live streaming. Wisam juga menyediakan kameraman meski dikenakan biaya tambahan.

Eijaz tentu selalu melakukan rekaman video cover di studio milik Wisam. Mereka memang sering melakukan rekaman video cover yang selanjutnya diupload pada akun Youtube Eijaz demi mempromosikan band mereka. Selain peralatan dan sound system yang tergolong lengkap, studio milik Wisam juga menyediakan sound engineer yang akan membantu proses rekaman termasuk proses mixing.

Begitu melewati pintu masuk di lantai satu, customer disambut dengan seorang resepsionis yang akan membantu registrasi jadwal antrean studio. Di lantai satu juga terdapat ruangan yang biasa digunakan untuk mengajar kelas musik.

Di depan kelas terdapat ruang tunggu dengan deretan sofa yang nyaman. Setiap hari studio ini ramai pengunjung dan Ricky selalu melihat antrean di sofa. Wisam sehari-hari tinggal di studio yang juga menjadi homebase Eijaz. Mereka biasa berlatih di studio C yang berada di lantai empat. Dibanding studio, suasana di lantai empat lebih menyerupai tempat tinggal pribadi Wisam.

Selain studio, di lantai empat terdapat ruangan kamar, ruang TV,  toilet, meja makan, dapur, dan laundry room. Meski begitu, saat malam hari mereka lebih suka berkumpul di rooftop dengan atap kanopi kaca. Di atas tidak kalah nyaman. Terdapat sofa untuk bersantai, mini bar, dan lampu kerlap-kerlip kekuningan yang membuat suasana semakin cozy.

Meski demikian, homebase Eijaz yang nyaman tidak lantas membuat teman-teman Ricky pantang menyerah mengungkapkan rasa penasaran terhadap apartemen yang menjadi tempat tinggalnya selama ini. Tentu saja mereka tahu di mana Ricky tinggal meski tidak pernah ditawari untuk mampir.

Jika mereka ingin berkunjung, Ricky selalu beralasan macam-macam. Intinya, Ricky tidak suka dikunjungi dan memilih bertahan dengan sindiran sumbang yang membuat telinga panas. Tidak jarang, sindiran mereka membuat hati Ricky sedikit ketar-ketir karena menyerempet kenyataan meski Ricky langganan menaiki motor matic-nya saat menyambangi studio.

"Gue penasaran, masa selama kita berteman nggak sekali pun kita pernah tahu di mana lo tinggal? Ya kita tahu sih lo selalu pindah-pindah apartemen. Kayaknya ada tiap tahun lo pindah. Dan setahu gue, itu apartemen-apartemen yang mayan mahal. Kenapa sih kita nggak boleh mampir? Seberantakan itu kah apartemen lo?"