Bab 49

1.1K 135 27
                                    

Sejak kapan kita jadi aku kamu?

Apa sejak kecupan manis mendarat di kening? Apa sejak dekap hangat membuat jantung berlarian sebelum berangsur tenang? Alicia ingin percaya aroma harum tubuh Ricky yang menenangkan debaran di dadanya, bukan yang lain.

Alicia memilih membisu, ketika menerima pengakuan Ricky untuk yang kesekian kalinya. Ia tahu terlanjur menerima segala bentuk perhatian Ricky. Ia ingin menolak seperti yang sudah-sudah, tetapi segala sikap Ricky melemahkan hatinya.

Kenapa lama-lama nyaman? Alicia bertanya-tanya heran. Apa karena yang memeluk ayah dari anaknya?

Ricky melepas pelukannya dengan raut salah tingkah, mengulum bibir sendiri dengan malu-malu. Meski bibirnya meleset dan mendarat pelan di pipi, tetap saja tidak mengurangi gejolak di hatinya. Setelah sekian lama, seorang wanita kembali menimbulkan gelombang besar di hatinya yang sudah lama mati suri. Rasa malu menyeret seluruh perasaannya, terlebih ketika mendapati reaksi Alicia yang ternyata tidak protes. Apa berarti Alicia juga memiliki perasaan yang sama?

Mereka berdiri dengan sikap sama-sama salah tingkah. Alicia sekali lagi menghela napas panjang, demi menetralkan kekacauan di hatinya.

"Mau balik?" tanya Ricky dengan sapuan malu di wajah.

"Iya balik!" Alicia segera mengangguk tanpa berani menatap wajah Ricky.

Sebelah tangan Ricky menggandeng pelan tangannya. Alicia sempat melirik Ricky menggigit kecil bibirnya sendiri. Mendadak hatinya kembali tidak tega menarik tangannya dari genggaman hangat Ricky, meski sama sekali tidak baik bagi keadaan hatinya.

Mereka berjalan beriringan tanpa suara. Kepala Ricky dipenuhi oleh bayangan wajah Alicia saat ia mencium sebelah pipi wanita itu. Sementara Alicia juga masih memikirkan hal barusan. Sungguh kini ia merasa malu sendiri, kenapa ia membiarkan hal seperti tadi terjadi? Kenapa reaksi tubuhnya mirip seperti orang digendam? Alicia tidak pernah kena gendam, tetapi dari yang pernah ia dengar, orang yang digendam tidak sadar jika sedang diperdaya. Alicia yakin Ricky tidak menguasai ilmu gendam. Tapi kenapa ia bisa bersikap pasrah seperti tadi? Apa-apaan?

"Hah? Jadi segitu doang?" Alicia yang mengenakan ikat kepala merah dengan alis kapak muncul di benaknya. "Cuma kena senyuman fruktosa berondong, luluh hatinya?"

"Biar aja napa!" Alicia yang mengenakan ikat kepala putih muncul. "Berondong itu bapaknya janin kecil. Bumil butuh tatih tayang!"

"Si Nathan juga bisa kasih tatih tayang, tatih duit, dan tatih masa depan! Inget Al, si Ricky gigolo! Lo kok mau disosor-sosor gigolo! Kalo pertama kali dulu, okelah lo nggak tahu dia gigolo! Inget, tuh bibir udah lancar nyervis tante-tante! Jangan ketipu! Dia udah tahu kelemahan cewek. Nggak sulit buat dia kayak begitu!" Alicia ikat kepala merah menatap galak.

"Apaan sih lo! Ngerusak suasana aja! Bumil juga butuh tatih tayang! Lagian, selama ini cuma Ricky yang bener-bener ada buat Alicia! Mau Nathan nawarin ini itu, yang bener-bener perhatiin Alicia dari awal hamil ya si Ricky! Ini gigolo nggak kabur dari tanggung jawab. Udah lo pergi sana benerin alis lo sono! Julid!" Pendekar Alicia dengan ikat kepala putih mengusir Alicia beralis kapak.

"Tangan Kak Al anget...." Suara Ricky membuat pertentangan batin Alicia buyar seketika. Ia menemukan lirikan Ricky dan genggaman tangan pemuda itu mengerat.

"Tangan kamu juga...."

"Minggu ini jadwalnya kontrol kan?"

"Iya. Udah kelewat beberapa hari."

"Kenapa nggak ingetin Ricky?"

Alicia diam membisu. Beberapa hari terakhir ia sibuk menjalani training online via zoom sehingga tidak punya waktu untuk kontrol selepas jam kantor. Meski sudah mengajukan resign, ternyata namanya tetap muncul dalam daftar perserta training.

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang