Bab 24

1.4K 147 28
                                    

"Saya mau tanya beberapa hal tentang Alicia.Tapi tolong jangan bilang Alicia kalau saya manggil kamu ya." Nathan menatap Kinanti yang kini duduk di hadapannya.

"Baik Pak." Kinanti menatap tegang. Tidak biasanya, Nathan memanggilnya secara khusus seperti ini. Nathan bahkan berpesan jika Alicia atau siapa pun di kantornya tidak perlu tahu perihal ini. Tadi ia sempat menanyakan kepada Nana alasan yang menjadi penyebab ia dipanggil Nathan. Tetapi perempuan itu juga tidak tahu dan terlihat heran dengan kemunculannya.

"Kinanti, saya mau tanya. Keadaan di kantor gimana?" Nathan memulai pertanyaannya.

Kinanti segera dilanda cemas. Mengapa tiba-tiba Nathan menanyakan keadaan di kantornya? Apakah ada sesuatu hal yang tidak ia tahu? Rasanya mustahil Nathan tidak tahu menahu keadaan di kantornya mengingat Nathan cukup dekat dengan Alicia.

"Sejauh ini kantor baik-baik saja Pak," jawab Kinanti dengan wajah kaku. Ia sungguh khawatir lidahnya terpelintir dan salah bicara.

"Masa nggak ada kendala apa-apa? Apa kek gitu, yang potensi bikin komplain nasabah dan bikin kamu stres," desak Nathan. "Masa nggak ada?"

Kinanti memaksa otaknya berpikir cepat. Dalam hati sungguh merasa apes kenapa ia yang dipanggil terlebih dulu dan bukannya Evan. Apakah Nathan saat ini sedang menilai kapasitas dirinya sebagai priority banking assistant?

"Kendala yang sering saya temui saat ini masih program lock dana dari kantor pusat selama periode tertentu Pak. Dalam program lock dana untuk mendapatkan cashback 0,5% dari penempatan dana minimal 5M selama tiga bulan, beberapa nasabah komplain karena keterlambatan pengkreditan cashback dari kantor pusat. Cashback ini baru bisa cair ke rekening nasabah sebulan sampai dua bulan kemudian. Sementara kita yang ada di outlet, sering dikejar-kejar perihal cashback ini dan harus mengatasi kekecewaan nasabah yang berharap cashback segera terkredit ke rekening.

Kita di outlet sebisa mungkin mengusahakan agar dana tetap tumbuh Pak. tetapi hal-hal yang sifatnya mengecewakan seperti ini, sering menimbulkan hard komplain yang membuat nasabah ingin menarik dananya. Sejauh ini itu yang membuat kami tidak berani agresif menawarkan program lock dana ini Pak. Padahal menurut saya itu cara yang ampuh untuk menarik nasabah baru."

"Program lock dana ini memang program baru dari kantor pusat. Sebenernya bukan pertama kalinya program-program kayak gini cashback-nya telat nyampe ke nasabah dan kita yang harus kejar kepastian dari kantor pusat. Sementara nasabah tahunya ya kita ini kan? Nasabah tahunya kamu, Evan, atau Bu Alicia. Sementara kalau kita sampaikan cashback-nya baru cair maksimal dua bulan kemudian, nasabah pasti hilang minat. Saya sudah pernah sampaikan ini pada pihak manajemen soal keterlambatan cashback, tapi ya selalu kayak gitu. Tapi kendala kamu tetep saya tampung dan menjadi bahan masukan pada pihak manajemen supaya mereka lebih siap sama program-programnya."

"Baik, terima kasih Pak." Kinanti menghembuskan napas lega. Sekarang apa lagi? Kakinya sudah dingin dan bibirnya sudah terasa kering.

"Terus selama ini pernah nggak Alicia manggil kamu sama Evan untuk meeting terbatas soal kendala-kendala di outlet?"

"Sering Pak. Bu Alicia sering ngadain meeting terbatas di antara kita aja."

"Dia sharing nggak soal kendala dia selama ini apa?"

"Kita semua saling sharing Pak."

"Terus ada nggak kamu lihat dia mengeluh?" Nathan menatap lurus kedua mata Kinanti yang tampak menahan gerak bibirnya.

"Enggak pernah Pak," jawab Kinanti pelan. Seingatnya memang Alicia jarang mengeluh. Mungkin jika hanya sekali dua kali tergolong wajar mengingat beban target mereka yang sangat besar. Selain itu, mereka juga harus tetap menjaga layanan prima terhadap para nasabah. Sebisa mungkin mereka menghindari membuat para nasabah kecewa, sekecil apa pun itu.

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang