Bab 96

4.3K 153 55
                                    

Alicia memilih kembali ke apartemennya. Lusy sudah tidak ada dan ia sudah merasa aman. Jarak rumah ayahnya sangat jauh dari rumah sakit. Demi menghemat waktu, Alicia tidak menunda untuk segera kembali ke apartemennya. Ricky sedang turun ke parkiran untuk mengambil barang-barangnya yang masih tersisa di mobil.

Ricky masih meladeni dan mengurusnya, meski sejak perdebatan mereka satu minggu yang lalu sikap pemuda itu sudah menjadi sedikit berbeda.

Ricky terlihat mulai membangun jarak di antara mereka meski masih mengawasi langkahnya dan memberikan lengannya untuk digandeng. Sebelum pamit dari hadapannya, Ricky hanya mengucapkan selamat tinggal pada Kalula. Saat ia masih di rumah ayahnya, Ricky hanya menanyakan keadaan Kalula. Tidak ada lagi sapaan, bumil cantik atau emoticon-emoticon alay di kolom chat. Alicia sempat mengira Ricky ngambek, tapi saat tadi datang menjemput Ricky menampakkan wajah cerah sepanjang perjalanan pulang dan masih perhatian dengan menanyakan ia ingin makan apa. Namun, hanya sebatas itu.

Usapan tangan Ricky tidak lagi mampir di pipinya, tetapi hanya di perutnya. Ricky juga tidak lagi membahas hal-hal sentimental seperti mengutarakan rindu dan lain-lain seputar urusan hati. Sepertinya Ricky kali ini sudah benar-benar menerima kenyataan. Alicia rasa, memang seharusnya interaksi mereka hanya sebatas ini. Ricky cukup bersikap sebagai ayah yang bertanggung jawab, tidak lebih.

Alicia membuka kulkas dan menemukan banyak stok makanan. Ia melihat yoghurt, buah, cake, cokelat, es krim, dan stok makanan beku. Sebelah tangan Alicia mengambil kemasan berisi lumpia frozen. Apa Ricky yang mengisi kulkasnya? Seingatnya sebelum meninggalkan apartemen, ia belum sempat mengisi kulkas. Alicia bergeser mengecek lemari dapur dan melihat roti tawar juga sekeranjang telur yang sudah terisi penuh.

Pintu apartemennya terbuka dan Ricky muncul sambil membawa barang-barangnya.

"Kamu yang ngisi kulkas?" Alicia melontarkan pertanyaan yang tidak perlu.

"Iya," jawab Ricky sambil meletakkan barang-barangnya di ruang tamu.

"Makasih ya." Alicia mengurai senyum.

"Iya. Kamu mau makan apa buat ntar malem? Aku beliin..." Ricky menyalakan pendingin ruangan dan duduk di ujung sofa demi mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Setelah bermacet-macetan, punggung dan kakinya lelah.

Alicia berjalan mendekati sofa sambil mengelus pelan perutnya kemudian turut duduk nyaman sambil memikirkan menu santapan nanti malam. Akan tetapi, pikirannya melenceng pada hal lain yang selama ini ia simpan sendiri.

"Kamu sekarang sibuk apa?" Alicia lupa menjawab pertanyaan Ricky dan memulai obrolan yang mungkin bagi Ricky sedikit sensitif. Ia tidak menanyakannya tadi saat dalam perjalanan, karena tidak ingin memecah konsentrasi Ricky yang sedang mengemudi dengan kondisi lalu lintas yang macet. Diam-diam Alicia menyimpan cemas mengingat Ricky sekarang sudah tidak aktif di Eijaz. Ia ingin menegaskan pada Ricky, bahwa ia tidak akan menuntut banyak pada pemuda itu. Alicia bisa mengerti keadaan Ricky saat ini.

"Sibuk jagain Kalula," jawab Ricky dengan senyuman di wajah. Ia bisa menduga ke arah mana pertanyaan Alicia. "Aku nggak lupa sama kewajiban aku kok, kamu tenang aja."

"Iya aku ngerti. Cuma, aku nggak maksa kamu harus selalu ada kok..." Alicia segera meluruskan maksudnya. "Aku bisa ngerti keadaan kamu."

Senyuman Ricky segera berubah kecut. Tentu saja. Ricky yakin Alicia juga sebenarnya tidak membutuhkan uang darinya mengingat Nathan sudah pasti akan menafkahi Kalula dengan amat sangat cukup.

"Kapan kamu nikah sama Nathan?" tanya Ricky tanpa menatap wajah Alicia.

"Yang jelas, kalau Kalula udah operasi dan keadaannya udah membaik."

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang