BAB 31

1.3K 140 22
                                    

Ricky membuka mata dan mendapati langit-langit kamar. Ia melirik ke kiri dan melihat dinding kaca yang masih tertutup tirai. Ricky kembali memejamkan mata sambil menyentuh keningnya sejenak sebelum melirik ke sisi kanan dan mendapati pakaiannya berserakan di atas selimut.

"Aduh..." Sambil meringis menahan sakit di kepala Ricky mengintip ke balik selimut dan mendapati tubuhnya benar-benar polos.

Jika sudah begini, pasti semalam ia mabuk. Kayaknya sama Tante Lusy. Ricky berusaha mengingat kejadian semalam meski ingatannya hanya sampai pada saat ia menemani Lusy minum. Setelah itu Ricky tidak ingat lagi.

Ricky mencari ponselnya dan menemukan benda itu di atas nakas dalam keadaan baterai penuh. Sepertinya Lusy juga yang mengisi daya baterainya.

Makanan apa ya buat Kak Al? Sambil menahan berat di kepala Ricky membuka aplikasi delivery food. Bentar, pipis dulu! Ricky menjatuhkan ponselnya ke atas ranjang dan bergegas menuju toilet. Setelah mengenakan celana boxer, ia segera menuju dapur untuk menenggak segelas air putih dan minum obat sakit kepala.

Ricky kembali tenggelam menatap ponselnya demi memilih-milih menu di layar, sebelah tangan membuka kulkas dan mencomot donat di dalam box. Ia duduk di balik meja makannya sambil menimang-nimang menu apa yang berikutnya ia kirimkan pada Alicia.

Sejenak Ricky dilanda bingung. Ia tidak punya ide menu makanan untuk Alicia. Terutama, yang tidak membuat mual. Kalau bakmi Jawa mual nggak ya? Ricky memaksa kepalanya yang masih terasa berat untuk berpikir sejenak.

Ricky tidak punya ide dan memutuskan  iseng mengecek status WA deretan kontaknya demi mengalihkan pening. Ia melihat status Agni, sepupunya di Surabaya yang sedang menyantap rujak manis.

Bener! Rujak! Kirim ke kantornya aja. Ricky kembali pada aplikasi delivery food dan segera mencari rujak manis terdekat. Notifikasi pesan dari Radit yang baru saja masuk segera merebut atensinya.

Radit - Laiv
Rick, gue udah cek rekaman CCTV yang lo minta. Ternyata waktu itu beberapa titik CCTV mati selama seminggu, termasuk titik CCTV yang nyorot meja kasir. Jadi di tanggal yang lo minta itu nggak ada rekamannya.

Shit! Ricky mendecih frustasi. Kemarin sebelum naik ke atas panggung, ia memang sempat meminta rekaman CCTV kepada Radit untuk membuktikan bahwa malam itu ia memang bersama Alicia. Ia terlambat menyadari bahwa ada CCTV yang menyorot ke arah meja kasir. Tentu pada saat ia membayar akan terlihat siapa wanita yang sedang bersamanya di malam itu. Apa daya, rekaman CCTV itu tidak ada.

Ricky segera menelpon Radit. Bagaimana pun caranya, Ricky berharap ia menemukan bukti yang menunjukkan bahwa malam itu ia bersama Alicia di Laiv.

"Ya halo?" jawab suara di seberang.

"Nggak ada sama sekali ya Dit?" Ricky langsung menuju inti pembicaraan.

"Iya Rick. Di tanggal itu CCTV yang nyorot meja kasir, pintu masuk, sama parkiran mati."

"Ruang tengah tempat pengunjung nggak ada ya?"

"Nggak ada Rick. Sama Pak Bos CCTV cuma dipasang di tempat yang menurut dia krusial, soalnya semakin banyak titik CCTV, semakin ngabisin memori di hardisk. Dulu ada tapi udah dicabut."

"Ck, aduh gimana yaaa? Yah padahal gue butuh rekaman CCTV itu." Ricky menggerutu kecil.     

"Emang tuh cewek siapa sih Rick? Lo kok kayak penasaran banget?"

"Ada deh, penting pokoknya. Eh kalo gue minta rekaman CCTV di hotel depan, dikasih nggak ya?"

"Ya ampun Rick, lo ngejar cewek sampe segitunya. Ya gue nggak tahu sih ya, coba aja lo tanya. Tapi setahu gue, biasanya hotel nggak mau ngasih kalo alasannya nggak jelas gitu. Gue pernah kerja di hotel dan di hotel tempat gue kerja, rekaman CCTV itu nggak bisa dibuka sembarangan kecuali ada alasan yang jelas. Kalo ada komplain misalnya."

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang