Bab 13

1.8K 175 20
                                    

Sebenarnya, Ricky kurang menyetujui ide Lusy saat membawanya ke rumah wanita itu untuk diperkenalkan kepada anak-anaknya.

Untuk apa?

Akan tetapi, Lusy saat itu begitu antusias bahkan sampai menyewa chef pribadi untuk makan siang bersama. Tentu saja ia tidak berani menolak permintaan Lusy. Jadi hari itu ia datang bersama Lusy dan mendapatkan sambutan dingin dari Florence dan Dylan.

Florence anak yang tertua, merupakan gadis remaja berusia tiga belas tahun. Sementara Dylan anak laki-laki yang lebih kecil, berusia sembilan tahun. Dylan terlihat lebih banyak menurut dan meniru Florence. Jadi jika Florence bersikap dingin dan tidak bersahabat, maka Dylan akan melakukan hal yang sama.

"Kenalin, ini temen Mama. Namanya Ricky. Panggilnya Mas Ricky ya." Siang itu begitu mereka tiba, Lusy memanggil anak-anak mereka untuk menemuinya di ruang tamu. Belum hilang rasa herannya saat melihat rumah semegah istana, ia langung berhadapan dengan anak-anak Lusy yang menatapnya dengan ekspresi bingung. Setelah beberapa saat, Florence atau yang biasa dipanggil Flo, tampaknya sudah bisa mencium hubungan khusus di antara mereka. Selama makan siang bersama, gadis itu menatap sengit wajahnya.

"Mas Ricky kenal di mana sama Mama?" tanya Florence saat itu.

"Mas Ricky ini pemain band. Biasa ngisi acara di kantor Mama, sama di acara temen-temen Mama." Lusy langsung menjawab pertanyaan Florence di saat ia baru saja akan membuka bibir. Tentu saja Lusy sudah mengantisipasi pertanyaan Florence. Sebenarnya mereka sudah mempersiapkan jawaban atas pertanyaan Florence. Tetapi entah mengapa Lusy memutuskan menjawab sendiri pertanyaan anaknya. "Mas Ricky pinter main piano lho. Kalian ganti guru les piano mau? Sama Mas Ricky aja."

Ricky tentu saja terkejut atas keputusan sepihak Lusy. Mereka saling menatap dengan kikuk.

"Nggak usah Ma. Flo udah cocok sama Miss Tania," tolak Florence sambil melirik dingin ke arahnya.

Tentu saja situasi saat itu sangat canggung. Ia tidak tahu harus berbuat apa sehingga Lusy yang lebih banyak mendominasi pembicaraan. Sepertinya Lusy ingin Florence dan Dylan bisa menerima kehadirannya. Jujur sikap Lusy membuat Ricky diam-diam menyimpan cemas.

Lusy seperti ingin membuatnya semakin terikat. Sikap Lusy akhir-akhir ini membuat Ricky merasa tidak nyaman. Dimulai dari memperkenalkan anak-anaknya. Tidak berhennti sampai si situ, Lusy juga terkadang menyuruhnya menjemput Florence dan Dylan. Ricky sebenarnya luar biasa muak saat harus melakukannya. Ia merasa tidak harus dekat dengan anak-anak Lusy yang selalu menunjukkan sikap permusuhan.

Ricky yakin kedua anak itu tidak menyukainya. Ricky sebenarnya tidak peduli dan tidak mau berurusan dengan mereka, tetapi ia takut membuat Lusy kecewa. Beberapa waktu kemudian, Lusy tiba-tiba memberi hadiah Jeep Compass seharga enam ratus jutaan dengan BPKB atas namanya. Tenyata masih belum berhenti, Lusy juga memberinya hadiah berupa deposito senilai 2,5 M.

Rasanya tidak mungkin Lusy benar-benar tulus. Ricky yakin wanita itu sedang berusaha mengikat dirinya. Semua hadiah-hadiah dengan nominal fantastis itu tentu saja membuat Ricky takut. Ia tentu saja pernah menerima hadiah dari tante-tantenya terdahulu, tetapi tidak bernilai fantastis seperti yang diberikan Lusy.

Ricky rasa, sebaiknya ia tidak memperpanjang kontraknya dengan Lusy. Sudah lewat satu bulan sejak pembaharuan kontrak. Ricky hanya berniat menyelesaikan sisa bulan berjalan berikutnya setelah itu ia akan mengakhiri kontraknya dengan Lusy.

Malam itu sepulang dari studio, Ricky mampir mengunjungi toko kue. Ia berniat membelikan Alicia makanan ringan. Dari grup keluarga, ia mengetahui bahwa Agni, sepupunya yang sedang hamil muda sering mengalami morning sickness dan mual-mual. Sepupunya itu menjadi sensitif terhadap aroma makanan, terutama aroma bawang yang menyengat. Agni juga menjadi sensitif terhadap aroma nasi panas.

FOR💋PLAY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang